28. Mantan

46.6K 2.3K 123
                                    

Hai Readers kesayangan...
Maaf atas keterlambatan uploadnya yaaa...
Kalau ada typo, komen ya, biar bs segera direvisi
Happy reading
Dont forget to vote n comment

********

Bunda Shanty menoleh ke arah Cheryl, menatap Cheryl yang kini menunduk dan menghela napas panjang mengumpulkan kesabaran.

"Kamu kenal mereka Cher?" Bunda Shanty bertanya pada Cheryl setengah berbisik.

"Iya Bun.." Cheryl berkata perlahan.

"Siapanya kamu?"

"Mereka mantan mertua Cheryl bun.." Cheryl menatap Bunda Shanty, ingin melihat reaksi bunda yang sejak tadi sudah cukup emosi menghadapi mantan mertuanya. Cheryl memang pernah menceritakan sekilas kisah perkawinannya dulu dengan perlakuan mantan suami dan mantan mertuanya tapi tidak secara detail.

"Cher... Cheryl kaaan? Kenapa kamu gak sopan begitu sama kami? Main ngeloyor gutu aja. Pura-pura gak kenal? Apa kamu mau menutupi sesuatu? Jangan-jangan ibu ini gak tau kalau kamu dulu pernah menikah dan anaknya menikah dengab janda?" Ibu-ibu tadi kembali nyolot. Cheryl membelalakkan kedua matanya.

"Bu, tolong kalau berkomentar yang benar. Saya tahu kalau menantu saya memang janda. Gak ada salahnya menjadi janda dan saya bangga sama dia, kami menyayanginya. Dan kalau memang dia dulu pernah menikah dan mempunyai mertua seperti anda, lebih baik memang dia jadi janda dan dapat anak saya," Bunda yang makin kesal refleks menjawab. Cheryl yang masih menggendong abang dan tadinya tak mau berkomentar kemudian mau tak mau membalikkan badannya.

"Maaf ayah dan ibu, anak saya masih nangis dari tadi dan sekarang pengen nenen, jadi maksud saya, biar saya nenenin dulu baru nanti saya jelaskan kalau anak saya sudah tenang atau tidur. Saya permisi mau nenenin anak saya dulu ya..." Cheryl mengulurkan tangannya menyalami dan mencium punggung mantan mertuanya tersebut dengan sopan walau abang masih sesenggukan dan tanganya sibuk mencoba membuka kancing baju Cheryl mencari amunisinya.

"Jadi bener anak itu anak kamu? Hebat banget kamu ya Cher, belum juga 2 tahun cerai dari Ikmal, tapi anak kamu udah belajar jalan aja. Pantesan kamu ngotot pengen cerai dari Ikmal, pakai nuduh Ikmal selingkuh segala. Ternyata kamu sendiri yang selinguh.Tuhan memang tidak tidur, sekarang ketahuan kan siapa yang selingkuh. Dasar perempuan pembawa sial!!" Ayah mertua Cheryl nerocos tanpa henti saat Cheryl hendak meninggalkan mereka. Cheryl menghela napas dan memegang tangan bunda lebih erat mencari kekuatan dan menahan kesabarannya.

"Maaf pak, jangan menuduh menantu saya sembarangan. Cheryl tidak pernah berselingkuh dengan anak saya. Mereka bertemu setelah Cheryl 5 bulan bercerai. Cucu saya juga lahir prematur karena kembar. Jadi bapak jangan menuduh sembarangan. Kalau bicara juga tolong disaring dulu." Bunda Shanty masih membela Cheryl yang kini terdiam dan melihat kedua mata Cheryl yang berkaca-kaca. Bunda Shanty memang tak segan membela yang benar apalagi bila ada yang menindas seperti ini.

Cheryl yang sudah hafal dengan perilaku mantan mertuanya memang sengaja memilih diam karena walaupun dia membela diri sesuai kebenarannya, tapi hasilnya akan percuma Tak ada gunanya mendebat mantan mertuanya yang selalu merasa diri dan anaknya paling benar. Tapi tidak dengan Bunda Santy, walaupun Bunda Shanty orang yang santun, tapi melihat menantunya diinjak-injak, hatinya ikut merasakan kepedihan, jadi perlu juga memberi pelajaran pada mantan mertua Cheryl tersebut.

"Maaf ayah dan ibu, saya mau nenenin anak saya sebentar, kalau berkenan, nanti saya jelaskan. Ayah dan ibu bisa menunggu saya sebentar. Kasian anak saya dari tadi menangis dan kehausan. Tapi kalau ayah dan ibu tidak berkenan, tidak apa-apa." Chery segera melangkah menyingkir tanpa menoleh lagi ke arah mantan mertuanya yang masih saja mengomel itu dan menuju ke ruang breastfeeding di mall tersebut yang jaraknya tak terlalu jauh dari restoran tempat mereka makan.

