Episode 16

7.5K 244 3
                                    

Author pov.

Setelah tetek bengek acara pernikahan sakral itu di adakan, dan keputusan akhir, Alice mulai hari ini tinggal di Negri Selatan bersama Jack tentunya.

"Ah, jadi ini istana Negri Selatan, lebih hangat sih, atau karena pakai penghangat ruangan?" tanya Alice yang sedang mengagumi design Kerajaan Selatan.

"Sayang, kita lebih baik beristirahat, besokkan kamu mau mengambil barang-barangmu kan? Pasti akan lelah." kata Jack mesra yang entah muncul dari mana.

"Ah benar juga. Kamarnya di mana hon?" tanya Aloce mesra, karena ini masih di depan publik. (Ayah dan ibu Jack dan Alice masih di sini.)

"Ayo aku tunjukkin, aku juga lelah nih. Duluan ya." kata Jack ramah.

"Dasar pasangan muda yang baru nikah, gak sabaran." ledek Bunda ceria.

"Ya, hampir miriplah sama kita, ya kan pah?" timpal Mama dan mendekap Papa.

Dan tanpa kata Alice dan Jack beranjak naik ke kamar yang di lantai 2.

"Whoah." itulah satu kata yang bisa di ekspresikan Alice ketika melihat kamar pengantinnya.

"Kamu suka?" tanya Jack datar.

"Kalau sejujurnya, tidak." kata Alice singkat.

"Lalu tadi?" tanya Jack bingung.

"Aku tidak suka warna putih, design kamarnya terlalu mewah, tapi pemandangan balkonnya sangat indah, timbunan pohon dan air sungainya menarik." kata Alice jujur.

"Pujian atau hinaan?" tanya Jack.

"Keduanya." jawab Alice, lalu Alice menatap sekeliling dan mengambil sebuah kotak yang cukup berat dan menyerahkannya ke Jack.

"Buat apa ini?" tanya Jack bingung sambil menerima kotak itu.

"Lemparkan ini sejauh mungkin, aku mau tau sekuat apa orang sepertimu." remeh Alice. Sebagai lelaki, Jack tidak suka saat di remehkan, lagi pula siapa yang suka di remehkan? Dan dengan santai dia mengangkat barang yang -menurut Alice berat- di bawa Alice dan melemparkannya cukup jauh. Jack tidak mengeluarkan seluruh kekuatannya, karena nanti bisa di curigai.

"Woah. Jauhnya." Puji Alice.

"Mau meremehkan lagi?" Tanya Jack dengan bangga.

"Sebenarnya tujuan ku bukan untuk meremehkan mu. Merepotkan sekali harus bertingkah seperti itu." kata Alice santai.

"Lalu, tujuan mu yang sebenarnya apa?" tanya Jack benar-benar bingung dengan jalan fikir Alice.

"Setelah Keluarga kita pulang dari sini, aku ingin kita pisah kamar. Aku disini." kata Alice tegas.

"Kenapa juga harus? Merepotkan." kata Jack kesal.

"Karena aku tidak ingin di apa-apakan oleh mu." kata Alice menatap Jack dengan tatapan mencela.

"Tenang saja, aku tidak tertarik padamu. Dan di luar sana, wanitaku banyak. Jadi jangan heran apalagi cemburu jika aku membawa mereka ke sini." Kata Jack cuek.

"Aku tahu. Tapi ada yang bilang, omongan lelaki sulit di pegang, apalagi menyangkut kebutuhan biologis. Jadi aku tetap mau pisah kamar!" Kata Alice tegas dan tak terbantahkan.

"Kan sudah ku bi-" "Tadi kalau kekuatanmu tidak sekuat itu, aku masih bisa mengijinkanmu, karena aku sewaktu-waktu bisa bertahan jika kamu sedang 'liar'. Jika kau punya kekuatan sehebat itu, apalagi, yang aku lihat, kamu tidak mengeluarkan semuanya. Aku bisa dalam masalah." kata Alice santai dengan mengibaskan rambutnya.

"Terserah." Jack mengalah.

"Hoam!" Alice menguap dan merenggangkan tubuhnya.

"Ah, lelahnya. Selamat malam. "Salam Alice dan tanpa menunggu jawaban dari Jack -yang pasti tidak akan di jawab- Alice beranjak naik ke kasur king zise nya itu dan tiduran di sebelah kanan.

What Is The Meaning Of LOVE?Where stories live. Discover now