7. Kekuatan Baru

12.5K 904 20
                                    

Tok ... tok ... tok ....


"Permisi."

Eh? Malam-malam buta begini siapa yang mau bertamu, heh? Ya ampun.

Kulihat kak Rey dengan kesal mulai beranjak dari kursinya. Sepertinya dia berniat membuka pintunya.

"Biar aku saja yang membukanya," kata kak Rey.

Lihat, kan? Aku benar.

Bodohnya, entah dorongan dari mana aku langsung ikut berdiri menghampiri kak Rey. "Tidak perlu, kak. Biar aku saja."

Bodoh sekali aku. Kenapa aku malah mengorbankan diriku seperti ini? Dengan perasaan malas aku membuka knop pintu.

Kini di depanku terlihat seorang pria lebih tinggi dariku memakai pakaian berwarna kuning yang rapih. Menurutku itu seperti seragam.

"Ada apa? Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku dengan sopan.

Aku melihat tulisan di seragamnya ini. Ohh, ternyata dia adalah pak pos. Dia mengulurkan tangannya yang memegang dua buah paket sekaligus.

"Ini ada titipan untuk Allysha Dwikels Anderson dengan Elwynn Rodyon," kata Pak Pos tersebut. Aku memanggilnya seperti itu saja.

Aku mengangguk dan mengulurkan tanganku untuk mengambil paket itu sambil tersenyum sopan.

"Baiklah, terima kasih," kataku.

Pak Pos mengangguk. "Saya permisi, maaf mengganggu." Pak Pos mulai beranjak pergi.

Aku masih diam di sini menunggu Pak Pos menjauh. Kemudian memegang knop pintu dan menutupnya.

"Ada siapa?" tanya Rista ketika aku kembali masuk.

"Eh, itu apaan?" tanya kak Rey dengan antusias lalu menghampiriku dan terus memperhatikan ke arah paket ini.

Aku berjalan risih menjauhi kak Rey. Dia terus saja memegang dan meraba-raba paket ini. Padahal paketnya bukan untuknya.

"Tadi ada Pak Pos datang, kak. Dia memberikan paket ini untukku dan si Monst— eh maksudnya kak Elwynn."

Semoga dia tidak mendengar apa pun. Tamatlah riwayatku jika dia mendengarnya.

Kulihat Monster Bermuka Dingin itu hanya berdeham kemudian berjalan menghampiriku dan langsung mengambil paket miliknya yang berada di tanganku.

Setelah itu dia pergi begitu saja ke kamarnya tanpa mengucapkan 'terima kasih' atau kalimat basa-basi lainnya. Aku di sini hanya bisa ternganga atas tindakan 'tidak sopan' itu.

"Anak tidak tahu adab!" gerutuku.  

"Sudah malam. Ayo tidur! Aku tidur duluan, ya. Selamat malam." Kak Rey lalu berjalan menuju kamarnya.

"Iya, kak. Selamat malam juga," balas Rista. Benar-benar sudah dipelet.

"Ris, ke kamarku dulu, yuk? Aku masih belum ingin tidur," ajakku.

"Oke."

Aku membuka knop pintu kamarku. Rista berdiri di belakangku mengikutiku masuk ke dalam kamar.

Ketika masuk, aku langsung meletakkan kotaknya di atas meja dan segera berbaring di kasurku yang nyaman. Lelah sekali. Rasanya seperti sudah bertahun-tahun tidak tiduran di kasur.

"Sudah berapa abad tidak dipertemukan dengan kasur?" sindir Rista.

Aku berdecak kesal. "Kalau iri tuh bilang!" Aku terduduk di kasurku dan menatap Rista dengan jengkel.

Ventiones Academy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang