Dear Biru 41

4.5K 537 118
                                    

"Anjing!"

Samar, umpatan itu terdengar seperti gama di telinganya. Echo yang entah dimana asalnya ia tidak tau. Tubuhnya terasa nyeri, Navy tidak tau apa yang terjadi namun sekujur tubuhnya terasa seperti terbakar. Sekedar membuka matapun lelaki itu tak bisa. Entah dimana dia, kesadarannya sudah terenggut seutuhnya atau tidak, ia tidak tau. Yang ia tau adalah tubuhnya terasa sakit, sangat sakit.

"Navy bangun!—Anjing!"

Lagi, meski ia ingin sekali menuruti ucapan gama itu, namun ia tetap tak bisa membuka matanya ataupun mengucapkan sepatah katapun. Yang ia ingat ia berada di mobil, dengan Atlas di sampingnya—ah, Atlas.

Sebelum semuanya berada di luar kuasa tubuhnya, Navy merasakan tubuhnya di tarik, tanpa suara, tanpa secercah cahaya apapun. Akhirnya semuanya sunyi senyap.

***

Lelaki dengan sweater abu-abu penuh percak darah itu menangis sejadi-jadinya, tidak peduli jika ada yang memperhatikannya atau menertawakannya. Hal yang paling ia takutkan terjadi. Ia tidak tau bagaimana tepatnya hal itu bisa terjadi, namun ketika mobil di depannya berbelok menjadi horzontal tanpa aba-aba, yang Atlas tau tangannya refleks memutar stir agar tidak menubruk mobil itu. Harapannya ia masih bisa mengendalikan mobil itu dan tidak ikut terseret kecelakaan beruntun di hadapannya yang terjadi secara tiba-tiba itu.

Namun perkiraannya salah, dari arah samping sebuah mobil yang berusaha menghindar dari kecelakaan itu juga hampir menabrak mobil Atlas, cahaya menyilaukan sudah membuat pandangan Atlas buram dan yang di lakukannya dengan kepanikan itu adalah menekan gas kencang agar tidak tertabrak, namun ternyata di hadapannya ada sebuah pohon besar yang akhirnya memberhentikan laju mobilnya.

Sakit, Atlas masih ingat sekali rasanya saat ia melihat kedua kakinya yang terjepit dashboard mobil yang bentuknya sudah tidak jelas. namun rasa sakit itu seolah terlupakan olehnya begitu ia melihat Navy tak sadarkan diri dengan darah mengalir di keningnya.

Navy hemofilia.

Navy akan kehabisan darah.

Navy akan...

Segala pikiran buruk itu menghilangkan rasa sakit di tubuhnya, dan mendorong kekuatannya agar dapat membantu Navy, Syukurlah Oksi yang berada di jok belakang mampu bangkit dan membantu mengeluarkan Navy sementara Atlas masih terjebak di dalam mobil.

Dan di sinilah ia sekarang, berada di UGD bersama Navy dan Oksi yang masih tidak sadarkan diri. Kaki Atlas sudah di bebat setelah mendapatkan beberapa jahitan. Seharusnya Atlas beristirahat, namun rasa kantuk dari obat yang di berikan dokter serasa tidak bisa menandingi rasa cemasnya dengan Navy yang tak kunjung sadarkan diri.

"Dia udah stabil kok." ujar seorang suster yang baru saja mengganti perban di kepala Navy yang entah sudah yang ke berapa, Atlas tidak tau.

"Darahnya belum berenti?" Atlas masih memandangi perban putih itu, yang sepertinya sebentar lagi akan berubah menjadi merah lagi.

Suster berseragam pink khas rumah sakit itu menggelengkan kepalanya, "Namanya juga hemofilia, tapi dia udah di suntikin faktor pembekuan kok. Mungkin sebentar lagi berenti."

Atlas menganggukan kepalanya sebelum akhirnya menidurkan kembali tubuhnya, ucapan suster yang terdengar santai itu rasanya sedikit melegakan perasaan Atlas. Meski rasa khawatir itu tak pernah sirnah juga dari dadanya.

Hingga tak lama kemudian seorang perawat pria datang menghampiri suster yang sejak tadi mengajak Atlas berbicara, mereka berbincang pelan dan Atlas tidak berniat mendengarkan. Lelaki itu hanya mengeluarkan ponselnya kemudian teringat kalau ada seorang lain yang terluka di sana dan keluarganya perlu di beri kabar, namun jangankan nomer orang tuanya, Bahkan Atlas tidak tau kalau Navy hanya tinggal dengan ibunya saja.

Dear BiruWhere stories live. Discover now