Kembali Bertemu

50.6K 7.1K 709
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sepanjang perjalanan pulang dari restoran si kecil Aisyah terus saja berceloteh. Menceritakan tentang banyak hal yang tadi dia temukan di restoran milik Ilham.

"Mama tadi aku lihat kula-kulanya Kak Falaz aku juga lihat bebek kecil walna pink punya Khayla terus bebek walna hijau punya Khanza. Kok bisa sih Mama walna bebeknya pink sama hijau?"

Delisha membawa tubuh mungil Aisyah ke dalam pelukannya, "Karena bulunya di warnai sayang. Bulu bebek itu aslinya warna putih bukan pink atau hijau."

"Kok di walna sih? Kaya buku gambal dong," Aisyah tertawa geli oleh perkataannya sendiri. Delisha ikut tertawa, begitupun dengan Citra yang duduk di samping Aisyah serta Danang dan Reza yang duduk di bangku depan.

Pembicaraan tentang bebek terus berlanjut hingga tiba-tiba Aisyah berkata, "Aku ketemu Om baik di lestolan Papanya Khayla and Khanza."

Jantung Reza berpacu kencang. Dia ingin segera mengalihkan pembicaraan tapi tiba-tiba lidahnya terasa kelu. Tangannya mencengkram erat kemudi. Jangan sampai Aisyah menyebutkan nama Arion karena hal itu hanya akan membuat keluarganya kembali merasakan sakit.

"Om baik?" tanya Delisha penasaran.

"Iya Mama Omnya baik. Tadinya Aisyah takut sama Omnya tapi kata Khayla jangan takut Omnya baik. Omnya suka ngasih boneka sama Khayla dan Khanza telus suka ngasih lobot-lobotan sama mobil-mobilan buat Kak Falaz. Oh iya Omnya juga tadi ngasih Aisyah cokelat. Telus pas Kak Falaz nakalin Aisyah Omnya meluk Aisyah, Mama."

Delisha tertegun begitupun dengan Danang dan Citra karena mereka sangat tahu kalau Aisyah sangat tidak suka dipeluk orang asing.

"Siapa nama Om baiknya sayang?" tanya Danang sambil menoleh ke arah Aisyah.

"Namanya.... Ya ampun Aisyah lupa," ucapnya sambil menepuk jidatnya.

Delisha, Citra dan Danang terkekeh geli saat melihat Aisyah menepuk jidatnya. Hal itu selalu mengingatkan mereka pada Wirlan karena satu-satunya keluarga dekat yang memiliki kebiasaan itu adalah Wirlan (Pamannya Delisha) dan kebiasaan Wirlan biasanya selalu ditiru oleh para keponakannya, salah satunya adalah almarhumah Maryam. Dia sangat sering menepuk jidat saat kecil dan kini kebiasaan itu seakan menurun kepada Aisyah.

Reza menghembuskan napas lega. Lidahnya tak kelu lagi dengan mudahnya akhirnya dia mampu mengalihkan pembicaraan.

***

Ilham menatap ke arah Arion yang kini tengah menemani Khayra dan Khanza bermain perosotan yang memang tersedia di area taman yang letaknya dekat dengan restorannya. Senyuman sendu menghiasi wajah Ilham saat kedua buah hatinya bergantian mengecup pipi Arion dengan penuh kasih sayang. Meskipun Arion tidak mengatakan apa-apa padanya tapi Ilham yakin kalau Aisyah adalah buah hati Arion hasil dari kesalahan Arion di masa lalu. Sebuah kesalahan yang sulit untuk dimaafkan. Semuanya terlihat jelas dari cara Arion memandang dan memeluk Aisyah.

Sungguh, andai kata dia berada di posisi Arion dia tidak akan sanggup untuk tetap diam. Dia tidak akan sanggup jauh dari buah hatinya dan dia pun tidak akan sanggup untuk mendengar kata Om terucap dari bibir buah hatinya sendiri.

Masih kental dalam ingatan Ilham saat Arion menangis di hadapannya sambil berucap, "Allah telah mengambil putraku...Allah telah mengambil putraku," setelah kejadian itu jarang sekalipun Arion kembali membicarakan tentang apapun yang berhubungan dengan wanita yang dia cintai. Dia hanya berkata kalau dia pun memiliki seorang putri yang sangat cantik. Kecantikan putrinya secantik mentari yang selalu terlihat indah dan menyegarkan saat pagi datang menyapa.

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang