Permintaan Sadewa

43.4K 5.6K 523
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Delisha duduk diapit oleh Danang dan Citra. Wajahnya tertekuk kesal, "Kenapa Abi dan Ummi nggak ngasih tahu Delisha kalau Kak Adnan mau melamar Delisha?"

Danang membelai pucuk kepala putrinya yang mungkin sebentar lagi akan menjadi seorang istri, "Abi dan Ummi sama sekali tidak berniat untuk menyembunyikan hal itu dari kamu. Kamu tahukan hati manusia itu cepat sekali berubah. Sekarang bilang suka besok bisa jadi bilang benci. Abi meminta Adnan sendiri yang menyampaikannya padamu karena ketika dia telah menyampaikan hal itu langsung padamu Abi berharap disaat itu dia memang telah yakin untuk menjadikanmu calon istrinya."

Delisha terdiam, kini pandangannya tertuju kepada Ibunya, "Ketika Abi melamar Ummi apa yang Ummi rasakan?"

Citra terkekeh geli, pandangannya menatap ke arah Danang, "Ummi tidak merasakan apa-apa."

Mata Delisha membulat sempurna, "Kok Ummi nggak ngerasain apa-apa?"

"Soalnya Ummimu tidak tahu kalau dia sudah dilamar sama Abi," jawab Danang.

"Memangnya boleh kaya gitu? Berarti Ummi saat itu sama sekali nggak tahu siapa calon suami Ummi?"

"Sebenarnyaa sebelum akad Mama Salma sudah mengirimkan CV lengkap beserta foto Abi kepada Ummi cuman karena Ummi takut wajah Abimu diluar ekspektasi jadinya Ummi memilih untuk tidak melihat fotonya. Wajarkan bila kita wanita menginginkan jodoh yang tampan, mapan, pintar, dan tentu baik agamanya?"

Delisha mengangguk, "Wajar karena manusia selalu menginginkan yang terbaik untuk dirinya dalam segi apapun."

"Namun tetap harus agamanya yang diutamakan," ucap Danang tegas.

Citra dan Delisha kompak mengangguk.

"Menurut Abi dan Ummi Kak Adnan seperti apa?" tanya Delisha.

"Dia laki-laki yang baik. Tampan jangan ditanya, dia benar-benar telah tumbuh menjadi laki-laki yang memiliki wajah rupawan, jangan cemburu Mas bagi aku tetap kamu kok yang paling tampan," ujar Citra sambil melirik ke arah Danang yang menatapnya dengan sebelah alis terangkat saat mendengar Citra mengatakan Adnan tampan.

"Siapa yang cemburu? Aku cuma merasa aneh saja saat kamu memuji laki-laki lain," sahut Danang.

"Dasar pencemburu," gerutu Citra.

"Cemburu itu tanda cinta istriku," jawab Danang.

Delisha yang sudah terbiasa menjadi saksi mata kemesraan kedua orangtuanya yang tak lekang oleh waktu terkikik geli saat melihat wajah Ibunya bersemu merah.

"Ya..sudah kalau begitu silahkan kamu saja yang menjawab pertanyaan putrimu," ujar Citra gugup.

"Memang seharusnya aku yang menjawab," jawab Danang sambil tersenyum geli menatap wajah kesal Citra.

"Aku ingin jawaban dari Abi dan Ummi. Bisa saja kan di mata Abi Kak Adnan kurang baik tapi di mata Ummi Kak Adnan sangat baik," Delisha menjadi penengah untuk kedua orangtuanya, "Ayo Ummi duluan yang jawab," pinta Delisha pada Citra.

"Menurut Ummi Adnan itu laki-laki yang baik, mapan dan agamanya pun baik. Dia hafal 30juz. Di jaman sekarang sulit mencari calon menantu yang hafal 30juz," jelas Citra yang sepertinya benar-benar telah setuju kalau Adnan menjadi calon suami putrinya, "Terus Ummi juga sudah kenal sikap Mbak Ayana dan Mas Dylan yang Insyaallah pasti dapat menjadi mertua yang baik untuk kamu."

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora