Penyesalan

71K 9.9K 2.7K
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sadewa dengan semangat membacakan buku yang baru dia beli untuk Aisyah yang memang belum lancar membaca tapi ingin tahu isi cerita buku tersebut, "The Lion and The Mouse," Sadewa mulai membaca judulnya.

Aisyah bersandar ke lengan Sadewa, matanya menatap ke arah buku cerita yang tengah Sadewa bacakan untuknya, "Gambalnya bagus. Tikusnya naik ke kepala singa. Kok singanya nggak malah? Itu kan nggak sopan." ucapnya mengomentari gambar yang terdapat di dalam buku cerita tersebut.

Sadewa meletakkan jari telunjuknya di bibir tanda kalau si kecil Aisyah tidak boleh mengomentari gambar tersebut.

Aisyah mengangguk patuh, tapi tangannya tetap tidak mau diam, dia menunjuk-nunjuk gambar yang ada di buku tersebut.

Sadewa mulai membacanya, "One hot afternoon. Lion was asleep. His snore was so loud that all of the animals Africo could hear him..."

"Belalti singanya kaya Kak Dewa. Kak Dewa juga kalau tidul suka mendengkul."

Sadewa cemberut tapi dia tetap melanjutkan kegiatan membacanya karena dia ingat dengan apa yang selalu Arion katakan padanya, "Kamu boleh membeli buku sebanyak-banyaknya tapi pastikan kamu harus membaca semuanya. Jangan sampai kamu membelinya tapi tidak membacanya."

***

Di dapur Delisha sedang berjibaku dengan peralatan masak. Arion yang tidak memiliki kegiatan apapun menawarkan diri untuk membantu Delisha di dapur. Namun niat baiknya ditolak secara tegas oleh Delisha.

"Nggak usah. Kamu istirahat saja. Aku sudah biasa masak sendiri."

"Kamu masih marah yah?"

Tak ada tanggapan. Hanya suara benturan antara spatula dan wajanlah yang terdengar.

"Dia Jennie mantan aku pas masih kuliah di Aarhus."

"Nggak nanya," Delisha menjawab ketus.

Arion menahan bibirnya untuk tidak mengeluarkan tawa, "Tapi aku ingin kamu tahu."

Delisha menoleh ke arah Arion. Matanya yang selalu membuat Arion jatuh cinta menatapnya dengan tajam, "Itu masa lalu kamu dan aku nggak mau tahu tentang hal itu."

"Kamu cemburu yah?"

"Nggak."

"Nggak salah maksudnya?"

"Arion," geram Delisha.

"Kamu cantik kalau lagi cemburu."

Hening. Delisha tidak memberikan tanggapan. Tangannyapun berhenti bekerja. Pujian Arion kali ini berhasil membuatnya seakan kehilangan pijakan. Berlebihankah? Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Arion kan hanya bilang dia cantik dan kata itu bukan kali pertama dia dengar terucap dari bibir Arion. Arion sangat sering bilang dia cantik meskipun selama ini belum satu kalipun dia memperlihatkan wajahnya pada Arion. Dia tetap mengenakan cadar di hadapan Arion meskipun Arion kini telah menjadi suaminya.

***

Saat jam sudah menunjukkan pukul setengah empat dini hari Delisha beranjak dari atas sajadahnya. Dia melepaskan mukena yang dia kenakan lantas kembali menggunakan khimar dan cadarnya. Sebelum keluar kamar untuk menyiapkan makan sahur untuk dirinya yang akan melaksanakan puasa sunah ayyamul bidh Delisha mengecup kening Aisyah.

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora