Bab 25

44 3 0
                                    

Kegiatan KBM sudah dimulai sekitar 2 jam yang lalu. Sejak dimulainya KBM, Annisa' gelisah dan tidak fokus pada pembelajaran. Ia memikirkan apa yang harus ia ucapkan pada Awan.

"Kamu kenapa, Nis? Daritadi kok kayaknya gelisah gitu. Kamu sakit?" tanya Alexa menyadari kegelisahan kawan sebangkunya itu.

"N.. Nggak kok Xa. Aku baik-baik aja."

"Beneran? Kalau sakit Aku antar ke UKS."

"Bener."

"Baik anak-anak sekarang kerjakan buku paket halaman 74 nomor 1,3,4, dan 5. Yang piket, tolong waktu istirahat kumpulkan ke meja saya. Ibu izin cukupkan pembelajaran matematika hari ini karena anak Ibu sedang sakit. Kurang lebihnya Saya minta maaf. Wassalamu'alikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Baik, Bu. Terima kasih, Bu. Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Annisa' dan Alexa mengerjakan apa yang ditugaskan oleh gurunya. Disela-sela mengerjakan tugasnya, Alexa bersin.

"Hikchuuuuu..." (Anggap aja itu suara bersin ya. Wkwk)

Annisa' menoleh pada Alexa, "Em, lain kali kalau bersin ucap Alhamdulillah ya."

"Kenapa memangnya?"

"Jadi saat kita bersin, seluruh organ tubuh kita berhenti bekerja seolah mati tapi itu hanya beberapa detik. Kalau kita bersin sebentar, kan? Nah itu, dalam islam disunnahkan mengucap Alhamdulillah bagi yang bersin lalu bagi mereka yang mendengar menjawab Yarkhamukallah. Yang bersin tadi, mengucap YahdikumullahWa Yushlih Balakum. Seperti itu."

"Ooh. Maaf nggak tahu."

"Nggak papa. Tapi sekarang udah tahu, kan?"

"Iya. Makasih ya."

"Sama-sama"

o0o

Waktu istirahat kini telah tiba, Annisa' dan Alexa yang kebetulan piket hari ini pun beranjak mengumpulkan tugas ke Ruang Guru.

"Ayo Nis!"

"Bentar Xa, dihitung dulu. Siapa tahu ada yang belum ngumpulin."

"Oh iya. Di Aku ada 15. Di kamu berapa?"

"Baru 14. Kurang 1. Bentar ya."

"Teman-teman, bukunya kurang satu. Yang belum ngumpulin siapa ya?"

Awan maju dan menyerahkan bukunya pada Annisa, "Aku. Setelah dari Ruang Guru ke taman belakang. Jangan lari dari masalah, Ay. Aku tunggu."

Annisa' belum sempat memberi jawaban Awan sudah terlebih dahulu berjalan ke luar kelas.

"Ada apa, Nis?"

"Nanti Aku ceritain. Oh ya, Aku ke Naira sama Resya dulu ya, biar mereka ke kantin dulu nggak nungguin kita."

"Okay, gih ke sana."

"Nai, Res, kalian ke kantin duluan aja. Aku sama Resya mau ke Ruang Guru nggak usah ditungguin. Nanti kalau masih ada waktu Aku susul."

"Ooh gitu. Ya udah deh."

"Iya. Aku ke Ruang Guru dulu ya."

Annisa' dan Alexa berjalan menuju Ruang Guru dan meletakkan buku satu kelasnya di meja Bu Devi, guru matematikanya. Lalu ke luar dan menuju taman belakang.

"Xa, temenin ke taman belakang, yuk!"

"Mau ngapain emang?"

"Aku mau selesaiin masalahku sama Awan. Temenin ya."

"Ooh itu. Okay."

Annisa' dan Alexa kini sampai di taman dan hanya melihat Awan sendiri di sana. Taman belakang memang jarang ada orang apalagi kalau jam istirahat karena banyak murid lebih memilih menghabiskan waktunya untuk makan di kantin.

