Bab 19

48 8 0
                                    

Alexa sudah selesai menunaikan sholat ashar sedangkan Annisa' tidak sholat karena sedang haidh, kini mereka berjalan menuju toko pakaian muslimah langganan Bunda Gita yang bernama Toko Cahaya Hidayah. Toko ini menyediakan berbagai macam jenis baju gamis, sarung, khimar, niqob, mukena, sajadah, oleh oleh haji dan lain-lain.

Ketika sampai di depan toko langganan bundanya, Annisa' dana Alexa dapat melihat beberapa baju muslim yang di letakan di etalase toko.

"Ayo masuk, Xa!" ajak Annisa' seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko.

"Iya Nis."

Saat memasuki toko, Annisa' langsung disambut oleh Ummy Tiara. Ummy Tiara adalah pemilik Toko Cahaya Hidayah, beliau adalah kakak kelas dari ibunda Annisa' saat SMA dulu.

"Assalamu'alikum Annisa', kaifa haluki?"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Bikhoir, alhamdulillah my." Ya semua pelanggan setia Cahaya Hidayah memanggil Tiara dengan sebutan ummy.

"Alhamdulillah. Sama siapa ke sini, Nis? Belum pulang ke rumah ya?"

"Hehe. Sama Alexa, teman sekelas Annisa'."

"Alexa, tante," ucap Alexa sambil menyalami tangan Tiara.

"Panggil ummy aja."

"Hehe iya, ummy."

"Ya sudah, silahkan dipilih dulu mau beli apa. Ummy mau cek stock dulu ya."

"Na'am my, terimakasih."

Sedari tadi Alexa merasa tidak nyaman karena dia sendiri yang tidak mengenakan khimar di Toko Cahaya Hidayah. Namun Alexa mencoba bersikap tenang takut jika Annisa' merasa bersalah padanya.

"Xa, kamu mau beli apa gitu nggak?"

"Emm, apa ya?" jawabnya bingung.

"Aku mau beli khimar putih, kamu mau nggak?"

"Iya deh, samain aja. Barang kali suatu saat nanti kita bisa pakai barengan."

"Aamiin."

"Nis, gue kebelet nih. Toilet sebelah mana ya?"

"Aduh, aku kurang tahu Xa. Coba aku tanyain ke pramuniaganya ya."

"Nggak usah, lo cari khimar aja nanti kalau lo udah selesai tungguin gue di depan toko aja."

"Oohh gitu. Ok."

"Ok. Bye  Nis."

--***--

Alexa ke luar dari toilet. Dia hendak kembali ke Toko Cahaya Hidayah tetapi saat di tengah jalan dia dihadang oleh dua orang lelaki yang kelihatannya tiga tahun lebih tua darinya.

"Cewek, mau ke mana? Mau abang antar?" goda lelaki itu pada Alexa.

Alexa tidak menghiraukan godaan lelaki itu. Alexa mencoba cuek meskipun sedikit takut. Alexa melangkahkan kakinya ke kiri diikuti lelaki satunya yang bertopi, ke kanan diikuti juga. Sedangkan lelaki satunya mencoba menyentuh tangan Alexa kemudian memegangnya dengan erat.

"Keluarin dompet lo!" ancam lelaki bertopi.

"Lepasin, kalau nggak lo lepasin gue bakal teriak."

"Teriak aja, di sini sepi. Nggak bakal ada yang dengar, paling kalau denger juga nggak ada yang peduli."

"Lepasin, gue ga bawa dompet." jawab Alexa jujur. Dompet Alexa tertinggal di rumah dari tadi pagi untungnya dia mengantongi dua lembar uang seratus ribu.

"Lepaskan dia," ujar seorang wanita dari belakang.

"Lepaskan dia atau saya akan telepon polisi," ancam wanita itu. Ternyata wanita itu memakai niqob di wajahnya.

"Kabur. Males berurusan sama wanita ninja." ucap lelaki bertopi.

"Ukhty nggak papa?" tanya wanita berniqob dan menggiring Alexa duduk di kursi depan ruko yang tertutup.

"I i iya. Saya tidak apa apa. Terimakasih kak...?"

"Zahra," jawab wanita berniqob yang tak lain bernama Zahra seraya mengeluarkan air mineral kemudian diberikannya pada Alexa.

"Oh ya, tadi saya melihat anti ke luar dari toilet lalu di toilet saya menemukan smartphone ini. Apa ini milik anti?" kata Zahra seraya menunjukkan smartphone yang ia temukan di toilet.

"Ah iya, sekali lagi makasih ya Kak."

"Sama sama. Oh ya, nama ukhty siapa?

"Alexa, kak. Eemm setelah ini kakak mau ke mana?" tanya Alexa hati-hati. Dia masih sedikit trauma karena kejadian tadi.

"Mau ke toko ummy. Apa anti butuh bantuan?"

"Ss saya tadi kemari sama temen, temen saya nunggu di sebuah toko. Kak Zahra mau anterin saya kembali ke toko, nggak? Ss saya masih sedikit trauma."

"Na'am. Mari kakak antar."

Zahra mengantar Alexa menemui Annisa' di Toko Cahaya Hidayah. Tak banyak yang mereka bicarakan karena Alexa bingung mencari topik pembicaraan. Tak lama kemudian, sampailah mereka di Toko Cahaya Hidayah.

"Annisa', sorry lama. Tt tadi gue dihadang pencopet."

"Astagfirullah. Kamu nggak papa kan? Kamu ada luka? Apa yang dicopet?"

"Gue ga papa, Nis. Untung ada Kak Zahra yang tolongin."

"Makasih ya Kak, udah tolongin teman saya," ucap Annisa'.

"Iya, sama sama ukhty."

"Kalau begitu saya izin duluan ya. Assalamu'alikum."

"Sekali lagi makasih ya Kak. Wa'alaikumsalam."

Zahra melangkahkan kakinya memasuki Toko Cahaya Hidayah. Begitupula dengan Annisa' dan Alexa segera pulang dengan memesan taxi.

--**--

Alexa sampai di rumahnya, ia merasa cukup lelah. Alexa membaringkan tubuhnya di kasur kamarnya.

Alexa memegangi lehernya. Kakinya yang bebas menendang tanpa arah dan tujuan. Pelipisnya sudah basah dengan keringat dingin.

Alexa POV

Leherku dicekiki seseorang yang mengerikan. Rambut panjang hitam yang tak disisir menutupi sebagian wajah hancurnya.

"To...long...."

"Tidak akan ada yang menolongmu. Bahkan Tuhanmu pun tidak sudi menolongmu."

"Le...pas...in. Sa...kittttt."
























Note:
Khaifa haluki : Bagaimana kabarmu? (untuk wanita)
Bikhoir : Baik.
Anti : Kamu (wanita)
____________________________________

Assalamu'alikum.
Ada yang kangen Annisa'? Atau Authornya? Ehe...
Beribu maaf, saya ucapkan karena belum bisa update secara teratur.
Ceritanya tambah gaje ya?
Kalau kalian banyak yang vote dan komen itu akan membuat saya lebih semangat dalam menulis.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

Syukron.

Ukh_Asnah

Annisa'Where stories live. Discover now