Little Secret

7.7K 1.1K 61
                                    

ABER

Aku menutup laporan yang Jaquen berikan padaku terkait kecelakaan yang menewaskan semua keluarga Alcander. Kuusap wajahku dengan kasar dan menghembuskan napas kesal.

"Iori..." aku menggertakkan gigiku menahan kesal.

"Kalau kau merindukannya kau bebas menemuinya..." suara ketus itu membuatku membuka mata. Tampak dihadapanku wanita dengan kaos kebesaran dan celana panjang yang sama kebesarannya dengan baju yang dia pakai. Rambutnya disanggul kecil menggunakan pencil yang sedikit berantakan dan itu terlihat sexy.

"Samantha membuat cemilan baru, aku hanya membantunya..." dia berujar lalu meletakkan sepiring kecil cemilan yang aku tak tahu apa namanya itu di meja kerjaku.

"Karena kau menyekapku beberapa hari aku jadi tidak bisa menjenguk Mom. Hari ini aku menjenguk Mom dan—"

"Mintalah Jaquen mengantarmu," dia melotot sekilas sebelum dia membuang muka lalu mendengus kesal.

"Aku bisa pergi sendiri!" bantahnya kemudian.

"Tidak ada bantahan Kara!" kataku sedikit berteriak. Kepalaku terasa panas karena laporan Jaquen.

Aku memberikannya tatapan tajam dan tidak ingin dibantah padanya.

"Ok!" ucapnya kesal lalu berbalik dan meninggalkanku sendirian di ruang kerjaku.

"Arghhh!" aku berteriak dan mengumpat kesal ketika pintu ruang kerjaku ditutup oleh Kara.

"Ok," aku mengulangi apa yang Kara katakan padaku dan aku kembali mengumpat. Pandanganku pun tertuju pada cemilan yang bentuknya aneh di hadapanku. Aku memiringkan kepalaku menatap piring cemilan aneh itu. Tidak biasanya Samantha membuat cemilan yang tidak berbentuk. Cemilan ini mirip kue kering yang dibuat anak-anak kecil yang baru belajar membuat kue. Samantha sudah puluhan tahun di dapur dan sudah membuat banyak kue, lalu bagaimana bisa kue buatannya itu—

"Apa ini buatan Kara?" alisku bertaut saat kesimpulan itu terlintas dibenakku. Kuhembuskan napas panjang dan berat.

Kalau kau merindukannya kau bebas menemuinya

Aku mendengus kesal lalu berdiri, berjalan ke jendela dan melihatnya menenteng tas kecil yang biasa dia bawa lalu berjalan menghampiri Jaquen yang sedang berbicara dengan Tara.

Dia tertawa sebentar sambil memukul lengan Jaquen.

"Apa yang lucu? Jaquen tidak bisa melucu!" dengusku kesal. Aku semakin mengerutkan alisku saat melihat Kara kembali tertawa bahkan sekarang sambil memegangi perutnya, begitu juga Tara yang ikut tertawa.

Kalau dia masih disana dengan Jaquen dan tertawa lagi maka—sebaiknya aku ikut, putusku akhirnya. Aku segera menyambar jas yang teronggok di kursi tapi pandanganku tertuju pada cemilan dengan bentuk aneh itu. Segera saja ku sambar satu dan masuk kemulutku, tapi dua detik selanjutnya aku mengernyit dan memuntahkan cemilan itu.

"Damn!" makiku kesal.

Cemilan apa ini yang keras dan asinnya sampai ke ubun-ubun. Aku segera menyambar tisu dan ke luar.

"Samantha,—" dia menoleh menatapku. "—apa dia mengacaukan dapurmu?" Samantha menaikkan alisnya.

"Oh, Mrs. Alcander?" dia tersenyum.

"Wanita yang energik saat di dapur. Aku terkesan dengan semangatnya saat membuat kue..." dia tersenyum tapi lebih mirip cekikikan.

"Jangan biarkan dia masuk dapurmu lagi!" tegasku.

"Astaga, Aber. Aku tidak bisa melarang nyonya muda dari rumah ini kalau ingin menggunakan dapurku..." ucapnya masih dengan tersenyum.

"Tidak. Dia—"

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang