Melepaskannya

43K 6.4K 748
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Citra menangis tersedu-sedu dalam pelukan Danang. Sungguh kenyataan yang baru saja dia dengar bagaikan petir yang menyambar dirinya. Putrinya telah diperkosa dan selama ini putrinya menyimpan luka itu seorang diri.

Citra terus menyalahkan dirinya. Kenapa sebagai seorang ibu dia tidak menyadari kesakitan yang telah disembunyikan oleh putrinya sendiri? Kemurungan Delisha selama ini dia kira karena batalnya pernikahannya dengan Adnan. Sungguh dia tidak pernah berpikiran sampai sejauh itu.

Citra tak kunjung dapat menahan tangisnya namun beda halnya dengan Danang yang tengah berusaha untuk menahan kemarahannya. Kini dia, Citra, Nayla dan Arion tengah berada di ruang kerja Danang sedangkan Delisha terbaring lemah di kamarnya ditemani oleh Bi Asih.

"Nayla tolong bawa Citra ke kamarnya," pinta Danang dengan suara tenang, "Ke kamarlah, kamu perlu istirahat. Jangan dulu temui Delisha biarkan Bi Asih yang menemaninya."

Citra mengangguk lemah. Dengan langkah pelan dia dipapah oleh Nayla.

Kini tinggal Arion dan Danang lah yang berada di ruang kerja. Dengan kencang tangan Danang melayang ke pipi Arion. Arion telah mengatakan kepada Danang dan Citra kalau dia telah menodai Delisha saat di Hongkong dan kini Delisha tengah mengandung hasil kekejian yang telah dia lakukan.

"Apa yang menjadi alasanmu menodai putriku? Apakah putriku melakukan sebuah kesalahan padamu?" tanya Danang dengan nada yang begitu dingin.

Arion menunduk dalam, "A..aku mencintai Delisha."

Tangan Danang mengepal. Tak henti-hentinya dia meminta kepada Allah untuk memberikannya kesabaran, "Cinta? Benarkah apa yang kau rasakan pada Delisha adalah cinta bukan nafsu karena bila memang kau mencintai Delisha tidak mungkin kau tega menodainya. Kau akan menjaganya dan kau akan berusaha untuk membuatnya bahagia. Itulah yang dinamakan dengan cinta, Arion."

Arion mengangkat kepalanya, dia menatap langsung ke mata Danang yang berkilat marah, "Aku sungguh mencintainya namun cinta itu bercampur dengan nafsu karena saat itu aku tak memiliki iman. Seandainya aku telah memiliki iman mungkin cintaku pada Delisha dapat aku jaga kesuciannya."

"Itulah kenapa iman begitu penting. Karena disaat akal tak mampu lagi mengikat nafsu maka imanmu pada Allah lah yang akan mengikat nafsu itu dengan sangat erat."

Arion kembali menunduk, "Maafkan aku...aku sungguh menyesal."

"Penyesalan yang kau utarakan tak akan membuat apa yang telah kau renggut dapat  dikembalikan," Danang berucap tajam. Dia sungguh muak saat kata maaf terucap dari bibir Arion.

"A..aku sungguh minta maaf. Aku mohon maafkan aku...," suara Arion mulai bergelombang.

"Apa yang akan kau pinta saat aku memberimu maaf? Apa kau akan meminta agar aku mengijinkan kau menikahi Delisha? Sungguh aku tidak akan sudi menikahkan putriku dengan seorang pemerkosa."

Arion memejamkan matanya. Perkataan Danang bagaikan sebilah pisau yang menikam jantungnya, "A..aku tidak akan meminta hal itu. A..aku akan membatalkan janji yang telah dibuat. Meskipun kelak aku mampu menghafal 30 juz dan 1000 hadis aku tidak akan meminta Delisha untuk memenuhi janjinya menerima lamaranku."

"Apa kau bersungguh-sungguh membatalkan perjanjian itu?"

Arion mengangguk kelu.

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang