Episode 4

8.1K 359 7
                                    

Bella terdiam sesaat karena kata-kata perhatiannya Alice. Baru kali ini ada seseorang yang perduli kepadaku, ucap Bella dalam hati. Diam dan masih memperhatikan Alice walau sosoknya sudah hilang di depan pintu. Dan sentuhan tangan Jack yang besar dan dingin membangunkannya dari ilusinya. Bella mengangkat belanjaannya ke arah kasir, lalu keluar untuk pergi.

Alice sudah ingin pulang, tetapi sesuatu menarik perhatiannya. Ada dua sosok manusia yang kekurangan. Kakek-kakek dan anak kecil, berbaju compang-camping dan berwajah kotor. Dia mengacak-acak belanjaannya yang berisi makanan kecil dan mengambil 2 buah roti. Alice berjalan ke arah sang kakek terlebih dahulu, dia berjongkok di hadapan sang kakek dengan senyum yang sopan Alice menyapa sang kakek.

"Kakek! Kakek! Aku punya dua buah roti, tapi aku tidak bisa menghabiskan semuanya, kakek mau membantuku untuk menghabiskan salah satu roti? Mau ya?" Ucap Alice ramah.

"Tentu saja! Aku sangat lapar! Suatu keberuntungan dan kehormatan bertemu dengan anda yang mulia Tuan Putri!" ucap sang kakek dan mengambil roti yang di sodorkan Alice kepadanya.

"Apa? Kenapa kakek bisa tahu?" Alice dengan tenang menunggu jawaban sang kakek yang makan dengan lahap.

"Kaweurwwenda awfnawdwa tgerilenal (karena anda terkenal)" ucap kakek dengan mulut penuh dengan makanan.

"Benarkah? Kakek keberatan jika aku bawa ke panti jompo?" tanya Alice hati-hati.

"Jika dengan tuan putri, saya tidak keberatan sama sekali." ucap sang kakek tanpa ragu.

"Baiklah, kakek habiskan makanannya dulu ya, nanti aku kembali lagi" ucap Alice dan bangkit berdiri, berjalan ke arah sang anak kecil.

"Hai! Kenapa di sini? Orang Tua-mu mana? Mau di bantu mencari?"tanya Alice ramah dan duduk di sebelah anak kecil itu. Baju dan wajahnya sama kotornya dengan sang kakek yang tadi. pikir Alice dalam hati.

"Ibuku sudah meninggal, dan Ayahku tidak tahu di mana." ucap anak kecil ini sedih.

"Namanya? Mungkin aku bisa membantu mencarikannya." ucap Alice ramah.

"Tapi aku bukan berasal dari negri ini. Aku dari Negri Api." wajah anak kecil ini sangat putus asa.

"Oh, kakak hampir lupa. Lapar tidak? Kakak punya roti, mau? Mau ya! Maksa lho!" ucap Alice sambil tersenyum bercanda.

"Terima kasih banyak. Tanpa di paksa-pun aku pasti akan menerimanya. Nama kakak siapa?" tanya anak kecil ke Alice dengan sopan.

"Perkenalkan nama-mu dulu, baru bertanya nama orang lain. Tidak sopan." ucap Alice sembari mengelus-elus kepala anak kecil tersebut.

"Aku Rendy, kakak?" kata anak kecil itu -Rendy-.

"Angel. Umurmu? kakak 16 tahun." Kata Alice sambil menyebutkan nama julukannya.

"9tahun." ucap Rendy santai. Alice terdiam sesaat. Aku lebih beruntung dari anak ini. Ucap Alice dalam hati.

"Ayo, akan kakak antar ke panti asuhan. Sekalian bersama kakek yang di sana." ucap Alice menunjuk kakek yang sedang makan.

"Tapi aku bukan berasal dari negri ini." ucap Rendy ragu-ragu.

"Aku juga. Dan mereka yang ada di panti tersebut tidak semuanya berasal dari negri ini." kata Alice menenangkan Rendy.

What Is The Meaning Of LOVE?Where stories live. Discover now