6. Teman Baru

13.8K 978 51
                                    

Aku terdiam mematung tak bergerak sama sekali. Iris biru itu telak sudah menenggelamkanku dalam warnanya yang seperti langit. Aku benar-benar tak percaya ini.

Bagaimana bisa lelaki itu ada di sini?

"Aku menunggumu di sana."

Kalimatnya perpisahannya waktu itu tiba-tiba saja terlintas di pikiranku. Jadi ... apa dia sudah tahu kalau aku akan kemari? Apakah dia sudah tahu kalau aku akan satu asrama dengannya?

Apakah semua ini adalah rencanany-

"Sepertinya kalian saling kenal?"

Aku mengerjap bingung. Apa? Apa? Sebentar, sepertinya otakku butuh revisi sebentar. Ada yang aneh dengan otakku sedari tadi.

"Kamu kenal Elwynn, Allysha?" tanya Rey sekali lagi.

Err ... apa ini?

Apa yang harus kujawab? Mungkin secara kebetulan aku memang bertemu dengannya di gramedia. Tapi waktu itu dia tidak memperkenalkan namanya padaku, kan? Begitupun aku.

Itu adalah sebuah kejadian memalukan yang sempat terjadi. Tidak ada perkenalan, atau basa-basi lainnya. Dia tiba-tiba saja tahu namaku, tapi aku tidak tahu. Kalau begitu, namanya kenal atau tidak?

Tidak, ya?

Aku menatap iris biru langitnya agak lama, kemudian menggeleng pelan. "Tidak," kataku menjeda sebentar, "mungkin?" cicitku.

Tapi aku merasa familiar dengannya. Jadi aku tidak tahu.

"Apa kamu juga, Ris?" tanya Rey pada Rista.

Rista menggeleng pelan. "Tidak."

Apa sih dia? Kenapa lelaki beriris biru yang katanya bernama Elwynn itu terus melihatku begitu, sih? Apa ada yang salah denganku?

"Wynn? Apa kau yang kenal Allysha?" tanya Rey yang masih saja tidak percaya padaku.

Wuaahh ... tatapannya benar-benar dingin sekali. Seperti tidak ada kesan 'ramah' atau 'baik' dalam tatapannya itu. Ke mana lelaki yang kutemui di gramedia itu, heh?

Lelaki yang itu tatapannya sedikit melunak dari ini. Huaa ... jangan menatapku begitu, dong! Aku jadi takut sendiri, nih. Dasar Monster Bermuka Dingin! Aku akan memanggilnya begitu!

Monster Bermuka Dingin itu tiba-tiba langsung berbalik dan masuk ke asrama tanpa menjawab pertanyaan Rey dulu.

Rey menghela nafas. "Hufftt ... selalu saja begitu. Usahakan tidak berbicara dengannya, ya? Pasti tidak akan diacuhkan," kata Rey sambil mendelik ke arahku dan Rista.

"Oh ya, ayo masuk! Kalian yang akan menempati kamar ini, kan?" tanya Rey.

Rista langsung mengangguk. "Iya, kak."

"Eh?"

"Hah?"

Sebentar, sebentar!

Terkejutnya, kok bisa barengan begini? Aku terkejut karena Rista tadi memanggilnya apa? Kak? Memangnya dia kakak kelas kita?

Lalu si Rey ini terkejut kenapa?

Rey tampak menggaruk belakang lehernya. "Eum ... Rista tahu, ya aku kakak kelasmu?" Rista mengangguk kecil sambil tersenyum.

Demi apa aku hanya bisa ternganga dengan semua ini? Maksudku, Rista 'kan tadi belum tahu kalau kak Rey ini kakak kelas. Tapi dia tahu dari mana kalau kak Rey ini kakak kelas?

Ventiones Academy [REVISI]Where stories live. Discover now