🔻(I) Hesitant

30 8 0
                                    


"Aku harap kau tidak membenci putriku. Aku sedikit tidak suka kepada orang yang membenci putriku atas dasar apa pun. Kau tentu harus melakukan itu karena aku pun tidak akan membenci putramu."

Ny. Oh mengangguk setuju. Memang sejak awal dia tidak membenci Hee Yeon. Dia hanya merasa takut kalau putra semata wayangnya akan lebih memilih gadis itu daripada dirinya.

"Alasanku menolak Hee Yeon adalah karena putraku, untuk pertama kalinya dia memanggilku 'Ibu' setelah 19 tahun dia hidup. Dan saat itu, Hee Yeon berada diantara kami."

Ibu Hee Yeon terhenyak.

"Sehun membenciku karena aku ibunya. Dia tidak memiliki siapa pun kecuali kedua temannya, kakeknya yang telah meninggal dan satu pelayan setianya. Itulah daftar orang yang dia cintai. Dan setelah melihat putrimu, aku sangat yakin kalau putrimu sudah menjadi urutan nomor satu orang yang dia cintai," ujar Ny. Oh.

"Selama bertahun-tahun lamanya aku berusaha untuk menempati posisi nomor satu didaftar itu. Atau paling tidak masuk ke dalam salah satu daftar orang yang dia cintai. Tetapi, semua sia-sia. Setiap detiknya aku hanya menambah kebenciannya untukku."

Ibu Hee Yeon menggeleng pelan. "Kau salah. Aku sudah sedikit tahu tentang Sehun. Aku pandai menilai orang hanya dengan satu tatapan. Dan aku melakukannya di depan Sehun. Ketika aku bercerita mengenai masa kecil Hee Yeon, Sehun begitu antusias. Di dalam ceritaku sesekali aku mengatakan kalau aku begitu mencintai Hee Yeon. Sebagai ibunya, apa pun akan kulakukan untuk putriku. Dan apa kau tahu respon putramu?"

Ny. Oh mengernyit.

Ibu Hee Yeon menarik napasnya perlahan lalu menghembuskannya. "Dia menjawab bahwa sebagai seorang anak dia juga ingin melakukan apa pun untuk ibunya."

Ibu Hee Yeon tersenyum melihat perubahan raut wajah Nyonya Oh. "Apa maksudmu?"

"Aku meminta Sehun untuk melakukan hal itu, dia tersenyum kecut dan menjawab bahwa dia tidak punya ibu yang perlu dia cintai. Ibunya tidak membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang anak," lanjut ibu Hee Yeon.

Tanpa diduga, air mata itu menetes, membasahi pipinya, Ny. Oh menangis. "Siapa bilang? Siapa bilang kalau aku tidak membutuhkannya? Aku juga ingin mendapat cinta dari putraku."

"Kalau begitu katakan padanya. Selama ini kau hanya memberinya kebutuhan fisik. Tanpa kebutuhan psikis. Dia bukan patung yang bisa kau beri pakaian dan perhiasan. Dia adalah manusia yang juga perlu kau beri cinta. Ketika kau memberikan itu, dia akan membalas cintamu."

Seakan tersambar petir, ucapan yang ibu Hee Yeon katakan bagaikan kilatan petir. Meluluhlantahkan hati dan mata yang sedang menangis itu.

Ibu Hee Yeon meremas jemarinya. "Kau, apakah kau masih membenci putriku?"

Ny. Oh berulang kali mengambil napas lalu menghembuskannya. Mencoba menenangkan gemuruh di hatinya.

"Sedari awal aku tidak membenci Hee Yeon. Aku malah tertarik kepada gadis itu. Tetapi, melihat Sehun yang menyukai putrimu membuatku iri. Anak itu dengan mudahnya menarik perhatian Sehun, sedangkan aku, aku sudah beribu-ribu kali mencoba tetapi Sehun selalu mengabaikannya."

Jujur saja. Ibu Hee Yeon sudah kehabisan topik pembicaraan. Semua yang ingin dia katakan sudah menguap dan tidak tersisa lagi. Mungkin saatnya dia mendengarkan wanita itu bicara dan meluapkan isi hatinya.

"Aku harus pergi."

Ibu Hee Yeon memerhatikan Ny. Oh yang sudah melangkah pergi. Mungkin dia ingin menenangkan diri. Sudah saatnya dia mengalah demi kebahagian Sehun.

"Calon besan," gumamnya.

◈◈◈

Riyeong menatap horor kedua pasangan baru itu. Chanyeol-Ra In. Kenapa Riyeong mengatakan pasangan baru? Itu karena sudah beberapa hari ini mereka terlihat akrab. Dan Riyeong merasa diabaikan.

Mischievous Boy (EXO) Sehun, Baekhyun, ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang