Putri Ellina Wersey Victoria
****
Aku memajukan bibirku. Masih kesal dengan kejadian tadi pagi. Aku sudah gagal setelah mencoba ratusan kali. Ya, tidak sampai ratusan, sih. Hampir seratus, deh lebih tepatnya. Tapi itu sama sekali tidak membuahkan hasil apa pun.
Bukunya bahkan tidak bergerak sama sekali. Harusnya paling tidak bukunya bergerak sedikit ke kanan atau kiri. Uh, intinya aku benar-benar kesal.
Berkat kejadian itu, hanya akulah satu-satunya murid yang gagal dalam pelajaran sihir. Padahal yang lain sudah pada bisa melakukannya. Oh, aku jadi merasa paling buruk sekarang.
Tiba-tiba Rista mengelus bahuku pelan. "Nggak apa-apa kali, Sha. Semua orang juga pernah gagal. Jadi, tenang saja," katanya menenangkanku.
Aku mendengus kesal. Uh, kalau begini jadinya, aku lebih baik pulang ke rumah. Memanjakan diriku dengan menonton televisi.
Tiba-tiba saja ada yang mendorongku dari belakang. Itu membuatku hampir jatuh ke depan kalau tangan Rista tidak dengan sigap memegang tubuhku.
"Ah, maafkan aku," kata gadis itu sambil membungkuk. "Aku tidak sengaja menabrakmu, sungguh!" lanjutnya.
Aku melihat banyak murid yang berlarian menuju arah di depanku. Mereka terlihat bersemangat sekali untuk melihat sesuatu di sana. Sebenarnya ada apa di sana?
"Kenapa kelihatannya kamu terburu-buru? Ada apa?" tanya Rista mewakili pertanyaanku.
"Kamu tidak tahu?" sahut gadis yang tiba-tiba saja datang kemari.
"Elwynn! Dia sedang melawan Reyhan. Mereka berdua sama-sama tampan dan kuat, itu membuat yang lain heboh ingin melihat siapa yang menang," jelasnya.
Bumm ....
"Kyaaa!"
"Aaaa!"
"Huaaaa!"
Suara apa itu?
"Pasti ada salah satu yang terjatuh!" kata gadis yang tadi menabrakku dengan yakin.
"Serius? Siapa itu? Ayo lihat!" kata gadis yang lain.
Kami cepat-cepat berlari ikut bergabung dalam kumpulan orang-orang itu. Karena kami datang paling terakhir, jadi kami berdiri di posisi paling belakang.
Rista terus saja melompat-lompat sambil memegang bahuku karena ingin melihat. "Aku tidak bisa melihatnya! Mereka semua tinggi sekali," keluh Rista.
"Hei," bisik gadis yang tadi menabrakku. "Kita menyempil saja agar bisa ke depan," lanjutnya.
"Ah, ide bagus!" bisik gadis satunya.
"Ayo, cepat!" Gadis yang tadi menabrakku langsung menarik tanganku begitu saja. Menyelinap di antara kerumunan orang-orang ini.
Sebenarnya aku nggak begitu penasaran dengan duet ini. Tapi aku lebih penasaran, mereka duet dengan menggunakan apa? Sihir? Kekuatan? Kalau iya, ini akan menjadi pertama kalinya untukku melihat orang berduet salah satu dari keduanya.
Bumm ....
Wah, hebat sekali.
Mereka saling menyerang satu sama lain dengan menggunakan ... apa itu? Ah, sihir! Aku melihat mereka sama-sama membawa tongkat, jadi itu sihir, kan?
Wah, mereka bertarung layaknya sedang berpedang. Gerakannya bahkan cepat sekali. Terutama kak Rey yang terus saja menghindari serangan brutal Monster Bermuka Dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ventiones Academy [REVISI]
FantasyAku hanya seorang gadis berumur tiga belas tahun yang biasa saja. Aku ini sama seperti yang lain. Jadi tidak ada yang istimewa dari diriku. Sampai .... "Selamat, Anda diterima di Ventiones Academy." Aku tak pernah mendengar ada academy semacam it...