🔻(H) Sick

48 7 0
                                    

"Sepertinya kita berjodoh."

Setelah Sehun mengatakan kalimat yang menurut Hee Yeon sangat aneh, Hee Yeon merasa perutnya mual, dia merasa ingin muntah.

Bukan. Bukan karena ucapan Sehun. Tetapi, karena dia memang sedari tadi merasa mual dan akhirnya muntah. Selama beberapa hari ini dia tidak makan apa pun kecuali meminum obat dan itu dipaksa oleh ibunya.

Sehun yang panik hanya bisa membiarkan Hee Yeon memuntahkan semua isi perutnya yang hampir saja mengenai Sehun. Sesekali Sehun menepuk atau memijat tengkuk dan punggung gadis itu agar membuatnya tenang dan bisa memuntahkan isi perutnya.

"Sudah merasa lebih baik? Ayo kita ke rumah sakit," ujar Sehun setelah melihat Hee Yeon berhenti memuntahkan isi perutnya.

Gadis itu menggeleng lemas. Dia tidak punya energi lagi, ditubuhnya sudah tidak ada lagi ganjalan, dan dia merasa lapar sekarang. Pusing di kepalanya kembali menyerang, jika saja Sehun melepaskan tangannya, sudah pasti ia akan tersungkur ke belakang.

"Kalau begitu ayo kita masuk. Kau harus minum obat."

Hee Yeon terduduk lemas. Perutnya terasa hampa, tetapi ada rasa lega.

Sehun yang melihat itu segera menggendong Hee Yeon memasuki rumahnya.

Setelah berkeliling memutari setiap liku rumah ini, akhirnya Sehun menyerah. "Di mana kamarmu? Kenapa sulit sekali mencari kamarmu?"

Hee Yeon tidak menjawab, dia hanya menyembunyikan kepalanya dilekukkan leher Sehun dengan tangannya memeluk Sehun. Hembusan napas Hee Yeon membuat Sehun tersengat, jika saja Hee Yeon sedang tidak sakit, mungkin Sehun akan...

Lupakan. Kita cari saja kamar gadis itu.

Sehun menaiki tangga dan menuju lantai atas. Sebuah pintu bercat biru bertuliskan My Secret menarik perhatian Sehun. Sepertinya ini.

◈◈◈

Dengan sabar Sehun menunggu gadis itu terpejam. Dia ingin pulang, tetapi bagaimana dengan Hee Yeon? Gadis itu tampak pucat. Apa dia harus membawa Hee Yeon ke umah sakit? Perlukah?

Ketika Sehun berpikir keras antara membawa Hee Yeon ke rumah sakit atau membiarkannya di rumah sampai orang tua Hee Yeon datang, saat itulah pintu kamar terbuka.

Sehun berdiri tiba-tiba lantaran melihat ibu Hee Yeon yang juga balas menatapnya.

"Halo. Aku Oh Sehun. Tadi Hee Yeon memuntahkan isi perutnya, jadi aku membawanya kemari. Kebetulan tadi aku sedang menjenguknya. Tidak masalahkan?" tanyanya hati-hati.

Ibu Hee Yeon tersenyum. "Terima kasih. Hee Yeon memang menyusahkan ketika sakit."

Sehun menggeleng cepat. "Tidak sama sekali."

"Kau mau mengantarnya ke rumah sakit? Aku rasa kau bisa membujuknya."

Sehun mengernyit. "Membujuknya? Memangnya kenapa? Dia... dia tidak...."

"Benar. Dia takut berada di rumah sakit."

◈◈◈

Sesekali Sehun melihat Hee Yeon yang masih terpejam di ranjang rumah sakit. Dia hanya demam, dan besok gadis itu bisa dibawa pulang.

Ibu Hee Yeon tersenyum melihat Sehun yang mencuri-curi pandang ke arah putrinya. Dia tidak tahu kalau Hee Yeon memiliki senior yang perhatian. "Dia memiliki trauma terhadap rumah sakit," ucap ibu Hee Yeon tiba-tiba.

Sehun mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Ketika usianya 7 tahun, Hee Yeon berniat membeli es krim di toko langganannya yang tak jauh dari rumah, dia mengendarai sepeda kecilnya." Ibu Hee Yeon tersenyum sesekali mengingat kejadian itu.

Mischievous Boy (EXO) Sehun, Baekhyun, ChanyeolDonde viven las historias. Descúbrelo ahora