Tak lama kemudian Cheryl kembali ke restoran tadi sambil menggendong Abang yang kini kekenyangan dan tertidur nyenyak setelah menangis lama dan kehausan. Dilihatnya kini Bunda sendirian menggendong adek yang nampaknya juga mulai terkantuk-kantuk. Cheryl mendekat dan meletakkan abang yang sudah nyenyak ke strollernya dan kemudian menghampiri bunda sambil mengambil adek dari gendongan bunda.

"Bun, mereka udah pergi jadinya?" Cheryl menepuk-nepuk pantat adek yang sudah setengah tidur.

"Mereka jadinya minta ganti rugi untuk membeli baju ganti. Bunda malas adu mulut lagi, ya sudah bunda kasih aja biar mereka pergi. Astagaaaa...Bunda gak menyangka mereka mantan mertuamu Cher...benar-benar keterlaluan mereka... Bagaimana dulu nasibmu jadi menantu mereka, bunda gak kebayang penderitaaanmu naaak..." Bunda mengelus rambut Cheryl perlahan.

"Sudah berlalu Bun..Cheryl udah lupakan..Cheryl udah bahagia sekarang, punya mertua seperti Bunda yang memperlakukan seperti anak sendiri Bun.." Cheryl membalas pelukan Bunda Shanty lembut. Bunda memegang kedua pipi Cheryl perlahan.

"Bunda saja sampai khilaf meladeni mereka sampai darah tinggi begini, apa jadinya kamu dulu masih anak kemarin sore diperlakukan rendah sama mereka. Kamu luar biasa Cher.." Bunda kembali menepuk pipi Cheryl perlahan dan mengelus rambut Cheryl yang kini tersenyum melihat Bunda Shanty sayang sekali kepadanya.

******

Cheryl dan Bunda Shanty selesai mengunjungi outlet ogura pertamanya dan mengajak ngobrol para karyawannya yang sekarang makin banyak. Bunda Shanty, seperti halnya Cheryl selalu memperlakukan karyawannya seperti saudara sehingga mereka sangat akrab. Mereka selalu ramah dan bersendau gurau dengan para karyawannya sambil bekerja. Perasaan bahagia dan keramahan ini juga menular pada karyawannya yabg ramah dan senang hati saat melayani para pembelinya.

Namun Cheryl tak bisa terlalu lama disana karena sejak tadi Rheino sudah menelpon berkali-kali agar mereka pulang saja. Bahkan kini Rheino malah mempercepat meetingnya agar bisa segera menjemput mereka dan bisa segera pulang.

Cheryl masih berpamitan dengan para karyawannya saat tiba-tiba terdengar suara perempuan.

"Wadooooh udah mbrojol beneran ni anaknya. Bener kata ayah dan ibu. Ternyata lo melakukan segala cara buat cerai dari Ikmal pakai memfitnah aku segala biar ayah dan ibu tak merestui hubungan kami. Ternyata kamu sendiri yang selingkuh dan dapat mangsa baru orang kaya. Menjebak dihamili biar dikawinin. Sukses lo ya sekarang. Luar biasa...." Seketika Bunda Shanty menengok ke arah suara cempreng perempuan yang berteriak-teriak tak sopan di tengah mall itu.

Dilihatnya seorang perempuan kurus dengan dandanan menor, celana jeans ketat sobek-sobek di dengkulnya serta sepatu yang lagi hits buat jalan. Sungguh gayanya yang sok anak muda tidak dapat menutupi wajahnya yang memperlihat beberapa kerut dan flek hitam di pipinya yang tak mampu tersamarkan dengan bedak tebalnya sehingga umurnya terlihat 10 tahun di atas Cheryl kini berkacak pinggang.

Dilihatnya seorang lelaki di belakang perempuan tadi diam setelah ajakannya untuk menyudahi perkataan perempuan tadi tak digubris sedikitpun oleh perempuan itu. Lelaki itu nampaknya merupakan suami wanita itu yang juga merupakan mantan suami Cheryl, Ikmal.

"Apaan pakai bengong melongo segala, emang gitu kan kenyataannya? Gak usah banyak alesan kamu.."

"Astaghfirullah tante...Saya gak tahu musti bilang apa ke tante. Tante maunya apaan sih sebenerny?" Cheryl menanggapi teriakan wanita itu dengan malas. Dia juga melakukannya agar wanita itu diam dan tidak menganggu pengunjung outletnya dengan teriakan kerasnya.

"Dasar wanita tak tau diri, pakai pura-pura bego..."

"Sekali lagi lo berani ngomong dan ngatain bini gue, gue panggil satpam buat ngusir kamu dari mall ini.." Tiba-tiba suara laki lain dari belakang memotong perkataan Arteti, wanita selingkuhan Ikmal yang mungkin kini sudah jadi suaminya.

*******
Jangan lupa vote dan komen yaaa...
Salam sayang dari author di Masjid Nabawi

My Billionaire BabiesNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