dua puluh enam

15.5K 1.5K 49
                                    

Choi Nia Pov.

"Dasar semua laki-laki sama aja!" umpatku.

Aku menangis sejadi-jadinya, kecewa dengan Donghyuck. Aku kecewa kenapa Donghyuck tidak pernah menceritakan hal ini. Padahal aku sendiri pernah menceritakan tentang Reihan padanya.

Chew chew chewing gum~ 🎶

Ponselku berbunyi. Seseorang pasti meneleponku. Segera aku ambil ponselku.

My Donkey🙊
Accept | Decline

Begitu melihat yang menelepon adalah Donghyuck, segera saja aku pencet 'decline'.

Lagi dan lagi Donghyuck meneleponku hampir lebih dari lima kali. Karena aku terusik, ponsel pun aku matikan.

Kemudian aku memutuskan untuk tidur lebih awal. Lampu kamar aku matikan. Aku harus bangun pagi untuk kuliahku besok.

.

.

.

Haechan Pov.

Nomor yang Anda panggil sedang tidak dapat dihubungi.

Sudah lebih dari lima kali aku menelepon Nia, tetapi Nia selalu menolaknya. Dan sekarang, nomornya tidak aktif. Aku yakin pasti ponselnya dimatikan.

Ada apa dengannya? Apakah dirinya marah padaku? Apa salahku padanya? Tadi sore Nia masih ceria di danau tadi. Hal apa yang membuat suasana hatinya berubah begitu cepat? Pertemuannya dengan Reihan? Ah kurasa tidak mungkin. Nia justru berterima kasih padaku karena telah melindunginya.

Aku membuka gorden jendela kamarku, mencoba melihat jendela seberang.

Gelap. Gorden tertutup rapat.

Apakah Nia sudah tidur? Waktu masih menunjukkan pukul 8 pm. Masih terlalu awal menurutku tidur di jam segini.

"Lagi ngapain Chan, kok gordennya dibuka.. terus mukamu lagi kebingungan kenapa?" tanya Mark yang tiba-tiba memasuki kamar kami sambil membawa sekeranjang cuciannya yang sudah kering.

"Itu loh hyung" jawabku sambil menunjuk arah jendela kamar Nia yang gelap.

"Lah terus? Ya wajar aja kan, kalo tidur lebih awal juga terserah dia kan, mungkin Nia lagi capek"

"Yaiya. Tapi, kalo cuma tidur awal sih ga masalah. Masalahnya itu tadi Nia berkali-kali aku telepon tapi ditolak terus. Dan sekarang ngga aktif. Pasti dimatiin sekarang hpnya. Jangan-jangan dia marah sama aku"

"Hayoloh chan.. lo ngapain Nia tadi ?" selidik Mark.

"Yaampun hyung.. echan ngga bikin Nia nangis kok tadi. Malahan bantu Nia menghindar dari mantan pacarnya"

"Eh, Nia punya mantan?"

"Punya lah"

"Waaah.. laku ngga kaya lo pacaran baru sekali sama Nia bwahaha" Mark tertawa lepas. Terus aja ketawa, Mark. Terus.

"Gue mah setia ya"

"Eh bentar bentar.. Nia kan sekarang di kamar Herin dulu. Herin waktu pergi kira-kira bawa polaroid sama amplopnya ke UK ngga ya? Jangan-jangan Nia nemu peninggalan amplop di laci nakas itu" Mark mencoba membuat teori-teorinya. Mengkait-kaitkan dengan semua.

Childhood Friend || HAECHAN NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang