🔻(K) Can I Trust You?

31 9 0
                                    

Sebelum membaca, vote dulu ya...
Happy reading.


"Kemarin kau sudah tidak demam, kenapa sekarang kau demam lagi?" tanya Riyeong yang duduk dekat Ra In.

Ra In mengangguk setuju dengan ucapan Riyeong. Kemarin Hee Yeon sudah sembuh, kenapa sekarang demam lagi? Sampai-sampai mereka bolos pelajaran dan menemani Hee Yeon di UKS. Hee Yeon juga merasa bingung, kenapa akhir-akhir ini tubuhnya lemah? Rasanya baru kemarin dia sakit.

"Aku baru saja putus. Jangan banyak bicara dan jangan tertawa," ucap Hee Yeon sambil menutupi wajahnya dengan selimut.

"Kami temanmu. Apakah mungkin kami tertawa melihatmu yang sedang berduka ini?" sahut Ra In.

"Kalian bisa kembali ke kelas. Aku ingin tidur."

Ra In dan Riyeong menuju dua ranjang kosong di kanan dan kiri ranjang tempat Hee Yeon berbaring. "Kami juga ingin tidur di sini daripada belajar," jawab Riyeong.

Tidak ada percakapan. Hanya terdengar detikkan jarum jam dinding. Tak lama, keheningan itu terpecah.

"Teman-teman, aku mengetahui kenyataan lain tentang Baekhyun,"ucap Riyeong tiba-tiba sambil memandangi langit-langit ruangan itu.

Ra In mempertajam pendengarannya lantaran Riyeong berbicara dengan sangat pelan. "Apa itu?"

"Dia, pernah menampar ibunya."

Ra In terkejut. "Apa?! Me-menampar? Seperti ini?" tanya Ra In, bahkan dia memperagakan tangannya.

"Akhir-akhir ini kami sering bertemu dan mengobrol. Dia sering menceritakan tentang ayahnya yang terbaring lemah di rumah sakit, dan sesekali menceritakan tentang ibunya. Dan dari apa yang aku tangkap, semua yang dia katakan tentang ibunya adalah bentuk kebenciannya terhadap ibunya."

"Em ... memangnya kesalahan apa saja yang dilakukan ibunya itu?"

"Entahlah. Aku hanya tahu kalau ibunya itu seperti pelacur. Dan Baekhyun benci mengetahui kenyataan itu. Baekhyun juga benci mengakui wanita itu sebagai ibunya."

"Lalu, apa responmu ketika dia menceritakan keburukkan ibunya?"

"Aku hanya bisa tersenyum memaklumi, jujur saja aku bingung harus merespon apa. Sesekali aku meminta agar dia tidak membenci wanita yang melahirkannya itu."

"Aku yakin dia menyayangi ibunya, meskipun dia membencinya juga."

"Aku setuju. Bagaimanapun juga mereka ibu dan anak."

"Sifat buruk ibunya, apakah Baekhyun mewarisinya?"

"Sepertinya begitu. Kau tahu bukan buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya."

"Itu tidak benar. Tidak seharusnya kita menyalahkan orang lain atas keburukan yang menimpa kita," ucap Hee Yeon tiba-tiba.

"Apa maksudmu?"

"Apakah itu salah ayahmu yang mengekangmu terlalu keras? Tidak. Kalau kau tidak membuat masalah, maka ayahmu tidak akan mengekangmu begitu keras. Apakah salah ibumu jika kau menangis saat menonton film yang dipilihkan ibumu? Tidak. Itu salahmu sendiri. Kau bisa menolak kalau memang kau tidak suka."

Ra In mengedipkan matanya. "Hee Yeon, maksudmu apa?"

"Apakah salah air matamu jika kau menangis?" Hee Yeon kembali bertanya. "Tidak. Itu salahmu. Kau tidak bisa menahannya."

"Jadi, maksudmu, Baekhyun lah yang salah di sini? Karena dia tidak bisa membawa dirinya ke arah yang lebih baik? Maksudku, karena ibunya sering memperlihatkan sisi buruknya, karena itulah Baekhyun menirunya? Seharusnya Baekhyun memilih sisi yang baik saja, begitu?"

Mischievous Boy (EXO) Sehun, Baekhyun, ChanyeolOù les histoires vivent. Découvrez maintenant