Episode 14

7.2K 244 8
                                    

Pagi yang indah adalah saat di mana kamu masih bergulat di ranjang sampai sekitar jam 10. Itulah definisi surga bagi Alice. Tapi, definisi Alice sangat di tentang keras oleh Bundanya. Mengingat Alice adalah seorang Putri, sedangkan Alice sendiri tidak perduli dengan embel-embel 'Putri'nya itu. Motto Alice adalah 'jadi diri sendri' dan 'diri sendiri' Alice adalah bebas.

Alice Prov.

"ALICE!! BANGUN!!" kata Bunda sambil mengedor-gedor pintu Alice. Hening. Tidak ada sahutan sama sekali. Dan sekali setak, pintu kamar Alice terbuka. Kosong. Bunda mencari-cari Alice kemana-mana. Kamar mandi, selimutnya di sibakkan, sampai kolong kasur sekalipun di carinya. Tapi hasilnya nihil.

"Cari siapa?" Tanya seseorang sambil bersandar di pintu dengan memakan roti bakar. Alice.

"Akh! Kamu! Ngagetin aja hobbynya! Bunda cariin juga!" Kata Bunda kesal.

"Oh, ada apa?" tanya Alice santai. Masih berkutat dengan roti bakarnya.

"Hari ini kamu harus ke Negri Selatan! Fitting gaun!" tegas Bunda. Pasti dia akan terbatuk lalu marah. Aku sudah siap untuk memaksanya. gumam Bunda.

"Jam berapa?" tanya Alice datar. Bunda shok. Pikirannya tidak terbukti. dia termangu sebentar.

"Jadi tidak?" tegur Alice.

"I-iya. Jangan bentak Bunda dong!" kata Bunda kaget. "Kamu dari mana?" selidik Bunda.

"Aku mau mandi, bisa Bunda keluar? Bunda tidak berencana untuk mandiin aku kan?" kataku santai.

"Boleh, asal kamu yang minta." balas Bunda sengit.

"Tapi aku tidak berminat, jadi dengan penuh penghormatan, Alice mohon pengertian Bunda untuk memberikanku privacy. Bisa?" tanya Alice formal.

Bunda terhenyak karena omongan formal Alice "B-bisa. Buruan ya!" kata Bunda lalu pergi meninggalkan kamar Alice.

Alice tidak merespond, dia mandi lalu mengambil acak (asal ambil maksudnya) bajunya lalu dikenakannya. Dia memakai tank top putih yang menampilkan lekukan tubuh indahnya, dan rompi jeans pendek tanpa lengan, dipadukan dengan jeans hitam dan sepatu supra biru dongker. Tanpa make up sedikitpun dan rambutpun hanya dibiarkan tergerai dengan bando hitam untuk menahan rambutnya.

Alice turun lalu dengan cepat meminum susu putih dan memakan rotinya lalu menyambar kunci mobil sport merahnya lalu melesat pergi.

Jika di tanya kenapa? Karena dia ingin cepat pulang dan latihan bersama Alex. Dan sepertinya hari ini aku dapet, karena entah kenapa, bawaannya BT.

------------------

Aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang untuk menghargai peraturan. Tapi saat masuk kawasan kerajaan, sifat alamiku muncul. Menyetir seperti orang gila. Salah satu penyebab Alex menolak keras saat aku merajuk untuk menyetir sendiri.

Dan aku lihat sosok mencolok muncul, icon Negri Selatan. Pangeran Jacob. Langsung dengan cekatan aku menaikkan kecepatan mobilku lalu mendrive tepat di hadapannya. Aku melihat tatapannya kesal bercampur kaget. Tapi, apa perduliku? Aku turun lalu dengan sombongnya membuka kaca mata hitamku. Plus wajah innocent ku.

Wajahnya menelitiku dari kepala sampai kaki dengan tatapan kagum. Kekesalannya menguap begitu saja. Dasar laki - laki. Hinaku.

"Ratunya ada kan? Diamana? Tunjukkin dong." Kataku tanpa mau berbasa-basi.

Dari auranya, sepertinya dia tersinggung, tapi apa perduliku? "Maaf, putri Alice. Di sini punya tata krama yang tinggi." Katanya terlihat kesal. ah, benar, sensitif.

What Is The Meaning Of LOVE?Where stories live. Discover now