Takdir Cinta

72K 9.2K 1.6K
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Kemari Delisha. Duduklah di samping Abi," pinta Danang, "Sayang bawalah Aisyah dan Reza ke kamar."

Citra mengangguk, "Ayo Reza..."

Belum sempat Citra mengakhiri ucapannya Reza yang telah diliputi rasa marah langsung melangkah ke kamarnya dengan penuh emosi. Dia membanting pintu kamarnya dengan kencang. Meski umur Reza sudah 21 tahun tapi Reza belum dapat mengkontrol emosinya dengan baik.

Citra menghampiri Aisyah, "Ayo sayang ikut Nenek ke kamar. Nenek akan menceritakan kisah yang bagus untukmu."

Aisyah mengangguk. Kini yang berada di ruang tamu tinggal Delisha dan Danang. Delisha duduk di samping Danang.

Danang membelai pucuk kepala Delisha, "Apa alasanmu menerima lamaran Arion?"

"Aisyah," hanya kata itu yang terucap dari bibir Delisha.

"Bila hanya itu alasanmu Abi rasa tidak akan cukup untuk menjadi landasan yang kuat untuk membangun rumah tangga bersama Arion. Ingatlah sayang pernikahan adalah suatu hubungan yang suci yang di dalamnya Allah limpahi dengan beribu-ribu pahala yang tak terhingga. Ketika kamu telah menikah kamu wajib untuk taat kepada suamimu selama hal itu tidak melanggar hukum Allah. Bahkan hak Abi dan Ummi atas dirimu berada di bawah hak suamimu. Suamimulah yang paling berhak atas dirimu. Suami bagaikan pintu surga dan neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi keridhoan Allah... Sekarang Abi bertanya kepadamu. Mampukah kamu untuk taat kepada Arion?"

Delisha terdiam. Dalam hati dia tidak berhenti mempertanyakan tentang hal itu. Mampukah dia untuk taat pada Arion yang dulu pernah menorehkan luka yang begitu dalam padanya?

"Sekarang tenangkan dirimu. Bertanyalah pada Allah yang maha tahu mana yang terbaik untuk hambanya."

Delisha mengangguk, "Terimakasih Abi. Aku sayang Abi," Delisha berhambur ke dalam pelukan Ayahnya.

"Abi juga sangat menyayangimu. Semoga Allah memberikan kebahagiaan kepadamu dan putrimu."

Delisha mengamini doa Ayahnya. Sebuah doa yang sungguh berharga untuknya.

***

Delisha tidak henti-hentinya setiap malam mengajukan pertanyaan yang sama pada Allah.

Mampukah dia untuk taat kepada Arion, bila memang kelak mereka menikah? Dan setiap hari Aisyah selalu mengajukan pertanyaan yang sama pula padanya, "Kapan kita tinggal baleng Papa, Mama?"

"Nanti sayang," hanya itulah jawaban yang mampu Delisha ucapkan. Namun, hari ini jawaban itu tidak lagi mampu membuat si kecil Aisyah tenang.

Sepanjang hari ini Aisyah terus menangis sambil berucap, "Aku ingin ketemu Papa... Kita cali Papa, Mama," dan malamnya Aisyah terserang demam tinggi. Meskipun Danang telah memeriksanya dan mengatakan kalau Aisyah tidak akan apa-apa tapi Delisha masih saja merasa khawatir.

Bagaimana kalau gara-gara rasa rindu yang mendalam kepada Ayahnya Aisyah jadi sakit-sakitan? Bagaimana kalau gara-gara hal itu juga tumbuh kembang Aisyah akan terganggu? Kemarin Miss Wanda berkata padanya kalau belakangin ini Aisyah lebih sering diam padahal biasanya dia sangat aktif dan saat Miss Wanda bertanya kenapa Aisyah murung, Aisyah menjawab, "Aku kangen Papa... Mama bilang nanti akan tinggal sama Papa."

Shalawat Cinta Delisha | S1 & S2 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang