Dear Biru 32

4.7K 593 101
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Nyatanya keadaan Navy semakin membaik dan anak itu sudah mendapatkan jadwal untuk kemo lusa. Seharusnya Atlas senang mendengarnya. Namun entah mengapa sejak tadi siang bahkan hingga sekarang ketika semua orang yang menjenguk Navy sudah pulang wajah Atlas terlihat murung, terlihat ada banyak hal yang anak itu pikirkan. Benar-benar tidak enak untuk Navy lihat sejak tadi.

"At." Panggil Navy membuat Atlas yang sedang melamun itu menoleh kearah lelaki itu. "Apa?"

"Sakit." Hanya cukup satu kata sakral itu keluar dari mulut Navy, seketika wajah Atlas yang tadinya terlihat linglung dan banyak pikiran, langsung berubah menjadi panik seketika. Seolah pikirannya yang sejak tadi melayang entah kemana, kini tertarik lagi pada yang seharusnya.

"Apanya yang sakit? Gue panggil suster ya." Tangan Atlas langsung bergerak hendak menekan tombol untuk memanggil suster tersebut namun buru-buru Navy menarik tangan Atlas kemudian berkata, "Sakit hati dianggurin." Ujarnya dengan senyuman jahil.

Atlas pun langsung menarik tangannya kasar kemudian melempar pandangannya, "Gak lucu anjing!"

"Dih ngegas." Bukannya merasa bersalah, Navy malah semakin tertawa meledek Atlas. "PMS lo ya?"

Meski Navy menggodanya dengan candaan, nyatanya wajah Atlas masih tidak santai sama sekali. Dan kata-kata yang selanjutnya keluar dari bibir lelaki itu semakin membuat senyuman Navy menghilang, "Lo mau keluar dari rumah sakit sekarang gak?"

"Kok tiba-tiba nanya gitu?"

"Jawab aja Nav." sorot mata Atlas begitu tajam memandangi kedua mata Navy.

"Ya mau lah."

Tiba-tiba Atlas bangkit dari kursinya. Ia mengeluarkan kaus, celana dan juga jaket Navy dari dalam lemari kecil di samping brangkar Navy. "Pegang. Lo siap-siap. Gue ngurus administrasi dulu. Nanti sekalian gue panggil Suster Ratna buat bukain infusan lo."

Navy yang tadinya berbaring akhirnya memposisikan tubuhnya duduk dan bersandar pada dinding. "Ini seriusan?"

"Lo mau keluar dari sini atau enggak?" Nada bicara Atlas semakin tinggi, membuat Navy semakin yakin kalau ada yang tidak beres. Namun Navy urung untuk bertanya kembali. Ia hanya mengangguk dan memperhatikan punggung Atlas yang semakin menjauh meninggalkannya.

Entah apa yang terjadi. Yang Navy yakini, bukan sesuatu yang baik.

***

Pandangan Atlas memang kearah jalan. Namun pikirannya sendiri sudah melayang entah kemana. Navy di sampingnya tertidur. Tubuhnya masih lemas hingga untuk jalan ke mobil saja butuh usaha ekstra dan mebuatnya kelelahan. Sejujurnya Atlas tidak tega. Namun ia sendiri tak tau harus bagaimana.

Ucapan Grey masih terngiang-ngiang di kepalanya seperti sebuah alarm yang menyakitkan, "Arco kabur dari penjara." Memikirkannya saja membuat Atlas meremat stir kemudi dengan begitu kencang.

Dear BiruWhere stories live. Discover now