Episode 17

5.8K 244 1
                                    

"Anda memberikan kekuatan untuk merebut anda dari genggaman Pangeran Negri Selatan." kata Christ sendu. Dan Alice hanya tersenyum samar lalu membawa Jack -anjing- ke mobil lalu pulang. Tapi entah kenapa, rasanya, itulah pelukan terakhir yang akan dia dapatkan dari Chist. Entah kenapa.

****

"Lama juga ya pulangnya." sindir Jack melihat Alice dengan santainya datang sudah larut.

"Oh, tadi laporan dulu ke Alex, baru ke sini." Jawab Alice santai.

"Gak percaya. Dari asrama pengawal tuh gak sampe 10 menit lamanya. Dan kamu? Ini udah 3 jam!" kata Jack kesal.

"Mencari jalan memutar." jawab Alice sekenanya. "Lagipula, apa urusannya denganmu? Memang kamu menyukaiku sampai mengkhawatirkanku, hem?" tanya Alice santai.

"Bukan itu bodoh! Aku ingin mendiskusikan sesuatu padamu." kata Jack kesal.

"Bodoh? Enak aja." decak Alice sebal. "Kalau mau ngomong, besok aja, ngantuk nih. Aku kan gak kayak kamu, makhluk malam!" kata Alice sinis. Jack kaget, dia tau? Fikir Jack takut.

"Maksudnya makhluk malam?" tanya Jack hati-hati. Walau Alice istrinya, tetap saja dia tidak ingin identitasnya di ketahui.

"Malam-malam gini masih melek." jawab Alice sekenanya lalu pergi kekamar.

"Sepertinya aku harus mengangap kata-kata Alice ataupun Alex itu bualan. Tapi, mereka kok mirip banget ya? Apa karena mereka dekat dari kecil? Ah, tak perduli lah." kata Jack cuek lalu melanjutkan pekerjaannya. Belakangan ini dia agak sibuk apalagi menjelang pengangkatan.

"Jack, kamu punya susu gak?" tanya Alice 15 menit kemudian .

"Ha?" tanyaku bingung sambil membuka kacamataku. Supaya terlihat lebih manusiawi sih.

"Ada susu gak? Bubuk. Aku mau susu anget. Aku gak bisa tidur." kata Alice sebal.

"Tanya pada pelayan lah! Aku tidak tahu." kata Jack sebal karena kerjaannya di ganggu karena hal tidak penting.

"Kasian pelayannya, pasti udah pada tidur. Ish! Jack nyebelin!! Aku suka ngebayangin kalau seorang Jack yang ketergantungan dengan layanan cepat bakalan jatuh miskin. Gimana jadinya ya?" hina Alice sambil menatap remeh Jack.

"Dari pada mengkhayalkan hal yang tidak mungkin terjadi, lebih baik kau mengamati baju tidurmu." ledek Jack lalu meneliti baju Alice. Dia tercekat melihat baju Alice yang tergolong, ekhem sexy.

"Piyamaku kemarin itu karena aku tidak bawa baju lain. Biasanya juga aku tidur pakai ini, tapi kata Mama ini bagus memancing kamu jatuh cinta padaku. Jadi cepatlah, biar kita bercerai." Kata Alice merajuk.

Jack menaruh laptopnya di meja dan juga kaca mata pajangannya. Menatap Alice sekilas terutama bajunya. Evil smirkpun muncul. Dengan cepat tanpa Alice bisa tangkis dia menarik Alice dan membantingnya ke sofa. Jack menggenggam kedua tangan kecil Alice dan menyatukannya di atas kepala, itu mengunci pergerakaan Alice. Walau kaget, tapi Alice langsung bisa mengendalikan air mukanya dengan baik, sekarang dia malah berwajah datar.

"Aku tidak yakin itu. Takutnya malahan kamu yang jatuh dalam pesonaku." kata Jack santai sambil menatap Alice mengintimidasi.

"Benarkah? wow!" ledek Alice lalu menendang Jack ke samping. "Minggir, aku kesini buat minum susu bukan main sama anak kecil!" balas Alice sebal.

"Anak kecil?" tanya Jack tidak percaya. Alice melenggang ke arah dapur dan membuat susunya. Karena kesal, Jack berusaha memfokuskan diri ke pekerjaannya lagi.

"Nih," Alice membuyarkan konsentrasi Jack yang kedua kalinya. Karena kesal, kuku-kuku tajam Jack sudah mau keluar. Dia menatap Alice garang. Tapi bukannya takut, Alice malah menatap Jack malas.

What Is The Meaning Of LOVE?Where stories live. Discover now