Siapa Nama Papa Aisyah?

64.9K 7.8K 1.4K
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Terkadang orang dengan masa lalu paling kelam akan menciptakan masa depan yang paling cerah.

(Umar Bin Khattab)

***

Arion beranjak dari duduknya. Sudah saatnya dia tampil di depan para dosen dan mahasiswa Universitas Islam Singapura. Dia menyunggingkan senyum tipis. Dengan pembawaan tenang Arion mulai membagi kisah hidupnya. Tidak semua dia ceritakan karena tentu tidak akan baik mengisahkan semua kisah hidupmu di depan orang banyak walaupun tujuannya untuk pembelajaran.

Delisha menundukkan wajahnya. Berharap Arion tidak akan dapat mengenalinya. Rasa takut mencekam hatinya.

"Mungkin diantara kalian khususnya saya memiliki masa lalu yang sangat kelam dalam hidup. Memiliki kesalahan yang sulit untuk dimaafkan tapi percayalah kalau Allah pasti akan memberi maaf selama kita tidak mempersekutukan-Nya. Ingatkah kalian dengan kisah seorang pembunuh keji yang telah membunuh seratus orang tapi Allah masukkan dia ke surga karena dia telah bertobat dengan sungguh-sungguh. Itu bukti kalau Allah Maha Pengampun. Bahkan dalam hadis qudsi Allah berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.'" terdengar getar di dalam suara Arion.

Semua yang berada di dalam ruangan terdiam, begitupun dengan Delisha.

"Jangan pernah katakan pada dirimu kalau Allah tidak akan memaafkanmu karena dosamu terlalu banyak. Namun, katakanlah pada dirimu kalau Allah Maha Pengampun. Allah pasti akan memaafkanmu."

Tanpa terasa setetes air mata jatuh membasahi telapak tangan Delisha. Apa yang Arion katakan berhasil menyentuh relung hatinya. Delisha merasa begitu malu pada dirinya sendiri. Allah saja yang maha memiliki segalanya maha memberi ampun kepada setiap hamba-Nya yang berdosa tapi kenapa dia yang hanya berstatus sebagai hamba yang tak memiliki apa-apa begitu sulit untuk memberi maaf pada Arion?

Perlahan Delisha beranjak dari duduknya.

"Bu Delisha mau ke mana?" tanya Lilian kepada Delisha.

"Sa..saya mau ke kamar mandi," suara Delisha terdengar bergetar.

"Bu Delisha baik-baik saja kan?"

Delisha mengangguk.

Di atas panggung secara tidak sengaja Arion menatap ke arah Delisha yang tengah berbicara dengan Lilian, setelah itu Delisha berjalan keluar aula. Meskipun Delisha menggunakan cadar tapi Arion masih dapat mengenalinya. Dia adalah Delisha, satu-satunya wanita yang hingga sekarang dia cintai dan seterusnya akan dia cintai.

"Bagaimana anda mampu membagi waktu antara pekerjaan dan menghafal Al Qur'an?" tanya seorang mahasiswa kepada Arion.

Arion menarik napas dalam-dalam. Berusaha untuk menenangkan detak jantungnya. Belum saatnya dia untuk menemui Delisha. Cukuplah pertemuan singkat ini yang akan menjadi penawar rindunya.

"Disiplin dan kemauan keras serta didasari pemahaman bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, dan kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, yang kekal abadi selamanya. Maka kita akan mampu menjaga keseimbangan waktu itu, sehingga kegiatan menghafal Al Quran dapat dilaksanakan rutin setiap hari pada waktu yang telah kita tetapkan tidak peduli sesibuk apapun kita saat itu," jawab Arion sebelum mengakhiri tugasnya sebagai pembicara.

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDWhere stories live. Discover now