Episode 6

7.8K 384 3
                                    

BRUK!! Jack membanting tubuhnya ke kasur king zise-nya. Dia masih bingung karena sikap beruba-ubah Alice. Cara menaklukannya, dan baru kali ini dia menyadari, dia harus berfikir keras untu seorang perempuan.

"Aku fikir permainan ini akan sangat menarik." Ucapnya sebelum menutup mata, dan tertidur.

~'●●●●●'~

Gadis itu berlari ke tempat yang banyak pohon tinggi dan rindang. Dia berlari dengan wajah yang sudah di basahi air mata.

Saat Jack dan keluarga pulang, dia tidak sengaja mendengar tentang perjodohan Jack. Hatinya hancur berkeping-keping, karena Mama Jack sendiri yang menjodohkannya. Satu tempat yang terlintas di pikirannya, tempat persembunyiannya. Tepat di tengah hutan, ada taman yang sangat indah.

Bella, itu nama gadis yang selalu mematahkan jurus-jurus centil anak perempuan yang mendekati Jack. Dan kini, Mama Jack yang memutuskan, orang yang sekaligus menjadi Mamanya. Dia menangis sangat keras di taman itu. Dan sepertinya alam tidak berpihak padanya, matahari bahkan menyinari sangat panas. Dan yang aku sadari, sangking lelahnya aku tertidur di taman itu sambil menangis.

Entah berapa lama aku tidur, rasanya hati ini tidak kunjung membaik. Lalu aku merasakan air mataku kembali turun. Ingatan 12 tahun yang lalu, semua kenangan tentang Jack yang sangat manis, membuat aku tidak henti-hentinya menangis. Semuanya tampak suram jika masa depan tanpa Jack.

"Hinks... hinks..." aku sambil mengusap-usap mataku.

"Udah nangisnya? Sampai saat tidur menangis. Nangisin siapa sih? Tumben lama." Ucap seseorang laki-laki dengan suara yang familiar di telinga Bella. Aku mencari-cari dimana asal suara tersebut.

"Diatas." Jawab suara bariton itu lagi. Aku melirik ke atas dahan pohon. Jack, pujaan hatiku. Dia tersenyum dengan senyuman tampannya, itu membuat hatiku meleleh dan jatuh cinta kepadanya lagi. Mata kuning emas yang tajam miliknya menatapku lembut. Tapi aku sadar, tidak ada unsur cinta di tatapan itu, hanya sayang dalam arti persahabatan.

"Bagaimana caramu menemukanku?" tanyaku sambil mengusap-usap bagian mataku.

"Dari caramu bertanya seperti mengusir. Dan tanpa kamu hapus juga aku sudah lihat dari tadi. Hanya mencari waktu yang tepat menunjukkan diri." Jelas Jack masih di atas pohon.

"Secara halus aku mengusirmu dan tidak ingin ganggu." Ucap Bella pendek.

"Kamu tahu, kenapa aku lebih terbuka padamu dari orang lain?" tanya Jack sambil bersender di batang pohon, menatap jauh.

"Karena aku satu-satunya wanita dan sebaya yang selalu di sampingmu." Aku mengucapkan kata-kata pedas itu dengan meringis, karena itu memang kenyataan.

"Itu salah satunya. Karena kamu adalah tipe yang pengertian. Dan sangat asik jika di bohongi. Tetapi, sikap itu hilang saat umurku menginjak 10 tahun. Jujur, kamu lebih menyebalkan dan sangat penurut. Karena itu aku menjauhimu." Selagi Jack mengatakan itu, dia memandang Bella seperti mengingat masa lalu.

"Memang ada apa dengan aku yang sekarang?" tanya Bella bingung.

"Dulu, aku suka dengan wajah mu yang merengut dan kesal karena di tipu dan langsung berubah senang jika aku ngambek. Hahah" Jack tertawa renyah sambil mengingat masa lalu. Rambut Jack yang panjang dan model fauxhawk di tiup angin menjadi seperti malaikat -sangking tampannya- dan menjadi merah saat terkena sinar matahari yang memang menyengat. Bella hanya bisa menatap dalam keterpanaannya.

Jack turun dari dahan dan memegang wajah Bella. "Aku jelaskan padamu terakhir kalinya, kamu itu hanya teman bahkan sahabat. Kapan kamu akan keluar dari dunia mimpi yang isinya hanya aku?" kata Jack jelas dan lembut tepat di depan wajah Bella.

What Is The Meaning Of LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang