MCS#51

91 8 0
                                    

Kepala di dongakkan melihat si gerangan tersebut.

" Fi ... Fina? " dia sedikit tergagap gagap. Kedua belah matanya digosok gosok berkali-kali. Wanita dihadapannya dilihat tidak percaya.

" Hye BFF " katanya riang. Kedua belah tangan nya dilambaikan berkali kali dihadapannya. Senyuman nipis diukir.

" Bukan kau dah ... "

" Ada sebab kenapa aku buat macam tu. " katanya bersama segaris senyuman.

" Sebab? Sebab apa? "

" Sebab yang sama kenapa Mikail berubah. " gumamnya perlahan. Terlalu perlahan untuk sampai kedalam pendengaran nya.

" Hahh? " tanyanya terpinga-pinga. Keningnya bertaut.

" Nothing lah " katanya mengelak. Tisu hulurannya yang tidak bersambut dipegang lalu dibawa ke pipi Yuna. Pipi yang masih lembab itu dikesat.

" Ish apa ni " tangan Fina segera ditepis. " Kau pikir aku lgbt ke hahh? " Yuna mendengus.

" Kau yang cakap. Bukan aku " katanya selamba. Bahu diangkat. Tisu yang dipegangnya dibuang kedalam tong sampah berhampiran.

" Erkk. Fina ... " panggilnya meleret.

" Yes? " sahut Fina. Kedua belah tapak tangannya ditepuk tepuk. Benda based lepas buat sampah.

" Kira kita 0 - 0 lah kan? "

" Hurmm. Maybe. "

Seusai itu, tubuh mungil Fina dipeluknya erat. Duka dalam hatinya segera dapat dilupakan. Itulah sahabat. Because of friend, we happy. Because of friend, we are the most happiness person ever in the world.

" Weyhhh, lepas lah. Kau pikir aku lgbt ke hahh? " tubuh Yuna yang bagai digam dengan tubuhnya segera ditolak. Tapi tulah, dah kena gam guna gam tembak nak buat cam ne.

Pelukkan dilepaskan " Kau yang cakap. Bukan aku " bibir dijuihkan mengejek.

" Kau .. " segera kepala Fina diluku. Habis serabai rambut hitam milik Fina.

Habis terburai gelak tawa mereka berdua.

Friend.

Thanks for the smile. Thanks for the laugh. And ... thanks for everything, my friend.

🌻🌻🌻🌻

Phone yang dari tadi berdering diabaikan. Tapak tangan ditekupkan ke kedua belah telinganya.

" Arhh! " tekupan tangannya dilepaskan. Phone digenggam. Berura ura dia mahu menghempaskan phone tersebut namun niatnya terbatal. Skrin phone ditatap.

' Mummy '

Dia mengeluh lemah

" Semua salah kau pompuan. Shit. "

Seusai deringan tadi termati, segera contactnya dilihat. Nombor seseorang didail. Panggilannya berjawab.

" Kita start plan malam ni "

🌻🌻🌻🌻

Punggung diangkat, tubuh dibawa keluar lalu pintu dihempas. Butang pada kunci ditekan lalu kunci dimasukkan kedalam sling bag. Pantulan imejnya pada cermin kereta dilihat.

" Ok arhh ni " langkah diatur. Pintu masuk dilalui. Sekeliling dilihat. Figura seseorang dicari.

" Miss Leeya? " sapa seorang dari belakang menyebabkan dia berpusing ke belakang.

" Yes? "

" Someone give you a letter " kertas yang berlipat itu diserahkan lalu dia beredar.

Sekeliling dilihat hairan. Bahu dihinjutkan sedikit. Lipatan kertas dibuka.

' follow the girl with white cap '

" Miss? " panggilan seseorang menyebabkan dirinya tersentak.

" Yae? " wanita dihadapannya dilihat. Gadis ber t-shirt putih dikenakan bersama topi putih dikepala. White cap?

" This way miss "

" Ouhh ok " langkah diatur mengekorinya dari belakang. Sepanjang perjalanan, tiada sebutir perkataan yang keluar. Segalanya ditemani dengan satu pertanyaan. Kenapa aku ikut pompuan ni? Why?

" Miss, here we are. Have a nice day. " seusai itu dia berlalu meninggalkan gadis itu terpinga-pinga.

Tanpa berfikir panjang, tombol pintu dipulas. Kakinya di jejakkan masuk kedalam. Pintu ditutup. Sekeliling dilihat. Figura seseorang dicari.

Tiba tiba, lelaki bertubuh sasa keluar bersama tuala mandi yang terlilit di pinggangnya. Rambut yang basah menyebabkan wajah lelaki itu sukar untuk dikenal. Lama wajah itu ditilik.

" Macam ... Jay?! "

" Knock.Knock " ketukan dipintu membuatkan suasana menjadi sunyi. Masing-masing memandang antara satu sama lain lalu kembali teralih ke arah pintu itu semula.

Nafas diambil lalu tombol pintu dipulas.

[C] Misi Cinta SejatiWhere stories live. Discover now