🔻(P) Try 2

21 5 0
                                    

Hy hy hy...
Vote dulu yaaa... 😚
Happy reading

Riyeong menyeka air mata Hee Yeon yang sulit berhenti mengalir. "Aku mohon tenanglah, Hee Yeon. Kita masih berada di sekolah! Kau ingin membuat kami berdua malu? Kau boleh menangis, tetapi ingatlah keberadaanmu saat ini."

Ra In memukul tangan Riyeong dengan keras. "Kau masih sempat mempertahankan rasa malumu padahal sahabat kita ini sedang berduka?"

"Apakah aku juga harus ikut menangis? Bukankah dia menangis karena salahnya sendiri? Kenapa menyalahkan aku?"

Ya. Riyeong benar. Bukankah Hee Yeon mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja? Tadi Sehun mendatanginya.

Flashback

"Kau benar, Hee Yeon. Aku pantas bahagia," ucap Sehun dengan sangat pelan.

"Maaf, karena sepertinya aku tidak bisa mempertahankanmu. Aku akan mencoba menyatukan keluargaku lagi. Aku berterima kasih karena kau mau ikut berkorban dalam masalah ini. Dan tentang Irene, aku juga.... akan mencobanya," lanjut Sehun.

Hee Yeon balas tersenyum. Di sisi lain Hee Yeon merasa bahagia karena bisa menjadi pemeran utama yang dapat ikut menyatukan keluarga Sehun lagi, Hee Yeon juga bahagia karena Sehun memilih keputusan yang sangat tepat, setidaknya Sehun bukanlah laki-laki yang gila akan cinta.

Di sisi lainnya, Hee Yeon merasakan penyesalan. Bisakah dia bertahan? Membayangkannya saja membuat hatinya sakit.

"Aku hanya ingin kau tahu. Kau satu-satunya gadis yang bisa membuatku jatuh cinta. Dan, sampai saat ini pun kau masih yang menjadi pemilik hatiku. Maaf, aku harus melepaskanmu. Semoga kau mendapat yang lebih lagi dariku."

Flashback end

"Hee Yeon?" Riyeong mengguncangkan tangan Hee Yeon. "Kau tidur?" tanyanya.

Ra In mengangguk, merasa bahwa Hee Yeon memang tertidur. "Ini jauh lebih baik. Biarkan dia tidur, lagipula sekarang kita berada di UKS."

"Ya. Setidaknya dia berhenti menangis."

◈◈◈

Chanyeol memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. "Jadi, gadis itu adalah gadis yang akan dijodohkan denganmu?" tanyanya kepada Sehun yang tengah meminum segelas anggur.

Kemarin dia dan Baekhyun melihat Sehun berjalan bersama seorang wanita yang entah siapa namanya.

"Lalu, bagaimana dengan Hee Yeon?" kali ini Baekhyun yang bertanya. "Kau melepaskan Hee Yeon begitu saja?"

"Ya Tuhan. Sehun, masalahmu ini benar-benar serius. Kau tahu? Kau berada di zona berbahaya. Salah melangkah saja kau bisa menyakiti banyak pihak. Kau harus memikirkan hal ini dengan serius," ucap Chanyeol.

Sehun memandangi satu persatu temannya. "Aku ...," ujarnya dengan sedikit terbatuk. "Aku sudah memilih, dan memutuskan."

Baekhyun dan Chanyeol membalalakkan matanya.

"Aku bisa menebaknya. Kau berpisah dengan Hee Yeon?!" teriak Baekhyun.

Detik berikutnya Sehun menjatuhkan satu air matanya. Rasanya begitu sakit. Sehun tidak pernah terpuruk seperti ini. Pernah, tetapi dulu. Ketika kakeknya meninggal. Chanyeol dan Baekhyun memandang iba Sehun.

Mischievous Boy (EXO) Sehun, Baekhyun, ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang