Bridal Shower Part. 1

9K 1.2K 102
                                    

ABER

Aku menatap Kara yang memunggungiku sambil berkacak pinggang. Dia sedang menyiapkan pakaian untuk pernikahan Clark dan Devina.

"Astaga... ternyata aku tidak punya baju pesta selain baju merah kemarin..." aku tersenyum mendengar gumamannya.

"Apa perutku terlihat besar?" tanyanya sambil berbalik dan menarik kaosnya ke belakang hingga menunjukkan perutnya yang rata. Dia itu sangat menggemaskan dan lucu. Setiap hari, sehari mungkin ada seratus kali menanyakan apakah perutnya besar.

"Umm..." aku menggaruk daguku lalu melempar buku di tanganku. Aku melambai memintanya mendekat padaku. Dia mendekat dan berdiri di hadapanku.

"Baby boy..."

"Bagaimana kalau perempuan?" cicitnya berbisik.

"Umm, baiklah. Aku akan panggil little Alcander—"

"Terlalu panjang..." bisiknya lagi.

"Little A... itu singkat sayang..."

"Ok. Little A..." dia mengangguk setuju.

Aku tersenyum lalu meraih tangannya, mengecup punggung tangannya dan mencium perutnya yang masih rata.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Kau tahu, wajahmu terlihat frustasi melihat lemari itu..." aku memiringkan kepala dan melihat betapa berantakannya lemari baju kami.

Aku menarik tangan Kara dan mendudukkannya di pahaku.

"Frustasi bisa membuat little A cemas nanti..." bisikku lembut sambil tersenyum.

"Benar! Kau tahu aku sangat gugup!" serunya cepat sambil berdiri.

"Aku tidak pernah menghadiri pesta pernikahan yang diadakan di Hawai! Apalagi itu pesta pernikahan sahabatmu! Dan kebetulan mereka adalah para milyuner, Ab!" Kara memijit pelipisnya dan dia benar-benar frustasi.

"Kau tahu, aku selalu mengacaukan pesta?" tanyanya serius sambil berkacak pinggang.

Mengacaukan pesta, well, setidaknya satu dari empat pesta yang pernah dia hadiri selama aku tahu tidak dibuat kacau olehnya—pesta pernikahan kami. Setidaknya Kara tidak membuat pesta pernikahan kami berakhir dengan perkelahian.

Sebenarnya tiga pesta yang kami hadiri bersama dulu sewaktu kami masih sekolah memang selalu berakhir dengan sedikit keributan.

Keributan karena Kara akan menginjak gaunnya karena kesal ataupun tanpa sengaja menyenggol seseorang dan menceburkannya ke kolam.

Dia terlalu aktif saat di pesta.

"Aku akan menjamin pesta Devina dan Clark berjalan lancar..." aku tersenyum dan mengulurkan tanganku. Dengan patuh Kara meraih tanganku lalu melingkarkan lengannya di leherku.

"Janji?" tanyanya dengan tatapan penuh harap.

"Aku janji, tidak akan ada kekacauan yang akan kau buat sayang..." bisikku dan detik selanjutnya senyum lebar merekah di wajah Kara.

"Thanks..." sahutnya dan kemudian menciumku—like to heaven.

-

KARA

Hawai.

Angin pantai menyapa wajahku saat aku membuka jendela besar kamarku dan Aber yang menghadap ke pantai.

"Waooww..." aku tersenyum lebar lalu menoleh saat Aber memelukku dari belakang dan mencium pucuk kepalaku.

"Kau suka?" tanyanya berbisik sambil terus mencium rambutku. Sementara itu satu tangannya mengusap lembut perutku, mungkin Aber dan bayi kami sudah saling terikat dan itulah alasannya Aber sering mengusap perutku.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang