23. Pelatihan

5.3K 421 13
                                    

Sudah revisi

****

Author pov

"Wuahhhh ... it is amazing."

Ohooo ... sungguh, ini benar-benar menakjubkan sekali. Aku bahkan sampai ternganga melihatnya. Aku seperti tidak percaya bahwa aku bisa melakukan ini, sungguh.

Lihat, air yang berwujud naga, api yang berwujud singa, bunga-bunga yang bermekaran di sekitarnya disertai dengan warnanya yang begitu indah, langit yang memancarkan warna biru mudanya yang indah. Sungguh pemandangan yang amat memukau.

"Bagus sekali, Allysha. Kekuatanmu ternyata berkembang dengan sangat pesat."

Aku menautkan alisku. "Kekuatan ... maksudmu?"

"Iya, kekuatan. Semua pemandangan ini berkat kekuatanmu. Singa yang terbuat dari api ini berkat elemen apimu, begitu juga dengan naga ini. Bunga bermekaran ini berkat kekuatan flowers-mu, langit biru ini berkat kekuatan light-mu."

Aku melotot terkejut. Bagaimana mungkin seluruh perwujudan makhluk-makhluk ini adalah kekuatanku? Itu sangatlah tidak logis. Dia pikir aku akan mempercayainya?

Oho, tidak semudah itu.

"Kuharap kau tidak memiliki niat untuk mencoba membohongiku," ucapku.

"Uh? Berbohong?" Ia tertawa.

"Coba katakan, apa manfaat aku membohongimu?"

Aku terdiam. Iya juga, sih. Apa manfaat dia membohongiku? Tidak ada, kan? Ia sendiri adalah kekuatanku, termasuk bagian dalam diriku. Jadi, untuk apa dia berbohong padaku?

"Tapi, Rista tidak begitu. Dia hanya memiliki kekuatan teleportasi, api, dan air. Lalu, kenapa kekuatanku banyak sekali? Kan Rista yang menjadi Putri Ellinanya. Kenapa kekuatannya hanya sedikit?" tanyaku bertubi-tubi.

"Itu hanya kekuatan dasarnya saja, Allysha. Rista memang menjadi Putri Ellinanya. Tetapi, seorang putri bukan berarti harus memiliki kekuatan yang banyak agar disebut sebagai putri. Seorang putri disebut putri itu karena dia mampu memimpin rakyatnya dengan benar ketika menggantikan posisi Sang Ratu. Dalam hal ini, Rista yang paling ahli dibandingkan dengan dirimu."

Uh?

Bisa ucapkan sekali lagi? Sepertinya pendengaranku salah tangkap intonasi itu. Dia mengatakannya seperti sedang meremehkanku.

Jahat sekali. Dia pikir mengendalikan kekuatan itu semudah membalikkan telapak tangan, apa? Enak saja!

"Rista ahli dalam melindungi. Sedangkan kau ahli dalam kekuatannya. Oleh sebab itu kalian seharusnya bersatu untuk salong melegkapi. Kau memiliki kekuatan, Rista yang mengendalikan. Setara, bukan? Oh iya, kau memang tidak ahli sama sekali dalam hal mengendalikan kekuatan. Benar-benar payah! Punya kekuatan tapi tidak dapat mengendalikan? Yang benar saja!"

Baiklah, kalau sudah seperti ini pelecehan namanya. Pelecehan nama baik. Ternyata dia dan si Tuan Berantakan tidak memiliki perbedaan sama sekali. Sama-sama senang sekali membuatku kesal.

"Hello! Bagaimana denganmu? Kau sendiri bisa mengendalikannya?" tanyaku sambil menggerakkan kepalaku ke kanan dan ke kiri lalu tangannya yang diangkat sebahu dengan posisi seperti meminta.

Mengerti tidak? Kalau tidak, tak apa. Aku tak memaksa kalian untuk mengerti, kok.

Kulihat ia menyengir lebar. Kenapa dia cengar-cengir seperti itu, huh? Terlihat seperti sedang menyeringai, tahu!

Ventiones Academy [REVISI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon