Bab 5

110 11 0
                                    

Hari ini adalah hari perkemahan. Annisa' naik bus nomor 2 bersama teman satu kelasnya dan anak kelas X IPA3. Anisa duduk bersama Alexa, partner nagih uang kas kelas.Bukan preman kelas yaa😂😂

Satu jam kemudian tibalah di tempat perkemahan. Annisa' dan teman-temannya segera mendirikan tenda.

"Nis, ini pakai simpul apa sih?."  tanya Alexa ketika tenda telah selesai dibuat.

"Ini mah pakai simpul pangkal."

"Abisnya simpul pangkal sama simpul jangkar hampir sama. Aku jadi rada bingung."

"Beda kali Lex, kalau simpul  jangkar itu yang searah, kembar tapi kalau simpul pangkal itu yang kayak silang." jelas Annisa'.

"Oh iya aku ingat."

"Ya udah ayo kita masukin barang-barang kita, sekalian ajak yang lain." ajak Annisa'.

"Sip deh Nis."

***

Hari sudah beranjak gelap, Annisa' masih saja mengambil air di sungai sendirian.

"Kok udah gelap aja sih. Padahal aku nggak bawa senter." ucap Annisa' menyesali perbuatannya seraya berjalan menuju tendanya.

Sampai di pertigaan jalan setapak, Annisa' hendak berbelok ke kanan namun kaki Annisa' malah menginjak batu yang lumayan besar hingga membuat Annisa' kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Astagfirullah hal adzim."

Annisa' mencoba berdiri namun nihil. Kaki sebelah kanannya terasa sakit. Sepertinya kaki Annisa' keseleo. Annisa' membutuhkan seseorang untuk membantunya berdiri.

Tiba-tiba Annisa' melihat sorot lampu senter. Dengan suara yang parau, Annisa' berteriak meminta tolong. Sorot lampu itu mendekat menghampiri Annisa' yang terjatuh.

"Annisa'??" suara pilu orang itu.

"Reza??." ucapnya mencoba tersenyum. Akhirnya ada orang yang menolongnya.

"Lo kenapa Nis??." tanyanya cemas.

"Kaki ku terkilir gara-gara menginjak batu. Hehe."

"Ya udah, ayo gue papah sampai perkemahan." ajak Reza.

"Tapi..."

"Ayo Nis, hari semakin gelap. Teman-teman lo pasti cemas kalau lo belum balik ke  perkemahan." potong Reza cepat.

Annisa' berpikir sejenak.
"Mungkin nggak papa, aku dipapah Reza karena sekarang dalam keadaan darurat." batin Annisa'

"Gue bantu berdiri dan jalan sampai ke tenda kesehatan yah."

"Eh iya Za, makasih sebelumnya. Maaf jadi ngerepoti kamu." kata Annisa' berjalan dipapah Reza.

"Nis, kita berhenti dulu. Gue capek. Hehe." kata Reza di tengah perjalanan.

"Eh iya Za, maaf ya."

"Nggak papa Nis, santai aja." balas Reza tersenyum menatap Annisa' sedangkan yang ditatap malah menundukkan pandangannya.

Lantas Reza menuntun Annisa' duduk di sebuah kayu gelondong. Reza sendiri duduk di samping Annisa' kira-kira hanya berjarak 30 cm.

Tiba-tiba terlihat sorot lampu senter mendekat pada Annisa' dan Reza.

"Annisa'?? Reza??" tanya orang yang membawa senter sedikit cemas.

"Eh Imam." jawab Reza sedikit kaget.

"Kalian ngapain di sini berduaan. Udah gelap bukannya balik ke tenda malah di sini." suara Imam meninggi.

"Janganlah salah seorang dari kalian berduaan dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaithan yang ketiganya. (Shahih, H.R Ahmad dan lainnya dari 'Umar bin Khathab radhiyullahu 'anhu)"  tambah Imam menyebutkan salah satu hadis.

Mendengar perkataan Imam, Annisa' ingin menangis. Menangis sedih karena tadi sempat berpegangan dengan Reza dan berduaan. Menangis terharu karena merasa lmam memperhatikan dan mengkhawatirkan dirinya. Annisa' KePDan nggak sih??🤔🤔

"Maaf, gue nggak tahu. Lagi pula gue cuma bantu Annisa' yang kakinya terkilir." balas Reza datar.

"Maaf Za." ucap Imam lirih.

"Ya udah ayo kita ke perkemahn sekarang. Sini ember sama kayunya biar aku yang bawa." pinta Imam melihat ember berisi kayu di samping Reza.

Sebenarnya Reza tadi sedang mencari kayu untuk membuat api unggun. Namun pekerjaannya tidak terselesaikan karena hari sudah gelap dan Reza melihat Annisa' terjatuh akhirnya Reza menolong Annisa'.

Annisa' hanya terdiam, dengan tidak enak hati menurut saja dipapah Reza untuk melanjutkan perjalanan. Semuanya terdiam. Hening tak ada suara. Hanya suara jangkrik yang menjadi pengiring mereka berjalan.

Tiba-tiba ada sebuah lampu bolam di atas kepala Annisa'. Annisa' punya ide. Annisa' merasa tidak nyaman dipapah Reza bukan maksudnya Annisa' berharap dipapah Imam. Namun, Annisa' ingin sedikit memberi jarak pada lelaki yang bukan mahromnya.

Annisa' ingin berjalan menuju perkemahan menggunakan kayu untuk dijadikan tongkat. Namun ia bingung bagaimana mengatakannya pada Imam dan Reza, karena disekeliling mereka tidak ada kayu yang dapat dijadikan tongkat oleh Annisa' dan hari sudah semakin gelap Annisa' tidak ingin merepotkan Reza dan Imam lagi. Seketika bolam di atas kepala Annisa' meredup begitu pula wajah Annisa' jadi terlihat murung.

"Kamu kenapa Nis?? Kakinya sakit ya??" tanya Imam yang tak sengaja melihat wajah Annisa' nampak murung.

Annisa' ingin menjawab pertanyaan Imam dengan mengatakan keinginannya untuk berjalan menggunakan kayu sebagai tongkat. Namun lidahnya kelu dan Annisa' malah menjawab;

"Eh itu, a a anu nggak papa Mam."

"Oh, ya sudah."

"Em,, kalian tadi pergi berdua?" tanya Imam hampir sampai di perkemahan.

"Enggak kok Mam. Tadi aku cari air di sungai. Terus waktu aku mau balik ke perkemahan kaki ku menginjak sebuah batu dan malah terkilir. Terus aku lihat sorot lampu senter Reza jadi aku berteriak minta tolong." jawab Annisa' jujur.

"Oh ya Nis, tadi kamu dicari sama seseorang. Mungkin satu tingkat di atas kita, tapi aku nggak pernah lihat dia. Kayaknya bukan anak SMA kita deh. Tapi kok bisa kenal kamu ya??" heran Imam.

"Cowok atau cewek?" tanya Reza penasaran.

"Cowok, tapi dia cuma sebentar terus pergi dari area perkemahan." jawab Imam jujur.

"Kamu tahu namanya siapa nggak, Mam??" tanya Annisa'.

"Namanya................"





__________________________________
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Annisa' come back nih. Kira kira yang cari Annisa' siapa ya?? Namanya siapa ya?? Imam tahu namanya nggak sih??

Temukan jawabannya di bab selanjutnya🎉🎉
Heheheeeee
Jangan lupa vote dan comment😊

Syukron...


ukh🍃

Annisa'Where stories live. Discover now