Part 18

23.9K 1.1K 14
                                    

             🌸HAPPY READING 🌸

Aldrich yang tengah duduk menikmati makan malamnya bersama Ellena harus terganggu dengan bunyi dering ponselnya yang menandakan ada panggilan masuk.

Aldrich langsung meraih ponselnya di atas meja makan dan mengangkatnya.

"Sir, jet pribadi yang akan mengantar anda ke madrid sudah siap" ucap suara dari seberang sana yang tak lain adalah Kevin, sekretaris sekaligus tangan kanan Aldrich.

"Jemput aku setengah jam lagi" sahut Aldrich.

"Baik, sir" ucap Kevin lagi.

Aldrich langsung mematikan sambungan telephonenya.

"Sudah selesai makannya?" tanya Aldrich sambil melirik piring Ellena yang sudah tidak ada lagi makanannya.

"Sudah" jawab Ellena.

"Kita ke kamar sekarang" ajak Aldrich sambil memberi instruksi pada Ellena lewat gerakan kepala, agar gadis itu berdiri dari duduknya.

Aldrich menggandeng tangan Ellena dan membawa gadis itu ke kamarnya.

Di dalam kamarnya, Aldrich langsung mendudukan Ellena di pinggir ranjang.

"Selama aku tidak ada di mansion, jadilah gadis baik-baik hm" peringat Aldrich.

"Hm" deheman Ellena membuat Aldrich sedikit kesal dan menarik bahu gadis itu agar menatap matanya.

"Jangan menjawabku hm, itu sangat tidak meyakinkan" ucap Aldrich dengan tatapan tajamnya.

"Iya, aku akan menjadi gadis baik untukmu" Ellena menampilkan senyum manisnya.

"Good girl" Aldrich mengacak rambut Ellena.

"Sekarang bantu aku bersiap-siap" ucap Aldrich yang langsung menarik tangan Ellena menuju walk in closetnya.

Ellena melepaskan tangannya dari genggaman Aldrich dan mulai memilihkan jas, kemeja, celana kain, dan dasi untuk pria itu.

Ellena menjatuhkan pilihannya pada jas berwarna navy dan celana kain senada serta kemeja putih dan untuk dasinya Ellena memilih dasi dengan garis-garis campuran warna navy dan putih.

"Ini, ganti pakaianmu sekarang" Ellena menyerahkan Jas serta yang lainnya pada Aldrich.

"Mau kemana?" tanya Aldrich sambil menahan tangan Ellena yang akan keluar dari walk in closetnya.

"Aku keluar sebentar, kau harus bersiap-siap" jawab Ellena.

"Tetaplah di sini, temani aku bersiap-siap" ucap Aldrich dan langsung menutup pintu walk in closetnya.

"Al, jangan bercanda, aku tidak mungkin tetap di sini saat kau akan berganti pakaian" sahut Ellena dengan kesal.

"Aku tidak bercanda, lagipula aku hanya berganti pakaian, bukan berbuat macam-macam padamu" Aldrich mengerling nakal dan tangannya mulai melepaskan kaosnya.

Ellena yang melihat Aldrich akan membuka celananya langsung menutup matanya membuat Aldrich terkekeh kecil.

Aldrich mulai memakai pakaian yang sudah di pilihkan Ellena, semua terlihat sempurna di tubuhnya.

"Al, sudah selesai?" tanya Ellena yang sudah tidak tahan menutup matanya.

"Buka matamu sekarang" Aldrich memeluk pinggang Ellena dan mendekatkan wajah mereka.

Ellena membuka matanya dengan perlahan dan langsung di suguhkan wajah tampan Aldrich.

"Pilihanmu memang yang terbaik, sweetie" puji Aldrich sambil mengusap pipi Ellena.

Aldrich menarik tengkuk Ellena dan langsung mencium bibir gadis itu.

Ellena membiarkan saja Aldrich menciumnya, toh mereka juga sudah sering melakukannya.

Aldrich dengan berat hati melepaskan ciumannya di bibir Ellena, jika tidak mengingat malam ini dia akan terbang ke madrid untuk perjalanan bisnis, dia akan langsung menyeret Ellena ke tempat tidur dan mencium habis bibir gadis itu.

Mata Ellena yang semula terpejam, kini terbuka dan menatap Aldrich dengan wajah memerahnya.

"Jika kau merasa kesepian di mansion, kau bisa mengajak Jessica dan Karin, hanya mereka berdua, tidak dengan yang lain" Aldrich mengulurkan tangannya dan mengusap sisa saliva di bibir Ellena.

Ellena mengangguk paham, tanpa di beri peringatan pun dia juga tidak akan mengajak orang lain ke mansion pria itu selain Karin dan Jessica.

Aldrich menarik tangan Ellena keluar dari kamar karena Kevin pasti sudah menunggunya di ruang tamu.

"Aku berangkat sekarang, jaga dirimu baik-baik" Aldrich mengecup kening Ellena sebelum berjalan meninggalkan gadis itu dengan Kevin yang berjalan di belakangnya.

Setelah melihat mobil yang di tumpangi Aldrich bergerak meninggalkan mansion, Ellena langsung berjalan ke kamarnya.

Setibanya di dalam kamarnya, Ellena langsung mengambil ponselnya di atas meja nakas, jari lentik gadis itu bergerak mencari kontak Jessica dan saat menemukannya gadis itu langsung memencet tanda panggil.

"Hallo, El" sapa Jessica dari seberang telephone.

"Jess, kau bisa datang ke mansion Aldrich sekarang?" tanya Ellena.

"Bisa, memangnya ada apa?. kau baik-baik saja kan?" tanya Jessica dengan suara yang terdengar panik.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya butuh teman, malam ini Aldrich berangkat ke madrid" jawab Ellena dengan kekehan kecil.

"Oh syukurlah, aku akan ke situ sekarang" ucap Jessica.

"Aku matikan panggilannya sekarang" ucap Jessica lagi dan langsung memutuskan panggilannya.

Ellena keluar dari kamar untuk mencari pak Jemy, supir pribadi Aldrich yang biasa mengantarnya ke kampus.

Ellena yang melihat supir yang di carinya hendak masuk ke mobil langsung memanggilnya.

"Paman Jem" panggil Ellena sekali lagi dan berjalan menghampiri pria setengah baya itu.

"Ada yang bisa saya bantu, nona?" tanya pak Jemy sambil menunduk sopan pada Ellena.

"Paman, aku minta tolong untuk jemput Karin ke rumahnya" jawab Ellena tersenyum tipis.

"Baik nona, kalau begitu saya permisi" ucap pak Jemy dan langsung masuk ke dalam mobil setelah mendapat anggukan dari sang nona.

Setelah mobil itu menghilang dari pandangannya, Ellena berjalan masuk ke dalam mansion untuk menunggu Jessica dan Karin.

***
Jangan lupa di vote dan comment sebanyak-banyaknya tmn2.

THE POSSESSIVE BILLIONAIRE (END) (proses revisi)Where stories live. Discover now