"Assalamu'alikum, Wan," ucap Annisa' seakan menyadarkan Awan yang tengah melamun.

"Wa'alaikumsalam. Jadi gimana? Masih nggak mau jujur?" tuturnya to the point.

Terlihat Annisa' menghembuskan napasnya, "Sebelumnya Aku minta maaf sama kamu. Iya. Aku Aya, sahabat kamu."

"Kenapa kamu sembuyiin ini dari aku, Ay?" tanya Awan dingin.

"Awalnya Aku nggak berniat sembuyiin hal ini. Aku kira kamu sudah lupa dan tak mengenaliku karena penampilanku sekarang berbeda dengan yang dulu."

"Kamu pikir, kita kenal sehari dua hari? Kita udah sama-sama sejak kecil Ay, kita udah sama-sama sejak balita. Dan kenapa kamu nggak cerita tentang ancaman Arga? Kenapa kamu nggak jujur sama Aku?"

"Maafin Aku, Awan. Tapi saat itu kamu udah salah sangka dulu dan nggak mau dengerin penjelasan Aku. Bunda dan Ayah dah pulang dari luar waktu itu. Akhirnya Aku milih pergi dan tinggal bersama mereka."

"Kenapa kamu nggak coba hubungi Aku di medsos? Bahkan kamu malah blokir semua akunku."

"Aku pikir itu adalah jalan terbaik. Membuka lembaran baru tanpa perlu mengingat masa lalu."

"Baiklah. Apapun alasan kamu, Aku nggak peduli. Aku nggak bisa benci sama kamu, Ay. Aku juga minta maaf atas perlakukanku. Aku harap setelah ini, kamu jangan menghindar lagi dari Aku dan jangan pernah bersikap seolah-oleh kita orang asing. Dan ingat, kamu harus selalu jujur sama Aku."

"Aku nggak bisa janji. Tapi Aku akan usahain."

"Hm. Ini dimakan. Bel masuk udah mau bunyi, Aku duluan," ujar Awan sambil menyerahkan dua roti isi coklat dan dua susu kotak kesukaanku. Dia mengusap puncak kepala Annisa' yang tertutup hijab lalu pergi.

"Ciye yang udah baikan. Si Awan posesif juga ya sama kamu," goda Alexa yang sejak tadi hanya diam melihat Annisa' dan Awan menyelesaikan masalahnya.

"Akhirnya bebanku berkurang. Nih buat kamu," kata Annisa' menyerahkan satu roti dan sekotak susu kepada Alexa.

"Thakns Ayaaaaaaaaa," teriak Alexa lalu berlari meninggalkanku sendiri di taman. Sedangkan Annisa' hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman sebangkunya itu.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda : “Apabila salah seorang di antara kamu sekalian bersin maka hendaklah ia mengucapkan : “ALHAMDULILLAAH” (Segala puji bagi Allah) dan hendaklah saudara atau kawannya mengucapkan : “YARHAMUKALLAAH” (Semoga Allah mengasihi kamu) , Apabila ada seorang yang mengucapkan : “YARHAMUKALLAAH” maka hendaklah orang yang bersin mengucapkan : “YAHDIKUMULLAAH WA YUSHLIH BAALAKUM” (Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan semoga Allah selalu menunjukkan kebaikan kepada hatimu.)” (H.R Bukhari)

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Assalamu'alikum. Akhirnya update lagi. Huhu...
Btw, jaga kebersihan dan  kesehatan ya semua. Jangan pergi-pergi kalau nggak penting.
Mending di kamar baca "Annisa" sambil vote dan comment. Hehe.
Semoga kita terhindar dari covid 19 dan untuk mereka yang terkena, semoga diberi kesembuhan dan bisa beraktivitas seperti biasanya lagi. Aamiin.

Annisa'Where stories live. Discover now