Bab 24

38 3 0
                                    

Assalamu'alikum semuaaa
Akhirnya bisa update juga.
Hehe

---

Kajian pun telah selesai. Annisa' dan teman-temannya bersiap siap untuk pulang namun ketika di tempat parkiri tak sengaja bertemu dengan Ustadzah Zahra.

"Assalamu'alikum Ustadzah. Udah mau pulang?" tanya Annisa' ramah.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Iya. Sepertinya kita pernah bertemu?"

"Em... Benarkah Ustadzah?"

"Kita bertemu di Toko Cahaya Hidayah. Kamu Annisa' kan?"

"Masyaa Allah. Jadi, Ustadzah itu Kak Zahra yang nolongin Alexa ya?"

"Iya."

"Assalamu'alikum," sapa seorang laki-laki mendekati gerombolan Annisa' dan Zahra.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Ini adik ana. Namanya Imam."

"Kami sudah saling kenal, Ustadzah. Kami satu sekolah bahkan satu kelas," jawab Naira.

"Jadi Ustadzah Zahra ini kakaknya imam yang sekolah di Cairo?" tanya Annisa' tak menyangka.

"Na'am. Kok Annisa' tahu?"

"Ini Annisa' temennya Imam yang pernah chat Kakak, eh maksudnya Ustadzah."

"Masyaa Allah. Akhirnya kita bertemu ya Nis."

"Alhamdulillah. Hehe. Setelah beberapa kali Annisa' chat Kakak Ustadzah, Annisa' chat lagi tapi nomor Kakak Ustadzah off. Jadi Annisa' nggak bisa kontakkan lagi."

"Panggil Kakak saja. Afwan ya Annisa', ponsel Kakak hilang di bus waktu itu."

"Astagfirullah. Maaf Annisa' sempat su'udzon sama Kakak."

"Nggak papa. Maaf, kapan-kapan mungkin kita bisa ngobrol sama-sama lagi. Ana izin pamit sudah dijemput Imam. Kalian juga ayo pulang sudah sore."

"Baik Kak."

*****

Ceritanya aku cepetin, Annisa' udah kelas 11. Sejujurnya Aku bingung mau lanjutin kek gimana ceritanya. Jadi Aku bongkar identitasnya Annisa'.

Alunan lagu berjudul "Albi nadak" mengalun indah di telinga Annisa' melalu headset yang ia kenakan. Annisa' berjalan memasuki kelasnya sil bersenandung kecil.

"Yah albi nadak witmannak tib anta wayaya. Yah ba'd esniin shuk wa haniin alaik hina maaya..."

"Suara lo bagus juga, Nis," ucap seseorang duduk menghadap ke bangku Annisa'.

"Eh, Assalamu'alikum Awan. Kenapa?" tanya Annisa' sambil melepas headsetnya.

Annisa' sempat merutuki Awan yang datang sepagi ini. Dan di kelas hanya ada mereka berdua. Membuat Annisa' sedikit canggung. Meskipun Annisa' yakin bahwa Awan tak mengenalinya.

"Suara lo bagus."

"Hehe. Makasih. Dulu waktu SMP sempat ikut padus."

"Dulu SMP mana?"

"Pelangi Jingga."

"Oh ya. Aku permisi, mau piket dulu."

Annisa' beranjak ke depan kelas dan menghapus coretan penuh tinta di papan tulis.

"Aya..."

Deg

Annisa' mendengar panggilan itu. Namun ia tetap melanjutkan kegiatannya menghapus papan tulis. Pura-pura tidak tahu.

Tiba-tiba ada tangan yang menghentikan gerakan menghapusnya. Annisa' menoleh dan mendapati Awan di sampingnya.

"M maaf Awan. Ada apa?" tanya Annisa' berusaha menutupi ketakutannya sambil melepaskan tangannya dari Awan.

"Lo Aya kan? Lo anak GG kan? Gue Awan sahabat lo."

"Maaf Awan, kamu ngomong apa? Aya siapa? GG apa?"

"Lo nggak usah pura-pura Ay. Gue tahu ini Lo. Lo Aya, sahabat yang gue cariin selama ini." Awan tak kuasa menahan tangisnya. Matanya mengeluarkan cairan bening begitu saja. Awan merengkuh badan Annisa'. Annisa' berusaha melepaskannya.

"Akhirnya kita ketemu lagi..." ujarnya lirih

"Awan lepas." ucap Annisa' menahan tangisnya.

Dengan berat hati, Awan melepas pelukannya. Getaran aneh dalam diri Awan semakin ketara.

"Awan, maaf Aku nggak paham dengan apa yang ka--"

"Stop Ay. Jangan berbohong lagi. Kamu tahu bohong itu dosa, tapi kamu tetap melakukannya. Berhenti sembunyiin identitas kamu dari Aku. Aku udah curiga sejak awal Aku masuk kelas ini. Mata lo, tulisan lo, bahkan gelang ini udah cukup untuk jadi bukti kalau lo itu Aya." ucap Awan sambil menggengam telapak tangan Annisa' dan menaikan sedikit lengah baju Annisa'.

Jadi, dulu Annisa' pernah diberi gelang oleh Awan. Gelangnya terbuat dari tali kur bewarna biru muda dan hijau muda. Awan sendiri yang membuatnya dan mereka menggunakan gelang itu. Mereka bersepakat untuk memakainya sampai kapanpun.

Awalnya, Awan pernah curiga ketika Annisa' memakai gelang yang hanya tali pengaitnya yang kelihatan bewarna hijau muda dan biru muda itu. Ia teringat akan gelang yang ia buat untuk Aya. Talinya terlalu panjang dan belum sempat ia potong, namun Aya yang bawek dan keras kepala ingin segera memakai gelang tersebut.

Awan sudah melupakan fakta jika Annisa' memakai gelang yang hampir sama dengan miliknya. Namun ketika ia melihat Annisa' menghapus coretan di papan tulis bagian atas. Lengan baju Annisa' sedikit turun dan memperlihatkan gelang yang sama persis dengan buatannya. Awan yakin 100% jika Annisa' adalah Aya. Seperti dugaannya selama ini.

"Gelang ini, Aa aku nemu di jalan sekitar satu tahun lalu. Mungkin ini milik sahabat kamu."

Awan hendak bersuara namun ia kalah cepat karena Annisa' bersuara lagi, "sudah Wan. Sudah banyak yang datang dan KBM akan segera dimulai mending kamu kembali di tempat duduk kamu dan Aku akan segera menyelesaikan piketku."

"Okay Ay. Tapi nanti kita harus bicarain semua ini."

















Vote and comment guys 😂
Thanks You.


Annisa'Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora