Awal Masalah

8.1K 1K 27
                                    

KARA

Hancur? Ya, aku rasa dalam hitungan detik harga diriku akan hancur dan dipermalukan oleh beruang pemarah brengsek ini.

Aku sama sekali tidak berani menoleh ke kanan, dimana Samantha dan Damian berdiri melihatku ada di atas tubuh Aber dengan posisi yang tidak pantas.

Air mataku bahkan sudah meleleh karena pelecehan ini. Apakah ini bisa disebut pelecehan? Aku Ab benar, ini tidak bisa disebut pelecehan kalau aku membalas ciumannya. Astaga, aku rasa diriku sudah berubah jadi wanita nakal dan murahan yang sering aku bicarakan dengan Iori saat melintasi kota New York saat malam hari.

"Ini sudah tidak menarik lagi..." aku mengerutkan keningku saat mendengar gumamannya dan melempar bantal padaku kemudian menarik selimut hingga hampir membungkus tubuhku secara keseluruhan.

"Samantha bereskan semuanya..." ucapnya yang kurasa bangkit dari tempat tidurnya ini.

"Maaf Damian... kita bicara di ruang kerjaku..." aku menggigit bibirku.

Apa yang dilakukan beruang pemarah itu? Dia menyelamatkanku? Apa dia punya kepribadian ganda? Beberapa detik yang lalu dia terlihat senang dan bahagia jika Damian melihatku berciuman dengannya dan sekarang dia bersikap seolah-olah menjadi pahlawan?

"Miss Kara..." aku berjengit kaget saat suara lembut seorang wanita menyebut namaku.

Aku menarik selimut yang menutupi kepalaku dengan perlahan. Mataku mencari dimana Damian berada.

"Tuan Abercio ada di ruang kerjanya dengan Tuan Damian..." wanita itu tersenyum dan seolah mengerti apa yang menjadi kekawatiranku.

"Aku tidak pernah tahu dia bisa berbuat seperti ini..." ucap wanita itu lagi.

Aku setuju dengan ucapannya. Bagaimana bisa dia berbuat seperti ini pada seorang wanita, wanita yang merupakan sahabat pacarnya.

"Sebaiknya anda mandi, itu pasti akan menyegarkan. Aku akan menyiapkan sarapan atau mungkin makan siang sekaligus?" aku menaikkan alisku.

"Ini pukul berapa?"

"Pukul sebelas siang..." wanita bernama Samantha itu meringis.

"Astaga..." aku menyibak selimut ditubuhku dan segera beranjak dari tempat tidur super king ini.

"Miss Kara..." aku menoleh pada Samantha.

"Aku akan sangat senang jika kau mau sarapan sebelum kau pergi..." dia kembali tersenyum padaku.

"Kau tahu, pria keras kepala itu pasti akan mengamuk jika tahu kau pergi tanpa sarapan..."

"Pria keras kepala? Oh Beruang pemarah itu?" aku menunjuk seasalnya dan Samantha hanya terkikik.

"Beruang pemarah?" ulang Samantha menirukan apa yang baru saja aku ucapkan.

"Yupz! Dia mirip beruang dan sukanya marah-marah!" kembali aku terpancing emosi.

"Aku harus pergi Samantha! Sebelum semuanya bertambah kacau..." bisikku pada Samantha.

"Bolehkah aku minta tolong padamu untuk memanggilkan ku taxi?" tanyaku sambil menunduk mencari-cari dimana sandalku berada.

"Sial! Dia menculikku!" gerutuku kesal.

Kriuuukkkk...

Aku memeluk perutku yang baru saja berbunyi. Ini sangat memalukan.

"Setidaknya sebelum pergi anda bisa menyantap sepotong roti mentega, bacon dan telur..." aku meringis, begitu deretan makanan itu disebutkan perutku kembali berbunyi.

FallWhere stories live. Discover now