Bab 4

126 13 8
                                    

Sore pun tiba, tak terasa pengajian sudah selesai. Annisa' menggunakan gamis bewarna pink hitam dengan khimar senada berjalan menuju motor maticnya sedangkan Bunda Gita, bundanya Annisa' sudah pulang bersama Bu Rima tetangganya.

Annisa' menstarter  motornya, namun motornya tak kunjung menyala. Annisa' tak berputus asa, ia coba lagi namun tak kunjung menyala juga.

"Assalamualaikum ya ukhti" sapa seseorang dari belakang Annisa'

"Wa'alaikumsalam ya akhi" balas Annisa' ketika melihat orang itu mengenakan sarung.

"Motornya kenapa??"

"Ini tadi saya coba menstarter  namun tak kunjung berhasil." jawab Annisa' seraya mendongakkan wajahya. Betapa terkejutnya Annisa' ternyata orang yang menyapanya adalah Imam, teman semejanya.

"Eh lmam." kata Annisa' menundukkan pandangannya.

"Masya Allah. Imam tampan sekali. Wajahnya terlihat berseri-seri" batin Annisa'.

"Astagfirullah hal adzim. Apa yang aku pikirkan." batin Annisa' merutuk dirinya sendiri.

"Eh kamu Nis,, sini biar aku coba nyalain." Kata Imam seraya mencoba menstarter  motor Annisa'.

Tak lama kemudian Imam berhasil menyalakan motor Annisa'.

"Imam." sapa seseorang mendekati Imam dan Annisa' yang tak lain adalah Ustaz Ahmad Taufik Al-Fath, abi Imam.

"Ya udah Nis, aku harus segera pulang. Assalamualaikum." kata Imam berjalan meninggalkan Annisa'.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

***

Tak terasa sudah tiga bulan lamanya Annisa' bersekolah di SMA Bhinneka. Pagi ini Annisa' tampak semangat berangkat ke sekolah.

"Ayah, bunda. Annisa' berangkat sekolah dulu ya. Assalamualaikum." ucap Annisa' mencium tangan ayah dan bundanya bergantian.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Hati-hati ya Nis."

"Siap bunda."

20 menit kemudian Annisa' tiba di kelasnya. Annisa' segera berjalan menuju mejanya.

"Eh Annisa' udah dateng." kata Resya.

"Hehe iya Res, ada apa?"

"Nggak apa sih. Oh ya, menurut kamu gimana UTS kemarin?"

"Ya seperti ujian biasanya. Semoga hasilnya memuaskan. Oh ya, kalian udah persiapan buat kemah besok?" tanya Annisa'

"Udah, kurang beli makanan ringan aja." jawab Resya datar.

"Kalian nggak suka kemah ya??" tanya Annisa' hati hati.

"Jujur ya Nis, sebenarnya aku malas ikut kegiatan seperti itu. Pasti nanti panasan, masak sendiri, tidur di tenda, apalagi keluar masuk hutan dan aku nggak suka semuanya tentang kemah. Andaikan nggak wajib, aku nggak akan ikut acara kemah besok. Huaa" kata Naira panjang lebar.

"Ooh gitu. Kalau kamu Res?" tanya Annisa'

"Sama kaya Naira. Tapi aku suka api unggun." jawab Resya melihatkan deretan gigi putihnya.

"Eh, Bu Sari udah masuk tuh." kata Naira mengakhiri percakapan kami bertiga.

Tak terasa waktu berjalan begitu singkat. Kini Annisa' sudah selesai sholat dhuhur berjama'ah di mushola sekolahnya.

"Nis, aku sama Resya mau ke toilet. Kita duluan ya." kata Naira melihat Annisa' masih memakai sepatu.

"Eh iya, kalian duluan aja. Aku juga mau ke perpus."

Setelah selesai memakai sepatu Annisa' menuju perpustakaan sendiri, ia akan meminjam novel untuk membuat laporan membaca.

Annisa' mengambil satu novel yang berhasil membuatnya penasaran, Cinta Beda Agama  judul yang dapat Annisa' baca dari samping ketika sampai di rak novel perpustakaan.

Saat Annisa' menyentuh novel itu ternyata di sisi lain ada seseorang yang menarik novel itu. Sehingga membuat Annisa' mengurungkan niatnya.

"Eh lo Annisa' ya?" tanya seseorang yang berhasil mengambil novel incaran Annisa'.

"Iya. Kamu temennya Imam ya?"

"Iya,, gue kan sering ke kelas lo. Main sama Imam. Makanya gue tahu nama lo, Nis." jelasnya.

"Tapi aku nggak tahu nama kamu. Hehe."

"Gue Reza anak IPA1."

"Seseorang yang menyukai mu sejak awal bertemu dan seseorang yang mencintai mu dalam diam. Semoga suatu saat nanti aku bisa menyatakan perasaan ku ini pada mu, Nis" tambah Reza dalam hati.

"Ohh, kamu anak basket juga kan?" tanya Annisa' membuat Reza senang karena merasa diperhatikan.

"Iyalah, masak lo nggak ngenalin wajah tampan dan famous  gue sih, Wkwk" gurau Reza.

"Iya iya, tahu kok. Mastiin aja." jawab Annisa' jujur.

"Oh ya, lo mau pinjem novel ini kan? Nih lo aja yang pinjem." kata Reza seraya menyerahkan novel ditangannya.

"Iya sih, tapi kamu duluan yang nemuin. Jadi, buat kamu aja"

"Nggak papa buat lo aja Nis, nih." desak Reza.

"Ya udah, makasih ya Za." kata Annisa' menerima novel dari tangan Reza.

"Ya udah gue duluan. Udah mau bel masuk. Bye Annisa'." ucapnya seraya sedikit berlari dan tanpa Reza sadari ia menabrak kursi baca di perpus.

Mungkin kaki Reza sakit namun ia masih menyempatkan diri untuk menatap ke belakang menatap Annisa'. Sedetik kemudian Reza berlari untuk menyembunyikan rasa sakit dan malunya, sekaligus untuk menetralkan detak jantungnya yang bekerja lebih cepat dari biasanya.

"Temennya Imam ada yang spesies kaya gitu juga ya?? Lucu juga." gumam Annisa' sembari tertawa kecil.






__________________________________
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Annisa' datang lagi,, kalian suka nggak??

Syukron udah baca. Jangan lupa kasih vote dengan cara sentuh / klik bintang di pojok kiri bawah. OK??😁😁

Cha_cha5🍃

Annisa'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang