🔻(F) Reality

40 8 0
                                    

Hee Yeon mengetuk-ngetuk meja kaca di dalam caffe. Dia sedang menunggu Sehun yang katanya akan datang. Tetapi, sudah hampir 20 menit menunggu, Sehun belum juga muncul. "Dia bilang akan datang dalam waktu 5 menit," gerutu Hee Yeon.

Tak lama seseorang yang dinantinya sampai.

"Maaf, menunggu lama?" tanya Sehun yang masih terengah-engah.

Hee Yeon menggeleng. "Bukan hal penting juga. Kenapa kau terburu-buru?"

Sehun duduk di hadapan Hee Yeon. "Bicaralah."

Hee Yeon mengernyit. "Bicara apa?"

"Kenapa ibuku menemuimu. Memangnya apalagi?" sungut Sehun.

Hee Yeon menghembuskan napasnya dalam-dalam. Jadwalnya pergi berbelanja terbuang sia-sia karena Sehun dan ibunya yang tanpa bisa dibantah mengajaknya bertemu.

"Dia hanya membicarakan tentang kesehariannya. Dia terus saja mengoceh kalau dia memiliki banyak mimpi dan cita-cita, dia juga memiliki banyak rencana masa depan untukmu. Dia menceritakan banyak hal tentangnya dan tentangmu," Hee Yeon mengusap kedua telinganya bersamaan. "Telingaku sampai kelelahan mendengar ceritanya."

Sehun mengernyit tidak suka. " Hanya itu?"

Hee Yeon mengangguk. "Memangnya apalagi?"

Sehun memasang wajah malas. "Bagaimana bisa saat meneleponku tadi kau terdengar sangat serius? Aku sempat berpikir kalau ibuku membuatmu dalam masalah." Sehun menghembuskan napasnya perlahan. Kini, laki-laki itu memasang wajah kesal. "Jadi, aku datang ke sini adalah sia-sia? Buang waktu saja."

Hee Yeon memukul meja kaca di depannya dengan pelan. "Siapa juga yang menyuruhmu datang? Aku hanya memberitahumu karena kupikir kau mencari ibumu yang tiba-tiba pergi seperti ucapanmu beberapa hari yang lalu," kesal Hee Yeon.

"Apa ibuku memberitahumu ke mana dia sekarang?"

Hee Yeon menggeleng.

"Kalau begitu aku pergi."

"Tunggu. Antarkan aku pulang," ucap Hee Yeon.

Salah jika Hee Yeon berpikir Sehun akan luluh. "Kau datang sendiri, bukan? Kalau begitu kau juga harus pulang sendiri."

Demi apa pun. Kenapa Hee Yeon masih tidak mengerti jalan pikiran laki-laki itu?

◈◈◈

Sehun mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi rumahnya. Semua lampu di rumah itu menyala, tidak biasanya. Mungkinkah ada tamu yang datang? Tetapi, selama ini rumahnya tidak pernah kedatangan tamu. Kecuali dua temannya.

"Kau sudah pulang? Ayo kita makan malam bersama."

Sebuah suara yang berasal dari belakang membuat Sehun tersentak. Dilihatnya sang ibu yang baru saja keluar dari arah dapur. Tanpa merespon, Sehun segera mengikuti ibunya menuju meja makan.

"Selera makanmu tidak berubah, bukan?" tanya ibu Sehun.

"Kenapa bertanya seperti itu?" balas Sehun yang sibuk dengan sendoknya.

"Karena ibu jarang sekali makan bersamamu, jadi ibu pikir selera makanmu berubah dan ibu tidak tahu."

Sehun terdiam. Menatap nasi di mangkok. "Bukan jarang. Tetapi, tidak pernah." Sehun mulai menyantap masakan sang ibu. "Harusnya ibu tidak bertanya tentang selera makanku, kalau kau ibuku kau seharusnya tahu."

"Sepertinya makanan itu jauh lebih menarik daripada ibumu sendiri."

Sehun mendongakkan kepalanya menatap ibunya. "Kenapa tidak dimakan? Apa selera makanmu berubah?"

Mischievous Boy (EXO) Sehun, Baekhyun, ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang