sembilan belas

20.4K 2K 407
                                    

Lee Donghyuck Pov.

Pesawat yang kami naiki dari Seoul mendarat di Vancouver dengan selamat setelah melalui perjalanan selama kurang lebih sepuluh jam. Banyak penggemar yang meneriaki kami selama di airport. Untungnya kami dijaga begitu ketat. Kami langsung menaiki mobil yang menjemput kami untuk ke hotel.

Selama perjalanan, aku mengaktifkan kembali ponselku setelah selama sepuluh jam aku matikan. Ada pesan dari Nia.

Donghyuck, kalo udah sampai, telepon aku ya~

Kurang lebih baru sepuluh menit yang lalu dirinya mengirim pesan itu. Aku tidak membalas pesan itu. Nanti saja ketika aku dan member yang lain sudah sampai hotel.

Donghyuck~ kamu kok sombong banget sih~ cuma baca pesanku.. bales napa :" Apa kamu marah sama aku gara2 aku ngga jadi kasih obat anti mabuk ke kamu?

Aku terkekeh pelan membaca pesan lagi dari Nia yang dikirim barusan. Aku bukanlah orang yang mudah marah cuma karena masalah sepele.

Oke fix, kalo kamu marah sama aku, aku juga marah sama kamu! Kamu nggak bilang kalo kita bakal duet di SM Town World Tour >_<

Aku terkekeh lagi membaca pesan baru dari Nia. Membayangkan wajahnya saat ini pasti sedang cemberut sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Lu ngapa sih, Chan.. ketawa mulu" tanya Jeno yang duduk di sebelahku. Dirinya mungkin dari tadi merasa terganggu mendengar kekehanku.

"Eh? Gapapa jen.. gapapa" jawabku santai.

"Kek orang gila aje lu, Chan" ledek Renjun.

"Emang udah gila kali dianya" kini giliran Jaemin yang meledek.

Aku mengabaikan mereka yang meledekku. Kepalaku aku sandarkan pada kaca jendela mobil. Mataku terpejam. Aku merasa kelelahan setelah menjalani perjalanan panjang ini.

Setelah sampai di hotel dan check in, kami masuk ke kamar sesuai pembagian masing-masing. Seperti biasa, lagi dan lagi aku kedapatan satu kamar bersama Mark. Sedangkan Jeno, Jaemin, dan Renjun satu kamar. Dan Jisung bersama dengan Chenle.

"Chan, hpmu bunyi terus tuh dari tadi" kata Mark saat aku baru keluar dari kamar mandi.

Begitu memasuki kamar kami tadi, aku langsung mandi sedangkan Mark menonton televisi. Katanya dirinya sangat rindu dengan acara televisi Kanada yang aku sendiri sering pusing kalau mendengar bahasanya seperti orang kumur-kumur. Maklum, aku tidak begitu lancar berbahasa inggris.

"Dari siapa?" tanyaku.

Mark menggelengkan kepalanya. Aku tau, Mark ini adalah pribadi yang tidak suka ikut campur.

Segera aku meraih ponselku diatas meja dan menemukan lima panggilan tak terjawab dari Nia. Langsung saja aku telepon balik dirinya. Agar Nia lega mengetahui kabarku sekarang, aku meneleponnya dengan video call.
.

.

.

.

.

.

Choi Nia Pov.

-Nia's Bedroom-

"Nomor yang Anda panggil tidak menjawab"

Huft. Sudah lima kali aku menelepon Donghyuck yang sudah tersambung, tetapi tidak diangkat sama sekali. Aku yakin dirinya sekarang sudah sampai di Kanada. Ada apa dengan dirinya? Tadi Donghyuck juga sudah aku kirimi pesan, namun dirinya hanya membacanya dan sama sekali tidak membalasku. Benarkah dia marah padaku? Ah, kalau dia marah padaku, aku juga berhak untuk marah padanya. Siapa suruh dia tidak memberitahuku kalau aku dan dirinya akan duet. Ya ada benarnya juga sih, kalau itu surprise.

Childhood Friend || HAECHAN NCT✔Where stories live. Discover now