Episode 1

19.1K 560 12
                                    

"Tuan Puteri, makan malam sudah siap. Anda sudah di tunggu oleh raja dan ratu." Ucap salah seorang pelayan dari kamar seberang.

"Maaf, tolong katakan pada Ayah dan ibu aku tidak makan. Aku sudah kenyang." Ucap sang tuan puteri dari dalam kamarnya.

"Baiklah, selamat beristirahat" Sahut sang pelayan lagi dan akhirnya meninggalkan pintu kamar tuan puteri.

Sang tuan puteri menghempaskan dirinya ke kasur empuknya. Sambil memainkan laptopnya di kasur, ia memasuki jejaring sosial media. Tidak lama kemudian dia tertidur lelap.

~'●●●●●'~

Di tengah hutan yang sangat dingin, kelam dan remang-remang. Pohon-pohon sangat menjulang tinggi, sangat lebat. Ini dimana? Aku tidak mengenal tempat ini. Walau tempat terpencil dan tersudut sekalipun, aku sudah pernah datang. Tempat ini sangat aneh, aku tidak mengenal hawa tempat ini, lagipula ini lebih dingin dari negeri ku, negeri terdingin di dunia. Negeri Es. pikir aku.

Aku melihat sekeliling. Aku benar-benar tidak mengenal tempat ini. Cahayanya memang remang-remang, tapi yang paling aneh baju yang saat ini aku pakai. Gaun sutra terusan dengan lengan 'you can see' dan panjang se-lutut. Warna putih lembut, dan sangat cocok untukku. Seingatku aku tidak memakai baju ini untuk tidur tadi.

Jika aku diculik, penculikku ini sangat perhatian, dia tahu ukuranku dan baju ini sepertinya mahal. pikirku tersanjung. Tetapi semua fikiran takut, gusar, dan cemas sirna setelah melihat cahaya putih dari jauh. Akh, sepertinya aku sudah mati. ucapku dalam hati.

Semakin mendekat, cahaya itu ternyata bukan pintu masuk surga, tetapi seseorang manusia. Laki-laki, bertubuh tinggi. Semakin ia mendekat, aku bisa melihat wajah putihnya dengan jelas. Sangat tampan untuk ukuran seseorang manusia, mata, hidung, mulut. Semuanya sempurna. Dan tentunya sangat putih. ucap Alice dalam hati.

Laki-laki itu berhenti 5 kaki di hadapanku. Dia memakai baju biru tua lengan panjang yang digulung sampai siku. Aku baru menyadari, kedua kakiku bergetar ketakutan. Hawa dari sekeliling tubuhnya sangat kelam dan seperti hawa membunuh yang sangat kuat. Yang tadinya seluruh tubuhku tidak bisa bergerak, aku tiba-tiba bisa bergerak, bahkan berlari sangat kencang. Kakiku bergerak dengan sendirinya melarikan tubuhku menjauh dari laki-laki itu.

Sekilas aku melihat wajah tampannya itu kecewa. Aku ingin kembali dan meminta maaf, mungkin dia membantuku dari seseorang yang menculikku. Tetapi kakiku tidak ingin kembali dan bahkan berlari semakin cepat menjauh dari sosok laki-laki tersebut. Sudah berapa lama aku berlari, aku sendiri tidak tahu. Tidak ada kata lelah, bahkan semakin kuat semakin jauh dari lelaki tersebut.

Yang tidak aku sangka, tiba-tiba ada sebuah tangan yang sangat putih, dingin dan kuat menahan dan mengangkat pinggangku dan itu membuat kaki-kakiku tidak bisa berlari lagi. Dia mendekapku ke tubuhnya yang dingin. Aku bahkan bisa merasakan punggungku menyentuh dada tegap, dan dingin miliknya. Dia menyandarkan wajah sempurnanya ke arah bahu kananku. Dahi putih dinginnya itu menyentuh pundakku.

Seharusnya aku bisa menyetrum atau membekukannya dengan kekuatan es-ku. Tetapi, kekuatan itu pergi entah kemana. Walau aku bisa berbicara, aku lupa semua mantra-mantra yang pernah diajarkan kepadaku. Dia menyikapkan rambutku ke bahu kiri. Sekarang, aku bisa merasakan nafas dinginnya dengan jelas.

"Kamu cantik, dan lebih hebatnya lagi, kamu bisa menghindar dari pesona wajahku dan hawa membunnuhku. Aku beruntung" ucapnya dengan suara berat di telingaku.

"Entah itu pujian atau hinaan aku tidak peduli. Tetapi, hawa jahatmu bertolak belakang dengan wajah tampan yang kamu miliki."Balasku dengan dingin.

What Is The Meaning Of LOVE?Where stories live. Discover now