Part 22

23.5K 1K 15
                                    

Aldrich langsung membaringkan Ellena di atas tempat tidur dan ikut berbaring di samping gadis itu untuk menenangkannya.

"berhentilah menangis, sweetie"ucap Aldrich lembut sambil mengusap punggung Ellena yang bergetar akibat tangisannya.

"tapi aku takut, Al"Ellena merapatkan tubunya pada Aldrich dan memeluk tubuh pria itu.

"aku di sini sayang, kamu jangan takut"Aldrich balas memeluk tubuh Ellena dengan erat, Ellena hanya menganggukan kepala mendengar perkataan Aldrich.

"sekarang kamu tidur, aku akan menemanimu di sini"ucap Aldrich, Ellena menuruti ucapan pria itu dan langsung memejamkan matanya.

"have a nice dream, sweetie"ucap Aldrich dan mencium kening Ellena.

"aku akan membalasmu Sean"batin Aldrich.

Aldrich mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan menghubungi tangan kanannya, Nick.

"Hallo, Nick"sapa Aldrich.

"Hallo, tuan"balas Nick di sebrang telfon

"carikan aku data-data lengkap Sean yang kuliah di kampus yang sama dengan Ellena"ucap Aldrich tanpa basa-basi kemudian mematikan panggilan tanpa mendengar jawaban Nick.

"let's play the game, Sean"batin Aldrich sambil tersenyum miring.

***
Hari ini Aldrich memutuskan membawa Ellena ke kantornya agar gadis itu tidak kesepian jika tinggal sendiri di mansion, Ellena sempat menolak tapi Aldrich terus memaksanya dan pada akhirnya Ellena menerima ajakan pria itu.

Kini mereka dalam perjalanan menuju ke perusahaan Aldrich.

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di gedung yang berdiri menjulang tinggi itu, Aldrich keluar dari mobil di ikuti Ellena, pria itu langsung menggenggam tangan Ellena dan membawanya masuk ke dalam perusahaannya.

Selama perjalanan mereka menuju ruangan Aldrich, Ellena terus menundukan kepalanya karena karyawan-karyawan Aldrich terus memperhatikannya, mungkin karyawan-karyawan itu merasa heran karena ini pertama kalinya CEO mereka membawa seorang gadis yang terlihat biasa saja di perusahaannya.

"jangan pedulikan mereka"bisik Aldrich Karena melihat Ellena yang terus menundukan kepalanya, sedangkan Ellena yang mendengar ucapan Aldrich langsung mendongakan kepalanya untuk melihat pria itu yang masih terus menggenggam tangannya.

***
Sudah satu jam Ellena berada di dalam ruang kerja Aldrich dan ia merasa sangat bosan karena Aldrich begitu sibuk dengan berkas-berkasnya, jika Ellena tau akan merasa bosan seperti ini dia tidak akan ikut Aldrich ke perusahaan pria itu.

Aldrich yang melihat Ellena tengah melamun langsung menghentikan kegiatannya dan berjalan ke arah sofa yang di duduki gadis itu.

"jangan melamun, sayang"ucap Aldrich dan ikut duduk di samping Ellena.

"apa kau lapar?"tanya Aldrich.

"tidak, aku hanya merasa bosan jika berlama-lama di sini"jawab Ellena dengan suara pelan.

"apa kau ingin jalan-jalan?"tanya Aldrich lagi.

"apa boleh?"bukannya menjawab, Ellena malah balik bertanya.

"tentu saja, sweetie"jawab Aldrich sambil tersenyum tipis.

"kau ingin jalan-jalan kemana, sayang?"tanya Aldrich yang sudah berdiri dari duduknya dan menarik tangan Ellena pelan agar ikut berdiri.

"aku ingin ke taman bunga"jawab Ellena sambil tersenyum manis.

"baiklah, ayo kita ke sana"Aldrich membawa Ellena keluar dari ruangannya, inilah yang di sukai Aldrich dari Ellena karena gadis itu lebih memilih jalan-jalan ketempat-tempat yang menunjukan keindahan alam daripada ke mall untuk berbelanja, sangat berbeda dengan wanita-wanita lain yang pasti lebih memilih untuk jalan-jalan ke mall.

***
Aldrich yang tengah duduk di bangku taman terus tersenyum saat menyaksikan Ellena yang begitu antusias dengan bunga-bunga yang ada di sekitar mereka, Ellena mulai menghampiri bunga-bunga itu dan memetiknya satu persatu.

Beberapa menit kemudian Ellena berjalan menghampiri Aldrich dengan membawa beberapa tangkai bunga yang sudah di petiknya, Aldrich yang melihat Ellena berjalan ke arahnya dengan membawa macam-macam bunga di tangannya langsung tersenyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa menit kemudian Ellena berjalan menghampiri Aldrich dengan membawa beberapa tangkai bunga yang sudah di petiknya, Aldrich yang melihat Ellena berjalan ke arahnya dengan membawa macam-macam bunga di tangannya langsung tersenyum.

"apa kau senang, sweetie?"tanya Aldrich setelah Ellena duduk di sebelahnya.

"sangat, makasih Al"Ellena menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis.

"jangan berterima kasih sayang karena aku akan melakukan apapun yang bisa membuatmu bahagia"Aldrich menatap Ellena dengan tatapan penuh cinta, Ellena yang mendengar ucapan Aldrich langsung tertegun dan merasa jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat dari sebelumnya dan kini Ellena telah menyadari perasaan yang dia miliki untuk Aldrich selama mereka bersama, dia mencintai pria itu tapi untuk saat ini Ellena masih belum berani untuk mengungkapkan perasaannya pada Aldrich.

"sweetie"panggil Aldrich Karena melihat Ellena yang tengah melamun sambil memperhatikannya.

"ya"Ellena langsung mengerjapkan matanya saat tersadar dari lamunanya.

"kenapa kau melamun, sweetie?"tanya Aldrich sambil menyentuh pipi Ellena dan mengusapnya.

"aku tidak apa-apa"jawab Ellena sambil tersenyum.

"baiklah tapi kalau kamu punya masalah segera beritahu aku, oke"ucap Aldrich dan hanya di balas anggukan oleh Ellena.

***
Mohon vote and commentnya teman-teman

THE POSSESSIVE BILLIONAIRE (END) (proses revisi)Where stories live. Discover now