Salah-Paham?

7.7K 1.3K 93
                                    

KARA

Aku mendorong pelan tubuh Aber saat dia menciumku dengan lembut dihadapan Jaquen yang sedang menunggunya. Kami berdua terlihat sama seperti pasangan yang benar-benar baru menikah dan saling jatuh cinta—bukannya pasangan yang menikah karena kontrak dan punya tujuan sendiri-sendiri.

"Aku akan segera kembali..." ucapnya pelan sambil tersenyum dan mengusap pipiku. Aku hanya mengangguk pelan dan menatap kepergian Aber diikuti Jaquen. Ku gigit bibirku, menyesap rasa Aber yang tertinggal. Ini gila—aku menepuk pahaku lalu tatapanku terpaku pada Cyber yang memiringkan kepalanya dan menatapku.

"Hi!" aku mengangkat tangan dengan canggung kearah Cyber dan meringis menatapnya. Dia hanya menggerakkan kepalanya lalu menjulurkan lidahnya dan menjilatnya. Lalu menoleh kearah pintu.

"Maaf aku menyebutmu serigala..." aku meringis dan Cyber kembali menatapku, menggerakkan telinganya dan bergerak.

"Wowww, tetaplah disana sobat..." aku menaikkan kakiku ke kursi. Jujur saja aku masih takut melihat Cyber yang duduk berjarak tiga meter dariku.

"Awww!" aku meringis dan Cyber menggonggong.

"Sssssttt!!!" aku berbisik pada Cyber supaya tidak bersuara.

"Eh—eh—" aku hampir saja berteriak ketika Cyber mendekat padaku dan memakan sosis di piringku.

"Astaga... kau lapar ya..." kataku masih dengan menaikkan kedua kakiku di kursi. Cyber menatapku dan mengeluarkan suara memelas lalu merebahkan kepalanya di lantai.

Astaga, dia kenapa mirip Aber ya? Setelah mengambil sesuatu lalu pergi dengan wajah tanpa dosa seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

"Hei..." dengan perlahan aku memberanikan diri menurunkan kakiku.

"Kau mau lagi?" aku mengangkat sepotong sosis dan Cyber pun menegakkan kepalanya.

Dengan perlahan aku mengulurkan tanganku dan dengan cepat Cyber menarik sosis itu.

"Kau bisa menghabiskan setiap sosis yang ada dipiringku. Aku tidak menyukai sosis..," bisikku pada Cyber. Dia menatapku lalu kembali merebahkan kepalanya di lantai.

"Ada apa? Apa kau sedih?" Cyber melirikku sekilas tanpa bergerak.

Mungkin ini sedikit gila karena aku berbicara dengan seekor Siberian husky bermata biru dan abu-abu.

"Kau pasti jenis yang mahal..." Cyber menggerakkan telinganya.

"Maaf—" aku meringis, mungkin dia perasa sekali. "—aku tidak bermaksud apa-apa. Matamu bagus dan langka... sama seperti matanya..." aku mengangkat bahu dan membuat Cyber menegakkan tubuhnya.

"Kau mirip Aber, kau tahu?" Cyber menjulurkan lidahnya dan juga ekornya lalu mendekat padaku.

"Cyb—" suaraku rasanya tercekik dan siap berteriak tapi Cyber bukan menggigitku atau menyerangku. Dia menopangkan kepalanya di pahaku dan mendengkingkan suara yang menyedihkan.

"Astaga... ada apa?" tanyaku yang kini berganti panik.

"Hei..." aku mengusap kepala dan lehernya. Matanya terlihat sedih dan aku tidak tahu itu karena apa. Cyber menggonggong saat melihat Cloe melintas mengikuti Jaquen.

"Hei... kau suka pada Cloe?" Cyber menggonggong sekali dan menggoyangkan ekornya.

Cyber pun duduk dengan tenang sambil menghadap kearahku dan detik selanjutnya dia merebahkan kepalanya di lantai di dekat kakiku.

"Kalau kau menyukai Cloe jangan menduakannya. Jangan!" aku memberitahu Cyber. Dia menatapku dan kembali menelusupkan kepalanya di kakiku.

"Aku serius! Wanita itu tidak suka di duakan..." aku memberitahu Cyber dan bukannya mendengarkan dia malahan menutup matanya dengan kaki kanannya.

FallWhere stories live. Discover now