🔻(M) Baekhyun

25 6 0
                                    

Mereka membiarkan Chanyeol dan ibunya untuk menghabiskan waktu berdua. Biarlah Chanyeol melepaskan rindu kepada sang ibu. Selama ini mereka tidak pernah melihat Chanyeol menangis, dalam keadaan sesedih apa pun, dan sesakit apa pun.

Diantara mereka hanya Chanyeol lah yang jarang sekali menunjukkan kesedihannya. Dia akan selalu tersenyum, mengatakan kepada dunia bahwa dia lelaki terhebat yang akan selalu bahagia.

Terkadang Baekhyun merasa iri melihat Chanyeol yang memiliki seorang ibu, seorang ibu yang benar-benar menjadi seorang ibu. Saling mengasihi, mencintai, menyayangi dan menghargai.

Jangan tanya apakah Sehun juga merasa iri atau tidak. Sudah pasti jawabannya adalah ya. Memang ibunya tidak seburuk ibu Baekhyun, tetapi jujur saja ibunya tidak sebaik ibu Chanyeol. Melihat kenyataan itu membuat Sehun juga ingin menangis.

Kenapa dia tidak bisa menghilangkan rasa bencinya kepada sang ibu? Meskipun dia sudah berusaha dan mencoba berulang kali. Tetapi, semuanya terasa ditelan begitu saja. Semakin dia membenci ibunya, semakin itu pula Sehun menangis.

“Dia anakmu!”

“Bukan! Dia anakmu! Bukan anakku!”

“Kau ayahnya!”

“Kau ibunya! Kau yang harus mengurus dia!

“Lalu, kau pergi ke Jepang meninggalkan tanggung jawabmu sebagai seorang ayah? Hei! Di mana otakmu?!”

“Dia tetap menjadi anakku sampai kapan pun, tetapi kau yang harus mengurus dia!”

“Dasar gila!”

“Kakek, ayah dan ibu tidak mau aku menjadi anak mereka.”

“Itu tidak benar, Sehun. Tidak mungkin kau lahir kalau mereka tidak menginginkanmu.”

“Mereka selalu saja tidak sudi mengakuiku menjadi anak mereka, Kakek.”

“Sehun, kau masih terlalu kecil untuk mengerti ucapan orang dewasa.”

“Benarkah?”

“Iya. Kau tidak perlu khawatir. Kau memiliki marga ayahmu dalam namamu, dan kau memiliki darah keduanya. Kau anak mereka, Sehun. Sampai kapan pun.”

“Apa mereka sayang padaku?”

“Tentu saja.”

“Benarkah?”

“Iya.”

“Baiklah, aku percaya, Kakek.”

Sehun memegangi kepalanya. Kenangan masa lalu selalu membuatnya muak. Ucapan kakeknya yang dulu begitu menenangkan sekarang malah membuatnya tambah membenci kedua orang tuanya.

Kenyataan bahwa dia dilahirkan karena terpaksa, dilahirkan dan tidak diakui. Kelahirannya tidak diinginkan. Membuat bibit kebencian bertambah dan tumbuh semakin besar.

Ya Tuhan....

“Sehun, ada apa?”

Sehun menolehkan kepalanya lalu tersenyum. “Hee Yeon, sedang apa kau di sini?”

Hee Yeon duduk di samping Sehun. “Apa kita akan menginap di sini?”

Sehun menatap Hee Yeon dengan khawatir. “Apa kau sakit lagi?”

Hee Yeon menggeleng dengan cepat. “Aku hanya lapar.”

“Ya Tuhan. Aku kira kau sakit lagi.” Sehun mengelus sayang rambut Hee Yeon. “Baiklah, tunggu sebentar. Aku dan Baek akan membeli makanan.”

Mischievous Boy (EXO) Sehun, Baekhyun, ChanyeolWhere stories live. Discover now