9.Meet u again

51K 2.7K 29
                                    

Sebagai penulis baru yang biasanya hanya menulis sambil menunggu pesawat, ternyata menyenangkan kalau tulisannya dilihat sampai 500 orang ya...norak yoben..hihihi..
so inilah part tambahan ubtuk perayaan buat viewer yang lewat dari 500 ini..walau partnya kurang panjang..Enjoy!!!

******
Selesai acara, Cheryl segera pamit pulang pada Bunda Shanty karena hari sudah agak malam dan Bunda Rahma juga pamit pulang bersama anak-anak panti.

"Rheino, kenalkan dulu sama teman bunda ni, Cheryl.. ," panggil Bunda Shanti pada Rheino yang sejak tadi nampak menatap tajam ke arah Cheryl penuh amarah. Cheryl yabg melihatnya pun nampak bergidik, makanya lebih baik dia cepat pulang, namun pas pamit malah dikenalkan sama Bunda Shanti.

"Cheryl ini yang buat tiramisu dan klapertaart kesukaan kamu itu lho, " Rheino disuruh mengulurkan tangannya ke Cheryl oleh Bunda Shanti.

"Rheino.." Rheino mengulurkan tangannya pura-pura tak mengenal Cheryl.

" Saya Cheryl.." Cheryl pun ikut dalam permainan Rheino

" Naaah karena kamu udah mulai masuk kantor lagi, kalau pengen makan tiramisu bisa langsung delivery order ke Cheryl ini," Bunda Shanti kemudian ganti memandang Cheryl.

" Selama Rheino sakit, dia bisanya makan masakanmu lho Cher.. tiramisu, ogura, macaroni schotel, sampe-sampe pas Rheino pengen makan klapertaart, Bunda juga pesen ke kamu padahal kamu gak jual klapertaart. Pas 10 porsi klapertaartnya sudah datang, langsung tandas dimakan Rheino, kayak orang gak makan seminggu aja. Makanan lain gak bisa masuk. Haduuuh kayak orang ngidam aja ya. Laki kok ngidam...Bunda curiga, jangan-jangan kamu ngehamilin anak orang.. Kamu sih bandel banget dibilangin jangan suka bergaul sama si Lana itu, jadinya begini deeh... Untung Cheryl mau direpotin bunda..." Bunda Shanti ngomel-ngomel ke arah Rheino dan Cheryl bergantian tak bisa dipotong.

Cheryl sendiri terpana sama kata-kata Bunda Shanti. Sementara Rheino mendelik ke arah Cheryl seakan-akan was-was kalau Cheryl akan bercerita tentang kejadian malam itu pada Bundanya. Apa mungkin Rheino ngidam anak yang dikandung Cheryl?Bagaimana mungkin?

"Bunda, Saya mau pamit pulang dulu karena sudah malam. Taksi online saya sudah dekat." Cheryl menunjukkan hpnya yang menunjukkan lokasi taksi online yang dipesannya.

"Loooh... kok naik taksi online, Rheino tolong dianterin Cherylnya ya... kasian, kamu udah sering dimasakin, masak kamu tega membiarkan dia pulang sendirian.. ," Bunda Shanti mendelik melihat Rheino nampak enggan beranjak untuk mengantar pulang Cheryl.

*******

Cheryl duduk di sebelah Rheino yang sedang mengendarai mobilnya menuju alamat yang tadi dieritahu Cheryl yang ternyata tidak terlalu jauh walaupun rumah Cheryl di pinggiran Jakarta. Kebisuan mewarnai mereka berdua.

" Lo cerita apa sama Bunda?" Rheino yang sejak tadi penasaran akhirnya mencoba bertanya.

" Gue gak cerita apa-apa, memang kenapa?" Cheryl nampak menyembunyikan perutnya dengan gamisnya yang nampaknya tidak bisa diajak bekerja sama menyembunyikan perutnya yang mulai membuncit terlihat, apalagi saat duduk begini. Untung Rheino tampaknya tidak banyak melihat ke arahnya.

" Gue gak mau Bunda turut campur dalam urusan kita", Wajah Rheino tampak mengeras.

" Memangnya kita punya urusan apa?" Cheryl mencoba menahan amarah pada pria itu. Rheino tampak gusar dengan jawaban Cheryl barusan.

" Lo hamil?"

deg...

" Kenapa lo nanya gitu?"

" Lo tuh gue tanya, dari tadi malah balik nanya", Rheino kesal.

"Ya kan gue heran, kenapa tiba-tiba lo nanya ke gue begitu," Cheryl bingung mau jawab apa.

"Lo kan denger sendiri perkataan bunda tadi. Dan setelah gue bubar sama Lana, gue cuma ngelakuin sama lo. Sementara lo liat Lana di TV gak ada tampang hamil kan?"

Oooh jadi selama ini Rheino dan Lana begituan?? Cheryl menarik napasnya dalam-dalam.

" Kenapa lo diam?" Cheryl memalingkan wajahnya ke jendela dan kemudian Rheino menepikan mobilnya di bahu jalan tol.

"Kenapa lo dari tadi sibuk menarik gamismu? Beneran lo hamil?" Rheino mencoba menyingkirkan tangan Cheryl yang masih mencoba menutupi perutnya.

"Apa peduli lo kalau gue hamil, toh lo juga gak menginginkannya kan?" Cheryl menepis tangan Rheino dengan sekuat tenaga.

" Jelas gue peduli, lo yang bilang ke gue kalau lo mandul kan? Trus kenapa bisa sekarang lo hamil? Mana lo sok pendekatan sama Bunda, mau maksa gue buat nikahin lo? Gue pastiin lo gak bakalan bisa maksa gue buat nikahin lo sekalipun lo hamil anak gue." Rheino kembali menjalankan mobilnya dengan kesetanan. Cheryl hanya diam dan sesekali menghapus air mata yang mengalir deras ke pipinya.

Rheino menghentikan mobilnya di depan rumah Cheryl sesuai petunjuk GPS.

" Gue kenal sama bunda lo hampir setahun yang lalu di tempat Bunda Rahma saat gue mau mengadopsi anak namun gagal dan gue gak tau sama sekali kalau itu nyokap lo. Gue memang diceraikan suami gue karena katanya gue mandul, jadi gue gak berniat menipu lo. Kalau kemudian gue hamil, gue anggap mungkin Tuhan memang memberi gue keturunan lewat cara ini," Cheryl menghela nafasnya dalam-dalam menenangkan emosinya.

"Kalau lo khawatir gue minta lo nikahin, sejak dulu gue akan datang ke lo untuk minta tanggung jawab, bukan sekarang. Jadi gue pastikan kalau gue tidak akan menuntut untuk lo nikahi apalagi memeras lo. Bagi gue hamil anak ini merupakan anugrah buat hidup gue, dan akan gue jaga. dengan atau tanpa ayahnya," Cheryl mencoba bicara dengan tenang walau terasa dia menahan tangis.

" Terima kasih karena malam ini mau nganterin gue, terima kasih lo menyukai kue-kue bikinan gue, dan terima kasih buat benih yang pernah lo tanam dalam perut gue. Itu sudah cukup..," Cheryl turun dari mobil dan masuk ke rumahnya tanpa menoleh sedikitpun.

Kini tinggalah Rheino dalam mobil yang entah mengapa tidak bisa berkata apa lagi saat mendengar kalimat Cheryl yang begitu tenang walau Rheino tahu saat turun dari mobil air mata Cheryl sudah tak dapat dibendung lagi karena dilihatnya berkali-kali tangannya menyeka matanya.

******

Thank you fo voting and comments..


My Billionaire BabiesWhere stories live. Discover now