Episode 22

5.5K 255 11
                                    

"Ayah! Bunda!" igau Alice, makin bercucuran keringat, Alex sekuat tenaga menahan dirinya untuk tetap stay cool walau sesungguhnya dia ingin memeluk erat Alice dan menenangkannya. Dan kegelisahan Alex di tangkap sekilas oleh Jack. "KAKAK!" teriak Alice dan bangun dari tidurnya.

"Lo gak papa Al?" tanya Alex yang bahkan tidak bisa membendung ke khawatirannya lagi.

"KAKAK!" Alice tanpa ragu memeluk Alex yang melihatnya dengan raut khawatir. Jack yang melihat itu hanya tersentak, beda halnya dengan Alex. Dia pucat.

______________________

WARNING! CERITA INI FIKSI KARYA AMATIRAN. JANGAN LUPA COMMENT DAN BINTANGNYA YA (^_^)

______________________

"Ka.. Kak?" tanya Jack tak percaya, sedikit menuntut jawaban juga.

Alex mengembalikan raut wajahnya sesaat setelah pertanyaan di lontarkan oleh Jack. "Gua belom bilang ya? Aduh, sorry." sesal Alex lalu melepaskan pelukan Alice dengan lembut, dan membaringkan Alice yang tertidur pulas.

"Apa? Bahwa lo itu kakaknya? Kok .." "Kalau orang panas, itu mirip orang mabuk. Suka berhalusinasi, lebih tepatnya mimpi buruk." jelas Alex memotong presepsi Jack yang kejauhan.

"Ha?" mungkin alasan Alex tidak masuk di otak vampirenya.

"Silahkan cek di internet yang mulia," jawab Alex santai, dan tanpa memperdulikan tatapan bingung Jack, Alex berucap santai "Kalau dia mimpi buruk dan tidak tenang, biasanya elusan SAYANG di rambut bisa menenangkannya, dan kalau handuknya kering tapi badannya masih panas, ganti saja. Tahu kan caranya? Sisanya mudah kok. Kalau ada apa-apa cari di internet saja." jelas Alex panjang lebar lalu melenggang pergi tanpa memperdulikan kebingungan Jack.

Karena masih tidak percaya ucapan Alex, Jack mendekati Alice dan memperhatikannya dengan seksama. Wajah tidurnya seperti malaikat bagi Jack, sangat damai, dan cantik, yah, walau Alice termasuk golongan orang cantik juga sih. Tapi saat ini, saat dimana Alice tidak menunjukkan sikap seraukannya, dia sangat anggun. Mungkin hampir setara dengan para vampire. Mungkin.

Dan benar apa yang di katakan Alex, tubuhnya mengigil, padahal di ruangan ini AC di matikan, bahkan badannya masih panas. Akhirnya Jack menarik selimut sampai leher Alice. Dan Alice pun berangsur tenang. Akhirnya Jack memutuskan untuk mengambil kerjaannya sebagai Raja dan mengerjakannya di kamarnya sekaligus menjaga Alice. Supaya tidak di curigai Mama saat tiba-tiba ke sini.

Sedang asik dengan tabnya, entah sudah berapa lama, akhirnya konsentrasi Jack terganggu karena mendengar suara samar. Suara erangan kesedihan dan kepedihan. Mungkin orang yang punya telinga se tajam Jack akan bisa merasakan perasaan yang sekarang Jack rasakan. Rasanya seperti dia sendiri yang mengalaminya. Entah lah, sulit di gambarkan dengan kata-kata. Tapi yang pasti sangat sedih.

"Hinks.. Hinks..." tangisan lirih dan pilu terdengar, dan lagi posisi tidur Alice mulai gelisah.

Akhirnya Jack mempraktekkan apa yang di katakan Alex. Dia mengelus puncak kepala Alice dengan pelan. Dan tanpa dia duga, Alice membuka matanya dengan sayu dan memeluk tubuh Jack.

"Ayah, tubuh ayah dingin, mirip tubuh Jack deh." kata Alice senang, dengan memeluk Jacl erat.

"Sayangnya aku bukan ayah-mu." jawab Jack ketus, sekuat mungkin Jack melepaskan diri dari pelukan Alice.

"Hah?" Alice mendongkak dan menyesuaikan matanya dengan penglihatan di kamar yang terang ini. "Hinks.. Hinks... JACK JAHAT!! KEMBALIKAN AYAHKU!!" teriak Alice sambil memukul-mukul Jack. Tangisan pilu yang menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

Jack fikir ini adalah permainan Alice, jadi dia dengan cepat menangkap tangan Alice yang lemah. Pukulannya Alice sangatlah lemah dan pelan. Tangan satu laginya Jack mengambil dasi dan mengikat tangan Alice ke sisi ranjang.

What Is The Meaning Of LOVE?Where stories live. Discover now