Kemarahan Yang Tak Terkendali

39K 6K 551
                                    

Warning : Akan banyak kata-kata kasar di part ini dan mungkin di part-part selanjutnya. Jadi mohon bacalah dengan bijak 😊

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tanpa mempedulikan peringatan dari Danang yang memintanya untuk tetap tenang atas kenyataan yang baru saja menimpa keluarganya Reza mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Kemarahan menguasai hatinya saat mendengar kenyataan bahwa pernikahan kakaknya dibatalkan dan pembatalan pernikahan itu dilakukan oleh pihak Adnan. Punya hak apa Adnan membatalkan pernikahannya dengan kakaknya tanpa alasan yang jelas? Apa Adnan tidak memikirkan perasaan kakaknya yang sedari subuh tadi sudah menggunakan gaun pengantin? Apa Adnan tidak memikirkan nama baik keluarganya yang tercoreng gara-gara pembatalan pernikahan tersebut?

Brak... Sesampainya di depan rumah Adnan Reza langsung turun dari motornya. Dia melemparkan helm yang dia kenakan ke arah pagar rumah Adnan yang tertutup rapat, "KELUAR KAU BRENGSEK!"

Tak perlu menunggu waktu lama pagar rumah Adnan langsung dibuka oleh salah satu penjaga rumah yang diperkejakan oleh keluarga Adnan. Penjaga rumah itu sudah mengenal Reza dengan baik, "Sabar Den. Ayo masuk bicarakan semuanya dengan baik-baik."

Reza mendengus marah. Dengan langkah lebar dia langsung masuk ke dalam rumah Adnan yang sangat mewah. Kedatangannya disambut dengan sangat hangat oleh keluarga Adnan namun sehangat apapun sambutan itu tidak mampu untuk memadamkan kemarahan yang tengah bergolak di dalam hatinya.

"Mana Kak Adnan? Aku ingin bertemu dengannya. Dia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Jangan jadi laki-laki pengecut yang hanya mampu bersembunyi setelah memberikan keputusan yang memuakkan bagi keluargaku."

"Sabar Reza," ucap Dylan berusaha untuk menenangkan kemarahan Reza.

"Sabar? Bagaimana aku bisa sabar? Kak Adnan lah yang satu bulan lalu datang ke rumahku untuk melamar Kak Delisha, namun hari ini. Hari dimana seharusnya dia melangsungkan pernikahan dengan kakakku dia malah tidak datang tanpa alasan yang jelas. Dimana dia menaruh hati nuraninya? Kakakku mencintainya namun dia malah memperlakukan kakakku dengan sangat tidak terhormat," suara Reza terdengar sedikit bergelombang. Menandakan kalau selain kemarahan yang dia rasakan dia pun merasakan kesedihan yang mendalam atas apa yang kini menimpa kakaknya.

"Segala pertanyaan yang terlontar dari mulutmu seharusnya kau tanyakan pada kakakmu sendiri!" Adnan yang baru keluar dari kamarnya menyatakan itu dengan nada yang sangat dingin, "Dari luar kakakmu bagaikan bidadari suci namun nyatanya kakakmu tak mampu menjaga kesuciannya. Dia wanita murahan. Aku tidak akan sudi menikah dengan wanita murahan."

"Adnan! Jaga ucapanmu!" Ayana meminta Adnan untuk menghentikan ucapannya, namun Adnan malah terus melanjutkan ucapannya hingga membuat kemarahan Reza semakin tidak terkendali.

Reza berhambur mendekati Adnan. Tangannya melayang ke wajah Adnan, "Brengsek! Bajingan! Anjing...." Segala caci maki terlontar dari mulut Reza. Tangannya terus membabi buta memukuli wajah Adnan.

Adnan tidak mau tinggal diam. Dia membalas setiap pukulan Reza. Keduanya mengabaikan teriakan Ayana yang meminta mereka untuk berhenti berkelahi. Dylan dibantu oleh para pekerja di rumahnya berusaha untuk memisahkan Adnan dan Reza yang terus saja saling memukul.

"Brengsek! Tarik lagi ucapanmu! Kau sudah mengenal kakakku dari kecil kenapa kau tega mengatakan kata-kata hina itu atas nama kakakku. Dimana kau taruh hatimu?" Racau Reza penuh emosi saat dirinya sudah berhasil dipisahkan dari Adnan.

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang