29. Terima kasih

68.1K 3K 291
                                    

Readers kesayangan, maaf ya telaaat banget uploadnya. Sungguh inginnya sih tiap minggu bisa upload. Apa daya kerjaan author gak cuma nulis di WP karena di dunia nyata author juga punya kerjaan banyak dan bulan-bulan seperti ini lagi sibuk-sibuknya.
Smoga tulisan ini bisa mengobati rasa rindu pada Cheryl dan Rheino ya...

Jangan lupa vote dan komennya..kl ada yang salah tolong tandain ya..belum sempat dicek lagi

Happy reading dan salam sayang dari author yang hidupnya dari pesawat satu ke pesawat lain dan dari hotel satu ke hotel lain

******

Arteti yang sedang berkacak pinggang dengan gayanya yang angkuh dan sok nyonya besar menolehkan wajahnya ke arah Rheino. Tersirat di matanya sedikit ketakutan karena melihat Rheino yang mukanya kini tampak kesal dan marah kepadanya.

"Maaf ya mbak eh tante ehm ..... siapa namanya?" Rheino mendelik kesal ke arah Arteti yang kini di depannya.

"Arteti.."

"Oh iya tante Arteti, saya panggil tante ya, karena istri saya juga panggilnya gitu. Mari kita bicarakan masalah ini ke Resto saya saja yang di atas lantai ini, biar lebih leluasa ngobrolnya gak kayak manusia bar-bar teriak-teriak gak karuan di sini,"  Rheino bicara sengan sangat tegas. Arteti mengangguk setelah menoleh ke arah Ikmal yang juga nampak mengiyakan dan mulai kesal dengan Arteti.

Rheino melangkah ke arah Cheryl serta mencium kening dan menggandengnya setelah sebelumnya menundukkan wajahnya dan menciumi kedua anaknya yang masih tertidur lelap di stroler yang didorong Cheryl. Sementara Ikmal yang melihat pemandangan tersebut hanya terpana melihat Rheino yang nampak begitu  menyayangi Cheryl dan kedua anaknya tanpa dia sangka.

Rheino dan Cheryl berjalan diikuti Arteti dan Ikmal ke arah restoran mereka. Restoran tersebut bergaya eropa classic, terkesan mewah, berkelas dan tidak terlalu ramai karena jam makan siang telah berlalu, sementara belum mulai jam makan malam. Cheryl bahkan baru mengetahui jika ternyata restoran tersebut milik Rheino yang ternyata memiliki beberapa restoran di mall ini. Cheryl memang tidak terlalu peduli dengan kekayaan atau perusahaan apa saja yang dimiliki Rheino. Cheryl hanya berkonsentrasi pada kedua buah hatinya sesuai pesan Rheino. Bahkan kelincahan Cheryl dalam merawat kedua anak kembarnya selalu membuat Rheino terpesona. Itulah sebabnya Rheino melarang Cheryl bekerja di luar. Rheino tak mau Cheryl terlalu capek dan banyak pikiran.

Cheryl diajak duduk Rheino di sebuah meja yang agak besar yang terletak di pojok restoran twrsebut. Manajer on duty yang mengetahu kedatangan Rheino segera menyambutnya dan kemudian mempersiapkan makanan terbaik di restorannya tanpa Rheino minta. Dipersilahkannya Arteti dan Ikmal duduk di depan mereka.

Sementara itu, Bunda Shanty lebih memilih duduk di meja lain, menunggu kedua cucunya yang masih terlelap dan tidak mau terlalu mencampuri urusan anaknya yang sudah dirasanya dewasa. Selain itu juga Bunda malas mengurusi orang-orang yang bisanya merusak kedamaian seperti keluarga Ikmal.

"Terima kasih tante mau ikut kami kesini. Kenalkan saya Rheino, suami Cheryl. Tentu tante sudah tahu karena kita pernah bertemu sebelumnya kan? Dan saya yakin lelaki di samping anda ini Ikmal, mantan suami Cheryl?" Rheino tersenyum tipis sambil memulai pembicaraan dan mengulurkan tangannya bersalaman dengan Ikmal yang dari tadi nampak mati kutu.

"Iya, saya Ikmal. Senang bertemu anda." Ikmal tersenyum ke arah Rheino dan melirik ke arah Cheryl yang terlihat memandang ke arah Rheino karena tangannya kini digenggam Rheino di atas meja.

"Okey, begini ya saya langsung saja, tante dan Pak Ikmal, saya bosan diganggu dengan kenorakan tante selama ini. Kenapa sih tante demen banget ngurusin istri saya? Apa istri saya pernah mengganggu tante?"

My Billionaire BabiesWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu