Dear Biru 4

8.9K 734 55
                                    

Dear Biru : apaboleh kukatakan kalau lukamu adalah lukaku juga? Tidak berbekas di tubuh, hanya ada sebuah lubang di hati.

***

"Besok masih Pra-UN?" Tito menyodorkan segelas air putih kepada Navy yang sedang berbaring di tempat tidur. Kejadian Navy mimisan tadi tentunya sudah Nara beritahu Grey, namun lelaki itu masih ada urusan yang belum bisa ia tinggal sehingga Grey menyuruh Tito untuk datang kerumahnya, memeriksa keadaan Navy.

Navy pun menganggukan kepalanya setelah meminum setengah air dalam gelas itu, "Masih 2 hari lagi." Tito mendesah, lelaki itu mengambil gelas di tangan Navy kemudian meletakannya di atas nakas, sebelum akhirnya ia duduk di tepi tempat tidur.

Tadi ketika Tito sampai di rumah Navy, anak itu sedang meringkuk di kasur. Ia mengeluh pusing pada Tito dan akhirnya lelaki itu memberikan injeksi suntikan yang memang biasanya diberikan kepada Navy. Kemudian memberikan anak itu obat penambah darah.

"Gak usah masuk aja deh. Emang kalo gak masuk, lo gak lulus?"

"Enggak sih, itu semacem percobaan doang. Tapi nanti gue gak ada bayangan buat UN." Tutur Navy menjelaskan.

"Yaudah belajar sendiri aja di rumah deh, Grey juga gak bakal ngizinin lo sekolah kalo kaya gini." Navy ingin membantah sebenarnya, mana bisa ia belajar sendiri, kadang di bantu Nara pun ia masih tidak bisa. Meski belum tentu juga soal-soal Pra-UN akan keluar nantinya saat ujian. Namun karena Navy sendiri tau kondisi tubuhnya, jadilah anak itu kini mengangguk setuju.

Navy pun menidurkan tubuhnya, kemudian menarik selimut hingga menutupi lehernya, "Gue tidur ya?" Ujar Navy, entah kenapa meski tidak banyak kegiatan di sekolah tadi, tetap saja tubuhnya merasa lelah, dan sehabis di beri obat, kini ia merasa kantuk.

Tito pun menganggukan kepala. Lelaki itu masih berada di sana, memperhatikan Navy sampai anak itu benar-benar tertidur. Setelah ia rasa anak itu sudah mulai lelap, barulah Tito beranjak dari kamar Navy. Lelaki itu memilih duduk didepan televisi. Ia mengeluarkan ponselnya dan membaca 5 pesan yang belum ia baca, yang tidak lain adalah dari Grey.

GreyfaAlcarano : Gimana?

GreyfaAlcarano : Kalo parah bawa rumah sakit aja To

GreyfaAlcarano : To anjing! bales, gue panik.

GreyfaAlcarano : Obatnya di tempat biasa, suntikin aja kalo dia masih mimisan.

GreyfaAlcarano : Bales anjing!

AgeraDevaldo : Bacot amat

AgeraDevaldo : Udah tidur anaknya.

AgeraDevaldo : Lo pulang kapan?

GreyfaAlcarano : Ini di jalan.

Tito hanya membaca pesan terakhir yang di kirimkan oleh Grey. Anak itu baru saja ingin memasukan kembali ponselnya kedalam kantong celana ketika ia teringat sesuatu. Ia tadi meninggalkan rumah saat adiknya belum pulang sekolah. Tito pun langsung membuka kolam pesan adiknya.

AgeraDevaldo : Di meja ada makanan udah gue masakin

AgeraDevaldo : Sampe gue pulang lo belom makan, liatin aja.

Adekku💕 : Bawel

Tito mendesah melihat jawaban dari adiknya itu. Berbeda dengan Navy yang sedikit manja, Adik Tito satu-satunya itu malah bisa di bilang kebalikannya Navy. Anak ini benar-benar mandiri dan cuek, meski Tito tipikal kakak yang sedikit protektif, namun adiknya itu selalu membalasnya dengan santai, contohnya seperti sekarang ini.

Dear BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang