Part 15

29.5K 1.2K 15
                                    

             🌸HAPPY READING🌸

Ellena melihat kembali penampilannya di cermin, dengan mengenakan dress hitam selutut dan make up natural penampilannya malam ini sudah cukup sempurna, Ellena meraih tas tangannya dan berjalan keluar dari kamar, bergegas menghampiri Aldrich yang sudah menunggunya di ruang tamu, pria itu Juga mengenakan tuxedo berwarna hitam, menambah ketampanannya.

"Sudah siap?" tanya Aldrich yang langsung di angguki Ellena.

Aldrich menyerahkan tangannya untuk di genggam Ellena, mereka berdua berjalan keluar dari mansion dan melihat mobil yang sudah terparkir di depan mansion dengan seorang supir yang siap mengantar mereka ke hotel malam ini.

Ellena dan Aldrich masuk ke jok belakang dan mobil yang mereka tumpangi mulai berjalan meninggalkan mansionnya.

Hampir satu jam menempuh perjalanan, mobil yang di tumpangi Aldrich dan Ellena bergerak memasuki area the peninsula hotel.

Dengan memeluk pinggang Ellena, Aldrich menggiring gadis itu menuju ballroom hotel, sepanjang perjalanan mereka menuju ballroom hotel, semua media televisi yang memang sengaja di undang untuk meliput acara pertunangan Ben, salah satu rekan kerja Aldrich, tidak henti-hentinya membidikan blitz kamera itu ke arah Aldrich dan Ellena

***
Dua puluh menit kemudian, acara pertunangan pun di mulai, setelah acara pemasangan cincin selesai, Aldrich langsung merangkul pinggang Ellena dan membawa gadis itu menemui Ben untuk memberinya selamat.

"Selamat atas pertunanganmu Ben" ucap Aldrich sambil menjabat tangan Ben.

"Thanks Aldrich, kau sudah hadir di acara pertunanganku" Ben terkekeh kecil.

"Siapa gadis ini, Al?" tanya Ben beralih menatap Ellena.

"Ellena, calon istriku" jawab Aldrich sambil mengeretkan rangkulannya di pinggang Ellena.

"Oh Hi Ellena, senang bertemu denganmu" ucap Ben tersenyum ramah.

"Senang bertemu dengan Mr.Ben juga" balas Ellena dengan senyuman manisnya.

"Tidak perlu memanggilku dengan Mr, cukup Ben saja" ucap Ben dan Ellena mengangguk mengerti.

"Baiklah, Ben. kami permisi dulu" Aldrich dengan wajah datarnya kembali memeluk pinggang Ellena dengan possessive dan membawanya menjauh dari Ben dan tunangan pria itu.

"Kita pulang sekarang, aku malas berlama-lama di sini" ucap Aldrich.

"Tapi acaranya belum selesai" Ellena menatap Aldrich lama, sebelum mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Biarkan saja acaranya belum selesai, aku ingin pulang sekarang" ucap Aldrich dan langsung menarik tangan Ellena keluar dari hotel.

Saat akan mencapai pintu keluar hotel, Ellena tidak sengaja berpapasan dengan Sean yang baru memasuki hotel.

Sean langsung menghadang jalan Aldrich dan Ellena, membuat Aldrich menggeram tidak suka.

"Minggir" ucap Aldrich menatap Sean dengan tatapan tajamnya.

"Malam, Ellena" sapa Sean tanpa memedulikan ucapan Aldrich.

Ellena hanya membalas sapaan Sean dengan senyumannya.

"AKU BILANG MINGGIR" Dengan penuh emosi Aldrich mendorong tubuh Sean ke belakang hingga membuat pria itu sedikit terhuyung, hampir terjatuh ke belakang.

Aldrich langsung menarik tangan Ellena keluar dari hotel.

"Kau sangat kasar padanya" tegur Ellena sambil memukul kecil lengan Aldrich.

"Biarkan saja, siapa suruh dia menghalangi jalan kita" Aldrich mengangkat bahunya acuh.

***
"Siapa pria tadi?" tanya Aldrich saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Sean, seniorku di kampus" jawab Ellena.

"Jadi dia satu kampus denganmu?" tanya Aldrich dengan nada tidak sukanya.

"Yah, memangnya kenapa?" tanya Ellena bingung, memangnya kenapa kalau dia dan Sean satu kampus, toh mereka berdua juga tidak memiliki hubungan apapun.

"Jangan dekat-dekat sama dia, aku tidak suka" ucap Aldrich dengan ketus.

Aldrich yang tiba-tiba teringat sesuatu langsung menatap Ellena dengan intens, membuat gadis itu sedikit risih.

"Tunggu-tunggu, nama pria tadi Sean dan dia satu kampus denganmu, itu artinya pria itu yang sudah membuat keningmu terluka" Aldrich masih menatap Ellena dengan intens, menunggu jawaban dari gadis itu.

Ellena mengangguk sebagai jawabannya.

"Kenapa aku baru mengingatnya sekarang, jika saja tadi aku teringat, aku akan langsung memberinya pelajaran" ucap Aldrich dengan tangan terkepal menahan emosi.

"Kau sudah berjanji padaku untuk tidak membuat masalah" Ellena menatap Aldrich dengan kesal.

"Tapi dia sudah melukaimu dan membuatku marah" ucap Aldrich.

"Dia tidak sengaja melukaiku, lagipula dia juga sudah meminta maaf" sahut Ellena.

Perdebatan Aldrich dan Ellena tidak luput dari perhatian supir pribadi Aldrich.

Pria setengah baya itu mengulum senyum saat mendengar perdebatan antara tuannya dan kekasih tuannya itu.

***
Alur cerita banyak yang di ubah

MOHON VOTE AND COMENTNYA.

THE POSSESSIVE BILLIONAIRE (END) (proses revisi)Where stories live. Discover now