Dear Biru 28

6K 628 85
                                    

Dear Biru : mungkin hal ini tak ku katakan secara gamblang. Namun tak kubuat juga tersirat. Seharusnya kamu tau. Kamu, disayangi semesta.

***

Wajah Nana adalah objek pertama yang Navy lihat begitu lelaki itu membuka kedua matanya. Namun begitu pandangannya jelas dan melihat mata Nana yang begitu sembab, Navy langsung mengerutkan keningnya tidak suka. Namun yang Nana tangkap justru berlawanan dari maksud Navy yang sebenarnya.

"Kenapa? Pusing banget?" Tanya Nana begitu melihat Navy mengerutkan keningnya. Gadis itu bahkan tiba-tiba berdiri, entah apa yang ingin gadis itu lakukan, namun Navy langsung menarik tangan gadis itu, "duduk." Suara Navy begitu serak, bahkan diakhir kata sempat lenyap, tidak terlalu jelas terdengar namun Nana mendengarnya.

Gadis itu langsung kembali duduk tenang di tempatnya. Ia memajukan tubuhnya kedekat tempat tidur kecil UKS, menyanggah tubuhnya dengan sikutnya dan tangan satunya mengelus-elus kepala Navy. "Kenapa bodoh sih?" Tanya Nana bukan dengan nada mengejek, justru nada itu terdengar penuh kekhawatiran.

"Biar bisa lo bego-begoin."

"Gak nyambung dah." Nana menepuk pelan bahu Navy, membuat lelaki itu tertawa pelan, hanya sebentar karena sesudahnya, lelaki itu langsung terbatuk.

"Mau minum?" Tawar Nana yang tangannya terjulur berniat mengambil segelas air yang sejak tadi berada di meja kecil samping kasur. Namun Navy tiba-tiba meraih tangan Nana dan menggenggam jemarinya. "Mau Nana." Jawabnya, benar-benar membuat jantung Nana berdetak tak karuan.

"Atlas mana?" Tanya Navy langsung membuat perasaan Nana kembali normal, untung saja.

"Ke kelas, ambil tas lo. Sekalin izin guru piket."

"Gue gak mau pulang." Seru Navy.

"Gak usah bandel dah. Jangan ngeyel kaya tokoh-tokoh di wattpad. Nanti mati loh."

Mendengar ucapan Nana, Navy pun langsung mengerutkan keningnya, "hah?"

"Gue ada aplikasi bacaan baru, wattpad namanya. Seru deh, lo harus download juga, pokonya lo harus baca ceritanya mak kopay—"

"Na, pusing gue denger ocehan lo." Nana langsung menutup mulutnya sendiri dengan tangan yang bebas, sementara tangan satunya masih digenggam oleh Navy. Namun melihat ekspresi Nana yang merasa bersalah langsung membuat Navy tersenyum, "bercanda, nanti gue baca."

Satu hal yang selalu membuat Nana jatuh cinta berkali-kali dengan lelaki di hadapannya. Navy tak pernah memaksa Nana menjadi orang lain. Navy tak pernah mengejek impian Nana sama sekali. Navy tak pernah melihat Nana seperti orang aneh karena imajinasi gadis itu yang bisa dibilang terlalu unik. Navy selalu menerimanya apa adanya.

Tak berapa lama kemudian Atlas masuk kedalam UKS dengan napas yang tidak karuan, wajahnya terlihat cukup pucat, namun ada sedikit raut kelegaan saat ia melihat Navy membuka matanya dan menatapnya begitu Atlas masuk kedalam UKS.

"Lo udah bangun?" Tanya Atlas yang bahkan suaranya terdengar aneh.

"Enggak, masih pingsan gue nih." Jawab Navy malas. Karena memang pertanyaan Atlas terdengar seperti candaan. Namun bukannya tertawa, Atlas malah terdiam saja. Wajah pucatnya tidak merona sedikitpun bahkan setelah Navy memberikan candaan.

Dear Biruजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें