MCS#28

97 18 2
                                    

" Huwarhhh " mulut yang menguap besar itu pantas ditekup dengan tapak tangannya. Phone nya yang menghamburkan ringtone pantas dimatikan. Tubuh kecilnya mengeliat kecil.

Jam berbentuk heksagon yang tergantung kemas didinding dipandang sekilas.

" 7.10 pagi " gumam nya. Selimut yang membaluti tubuhnya diselak ketepi. Tubuhnya yang masih mamai dibawa ke arah toilet.

" Auchh " aduhnya. Dahinya yang memerah digosok. Padah jalan time mamai. Pintu toilet yang masih tertutup kemas diseret ketepi.

" Aku saman juga pintu ni kang " dahinya masih lagi digosok. Bengang.

🌸🌸🌸🌸

Plastik yang tersangkut kemas dijarinya dipandang sekilas. Pintu dihadapannya dipandang. Button berwarna kelabu di kiri pintu ditekan.

" Ding.Dong "

Terhambur keluar wajah Emma yang masih mamai. Tangannya mengosok gosokkan matanya. Mulut yang menguap ditekup.

' Seriously, ni ..? Erkk. Percayalah, perempuan yang bangun tidur tu lebih teruk dari perempuan makeup badut. ' gumamnya. Atas bawah ditilik. Rambut kusut masai, muka ber'mask', erkk

" Erkk. Kau siapa? " serius, aku tak boleh tak cam muka siapa ni. Kalau Yuna, mungkin aku caye. Tapi, kalau Emma. Idk.

" Emma " jawapnya acuh tak acuh.

Awkward.

Sedar akan situasi sekarang, pantas dia mencari 'bende' untuk dibahaskan sehinggalah anak matanya terpandang pada sebungkus plastik yang dipegangnya.

" Nah roti. Korang makanlah yee " katanya sedikit janggal. Bukan selalu dia dapat berbual dengan si Emma ni. Eh? Salah. Baru sekali aku berbual dengan Emma.

" Ouh thanks, Am" Emma tersengih kerang busuk. K. Tu seram. Rambut kusut masai pastu senyum? Whadde?

" Welcome. Yuna mana? " tanyanya hairan.

" Solat " ujarnya

" Kau? "

" Erkkk. Aku.. Aku dah " senyuman nipis diukir. Tipu sunat. Takkan nak kata 'masalah pompuan' tu. Huhh. Sempang 44 malaikat lah weiii.

" Kau pahal? " dahinya berkerut

" Nothing " balas Emma sepatah.

Bahu dihinjutkan sedikit. Tubuhnya dipusingkan kebelakang. Perlahan lahan langkah diatur menuju kebiliknya. Berhadapan je dengan bilik Emma.

Pemergian Am dihantar melalui lirikan mata. Emma mengeluh lega. Pintu kembali ditutup.

🌸🌸🌸🌸

Telekung berwarna grey miliknya dilipat lalu disidai di bahu kerusi bersama sejadah. Phone dimeja sisi dicapai. Perlahan lahan tubuh dibawa keluar bilik.

Figura Emma bersila di sofa dipandang. Khusyuk Emma menonton paparan hd itu sampai tak perasan kehadiran Yuna. Channel yang menarik perhatian Emma itu dipandang. Dahinya berkerut.

" Showcase? Wanna One? Beautiful? "

Otaknya ligat memproses. Tingg, satu mentol menyala di atas kepala Yuna.

" MAMA 2017!. " teriak Yuna kuat sehingga tersentak Emma dibuatnya. Dada diurut. Pantas punggung dilabuhkan bersebelahan Emma.

" EXO dah? " tanya Yuna bersemangat.

" Erkk. Belom kot " jawap Emma terpinga pinga. Roti berinti coklat disumbat kemulutnya. Sebatang roti inti susu dan oreo diberikan kepada Yuna. Pantas Yuna membuka plastik lalu disumbat ke dalam mulut. Matanya masih fokus pada paparan skrin hd tersebut.

Masing masing fokus melihat skrin sehinggalah girl band membuat persembahan. Skrin hd dihadapan dihiraukan.

" Aku nak Q&A dengan kau " kata Yuna. Tubuh yang tadinya bersila menghadap skrin hd pantas ditukar posisinya kepada bersila menghadap Emma. Perilaku Yuna diikuti. Face to face.

" Tanya apa? " tanya Emma. Kening sebelah dijongketkan sedikit.

" Kau, kpopers ea? " tanya Yuna.

" Yupp " jawap Emma bersemangat. Kepalanya terangguk angguk bak burung belatuk. Kpop is my battery.

" Fandom? "

" Multifandom "

" Paling minat? "

" EXO "

" Bias? "

" Chanyeol. Kau? "

" Aku? Multifandom. Paling minat, Wanna One dengan Exo. Bias, Daehwi dengan Suho. " jawap Yuna.

Dan bermula lah perbualan mereka berdua. Nilah jadinya kalau ada geng kpopers. Everyday, everytime, it's all about kpop.

Kpopers in the house!!

🌸🌸🌸🌸

Mundar mandir Yuna dan Emma dibuatnya. Yuna ke kanan. Emma ke kiri. Padah tengok kpop tak ingat dunia.

" Woii, cepatlah! " laung suara garau di luar bilik.

Sepasang sneakers hitam di rak kasut dikeluarkan. Beg kecil yang tersangkut dibahu kirinya dikemaskan lagi. Daun pintu dikuak. 3 orang berwajah *facepalm* dipandang. Yuna tersengih kerang busuk. Sneakers disarungkan ke kakinya.

" Emma mana, Emma? " tanya Mirul bercekak pinggang.

" Yee. Jap jap. " Emma terhambur keluar. Pantas pintu dikunci. Sneakers disarungkan ke kakinya.

" Ok, jom " kata Emma. Rambut yang diikat ponytail itu dikemaskan lagi.

" Jomm " kata Yuna. Rambut yang lepas itu diikat ponytail menggunakan getah rambut berwarna purple. Dress labuh atas kaki yang berwarna purple tersarung kemas ditubuhnya. Pemakaiannya sama seperti Emma cuma warnanya sahaja berbeza, blue sky.

" Jap jangan cakap yang.. " rahang diketap " Memang hari hari lah aku jadi patung cendana depan pintu " terus Mirul berlalu pergi. Huhh.

Emma dan Yuna berpandangan antara satu sama lain. Bahu dihinjutkan sedikit.

Mereka berlalu pergi. Tubuh dihumbankan kedalam kereta. Seperti biasa, Yuna di seat memandu dan Emma di seat sebelah Emma. Perlahan lahan, kereta itu mulai membelah jalan.

🌸🌸🌸🌸

Kereta diparking kan di lot parking. Yuna pantas menguak pintu kereta, tubuh dibawa keluar diikuti yang lain.

" Asal datang sini? " tanya Am hairan. Sekeliling dipandang hairan.

" Well, kat luar negara kan? Ofcuz lah kena tukar duit dulu " jawap Yuna. Tubuh dibawa masuk kedalam kedai diikuti mereka berempat.

[C] Misi Cinta SejatiWhere stories live. Discover now