Bab 8

76 12 3
                                    

Annisa' berjalan menuju kelasnya tiba-tiba ada seseorang berlarian hingga menyenggol bahu Annisa'. Annisa' oleng dan hampir terjatuh untung saja ada seseorang yang menangkap tubuh Annisa' untuk tidak tersentuh tanah. Annisa' refleks memejamkan matanya namun sedetik kemudian membuka matanya dan dilihatnya Reza menopang tubuh Annisa' supaya tidak terjatuh. Tanpa Annisa' dan Reza sadari ada sepasang bola mata yang melihatnya dengan raut wajah kecewa.

Orang itu segera pergi ke toilet terdekat dan menghapus air matanya yang keluar tanpa seizinnya. Melihat kedekatan Annisa' dengan Reza  membuat hatinya sakit. Dia adalah Resya, teman sekelas sekaligus sahabat Annisa'.

Di lain tempat, Annisa' sedikit gugup dengan segera ia menjauh dari Reza.

"Mm makasih Za. Aku permisi dulu. Assalamu'alaikum." Annisa' lantas berjalan menuju kelasnya.

"Apakah Annisa' marah pada ku? Tapikan niat ku baik."  batin Reza

Di Kelas X IPS 1

Annisa' masuk ke kelasnya lantas duduk di bangku miliknya. Naira yang melihat Annisa' sendirian menghampirinya.

"Annisa' kok kamu sendiri?"

"Iya aku sendiri Na, kan aku ke perpus sendiri?"

"Tadi Resya nyusul kamu di perpus. Kamu nggak ketemu dia?"

"Ha?? Aku nggak ketemu sama Resya. Tadi aku perpus lalu ke uks karena kaki ku sedikit sakit." kata Annisa' jujur.

"Kalau gitu biar aku susul Resya, dia nggak bawa hp soalnya." Naira hendak menyusul Resya, takutnya Resya mencari Annisa' ke seluruh sekolah karena tidak menemukan Annisa' di perpustakaan.

"Aku ikut ya, Ra." kata Annisa' beranjak berdiri.

"Nggak usah Nis, kaki kamu kan masih sakit. Nanti tambah parah."

"Iya sih tapi aku nggak enak sama Resya." tolak Annisa' keras kepala. Ya, Annisa' memang sedikit keras kepala.

"Nggak papa. Resya pasti ngertiin kok. Aku susul Resya dulu ya, takut keburu masuk." Annisa' hanya mengangguk lemah.

Ketika Naira ke luar kelas ia melihat Resya berjalan menuju kelasnya.

"Resya..." panggil Naira, namun yang dipanggil hanya diam raut wajahnya terlihat sedih dan kecewa.

Naira segera mendekat. "Kamu kenapa Sya? Kamu ngg..." kalimat Naira terpotong karena mendengar sapaan seseorang.

"Sorry ganggu, kalian sahabatnya Annisa' kan?" tanya Reza. Ya, orang itu Reza.

"Iya. Ada apa, Za?" tanya Naira.

"Aku titip ini buat Annisa' ya. Tolong pastiin Annisa' makan ya. Maaf ngrepoti." kata Reza menyerahkan kantong kresek berisikan roti dan susu kotak.

"Oh ya, aku duluan ya." Resya pergi ke kelas mendahui Naira.

"Oh ya. Makasih ya Za." kata Naira.

"Gue yang makasih. Gue balik dulu ya."

Naira sedikit berlari menyusul Resya yang belum jauh dari jangkaunnya.

"Sya. Kamu kenapa sih, kok ketemu Reza gitu? Bukannya kamu suka sama dia? Tapi kok kamu menghindar? Kamu malu ya? Atau kamu cem.."

"Aku nggak papa kok Ra. Jangan bahas soal Dia dulu." lagi lagi hatinya tersayat melihat sikap perhatian Reza untuk Annisa'. Sedangkan Naira diam saja dan merutuki dirinya yang tidak bisa mengontrol mulutnya. Pasti Resya cemburu.

"Annisa' ini dari Reza, katanya suruh dimakan ya." kata Naira setelah sampai di kelas.

"Makasih ya Ra. Oh ya berarti kalian tadi ketemu Reza? Resya gimana?" tanya Annisa' antusias.

Annisa'Where stories live. Discover now