11. Kembaran?

11.1K 766 42
                                    

Aku menatap ke depan dengan melotot terkejut. Mulutku terbuka lebar-lebar. Aku tidak peduli dengan ekspresi wajahku yang tidak terkondisikan. Tapi kejadian ini yang justru lebih tidak terkondisikan!


"Senang bertemu denganmu, Allysha."

Aku menutup mulutku tak percaya. Bagaimana bisa?

"Perkenalkan aku adalah Allysha Dwikels Anderson."

****

Di-dia ... benar-benar seorang bidadari! Ah tidak, dia seorang dewi! Tapi kupikir menyebutnya malaikat lebih bagus. Err- entah apa pun itu, intinya dia benar-benar sangat anggun dan menawan.

Rambut hijau kebiruan yang berkilau itu berterbangan dengan ringan seolah ada angin yang menghembuskannya. Mata dengan sorotan tajam penuh mengintimidasi tetapi anggun itu menatapku.

Kedua tangannya disatukan di depan perut. Dia berjalan menghampiriku dengan anggun dan elegan. Gaun hijau kebiruan panjang yang seperti memiliki jubah itu terlihat mewah dan megah.

Jika saja aku melihat sebuah mahkota di atas kepalanya, aku pasti mengiranya seorang petinggi besar. Sayangnya, aku tidak melihat itu. Ujung kedua sisi rambutnya hanya dikepang sederhana dan disatukan di bagian belakang kepala.

Sisanya dibiarkan tergerai beterbangan begitu saja. Bagian atas kepalanya hanya dihiasi mutiara-mutiara yang diletakkan tidak beraturan.

"Aku tidak menyangka kau akan datang ke sini, Allysha."

Ah, dengarkanlah suara lembut yang mengalun bagai mendengar alunan musik itu. Dia memang mirip sepertiku, tapi aku bukan orang seanggun itu.

"Lihatlah," katanya sambil menunjukkan rembulan di atasnya, "apakah bulannya indah?"

Iya, bulannya luar biasa indah, sama sepertimu. Kalian sama-sama berkilau di malam hari seperti ini.

Dia tersenyum senang. "Terima kasih."

Eh?

Padahal aku yakin aku tidak mengatakan apa pun, lho?

"Kau adalah aku, dan aku adalah kau. Kita ini satu, Allysha. Jadi sudah sewajarnya aku tahu."

Luar biasa. Bagaimana bisa aku adalah kau? Aku bahkan tidak memiliki sifat anggun sepertimu.

"Kau akan memilikinya."

Benarkah?

"Tapi bukan sekarang."

Sedih sekali. Aku kecewa.

"Perjalananmu masih panjang, dan tidak seharusnya kita bertemu secepat ini."

Apa maksudmu?

"Kau bahkan baru pertama kali masuk sekolah ini. Bagaimana bisa kita bertemu?"

Kamu berkata begitu seolah aku yang telah memanggilmu. Padahal aku tidak melakukan apa pun.

"Aku tahu."

Gadis di depanku ini tampak melihat ke arah di belakangku- hah! Monster Bermuka Dingin! Bagaimana bisa aku melupakannya!

Ventiones Academy [REVISI]Where stories live. Discover now