30. Ketagihan

54.4K 1.7K 157
                                    

Hiiii readers kesayangan, setelah sekian lama akhirnya upload juga...
Maafkan kevakuman D selama hampir setahun ini yang lagi sibuk di dunia nyata...
Part ini karena authornya lagi warming up buat menulis, jadi banyak adegan yang mungkin membuat yang belum cukup umur hatus menyingkir ya.
Jangan lupa vote dan komennya yaaa...
Happy reading ya gaes!!!

*****

Hari masih gelap saat dini hari ini Cheryl terbangun dari tidurnya karena mendengar abang terbangun dan menangis dari kamar sebelah. Pelan-pelan Cheryl bangun dari ranjangnya. Udara dingin langsung dirasakan badannya saat disingkapkannya selimut tebalnya.

Omaigod, ternyata tubuh Cheryl sudah tak mengenakan sehelai benangpun. Hemmm..., Cheryl masih ingat ini ulah panas Rheino semalam. Cheryl yang semalam sudah mengantuk berat dilucuti pakaiannya dan diciumi Rheino sampai tak kuasa menolak Rheino yang hari-hari terakhir ini selalu minta jatah hariannya dan hanya off saat haid tiba.

Cheryl tersenyum kecil. Digagapnya kimononya dibawah selimutnya seperti biasa namun tak juga ditemukannya. Diedarkannya pandangannya ke sebelah ranjangnya namun tak kunjung ditemukan. Entah dilempar kemana oleh Rheino yang kadang kalau sudah tidak sabar suka tak perduli melemparkan baju Cheryl kemana saja. Rheino juga suka kalau Cheryl tidur tanpa baju meskipun banyak lingerie yang dibelikan untuk Cheryl saat Rheino business trip. Cheryl sampai sering bingung, buat apa Rheino membelikannya lingerie banyak-banyak kalau ujung-ujungnya dilepasin juga dan gak boleh dipakai lagi. Hemmm... tapi sudahlah, yang penting Rheino bahagia.

Dilihatnya Rheino sudah tidak ada di sebelahnya. Cheryl sudah hapal, biasanya Rheino memang suka meninggalkannya untuk menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerjanya saat dini hari. Rheino memang pekerja keras dan bila sedang bekerja dia tak akan pernah mau diusik Cheryl atau siapapun. Chery pernah mencoba memberinya perhatian, tapi yang ada malah dia kena marah. Rheino memang keras walau kalau sudah di ranjang bisa tiba-tiba menjadi sangat lembut. Yang jelas, Rheino tidak suka diatur, bahkan kalau dia merasa diatur, dia akan marah. Cheryl sudah cukup memahaminya, Rheino lebih suka istrinya menurut, tidak banyak protes atau menuntut, maka dia akan memanjakan istrinya dengan sendirinya.

"Hai Mami...Abang mau mimik cucu niiii...", tiba-tiba Rheino muncul sambil menggendong abang yang masih sesenggukan. Cheryl tersenyum sambil menutup tubuhnya sampai dada dengan selimut sambil memandang Rheino yang memang tak pernah kuasa bila diganggu oleh anak-anaknya.

"Abang lapar ya.. sini-sini..nenen sama mama dulu.." Cheryl yang masih berbalut selimut kemudian mengulurkan tangannya meraih abang dari gendongan Rheino. Abang kemudian segera asyik minum ASI sambil memegang-megang rambut ikal Cheryl sampai mengantuk dan tertidur kembali. Sementara itu, Rheino merebahkan badannya di sebelah Cheryl dan kemudian memeluknya dari belakang.

"Maaf ya mas, Cheryl tadi gak kebangun pas dengar Abang nangis kebangun.." Cheryl berbisik perlahan ke Rheino, khawatir Abang akan kaget dan terbangun dari tidurnya yang belum begitu nyenyak.

"Emang aku dari tadi belum tidur. Trus dengar abang menangis, jadi sekalian saja dia kuambil dan kubawa kesini"

"Lho kenapa, gak bisa tidur? Cheryl pikir mas lembur di ruang kerja seperti biasanya" Cheryl heran.

"Habis enak-enakan semalam jadi males tidur" Rheino nyengir sambil tersenyum simpul.

"Lho kok gitu? Kenapa?" Cheryl mengernyitkan dahinya keheranan dan sedikit tersenyum tersipu malu.

Rheino mendekat ke telinga Cheryl dan berbisik, " Karena sekarang dunia nyata lebih indah dibandingkan dunia mimpi..." Cheryl langsung memerah mukanya mendengar gombalan Rheino.

"Dasar gombal...," Cheryl memukulkan tangannya perlahan ke kaki Rheino yang kini sudah melingkar ke tubuh Cheryl. Sungguh sifat Rheino akhir-akhir ini membuat Cheryl heran, sering banget gombal. Padahal dulu, boro-boro gombal, ngomong aja ketus banget. Sekarang Rheino memang lebih suka terang-terangan menyatakan perasaannya. Cheryl yang awalnya masih malu-malupun sekarang sudah cukup berani karena kadang Rheino paksa untuk menyatakan apa maunya.

"Aku udah ketagihan sama kamu..," Rheino berbisik di telinga Cheryl sambil meniup anak rambut Cheryl sebelum menciuminya. Seketika tengkuk Cheryl merinding dan bergetar. Entah, Cheryl juga susah menahan hasratnya kalau Rheino sudah seperti itu. Tak pernah kuasa melawan justru malah ingin lebih.

" Ish, masih ada abang ni Mas... masak tadi aja baru dikasih udah minta lagi.." Cheryl nyengir salah tingkah dan membuat pipinya kemerahan menahan malu. Sungguh saat seperti ini selalu membuat hasrat bercinta Rheino makin naik. Cheryl yang selalu malu-malu di ranjang dengan pipinya yang kemerahan. Padahal kalau sudah bercinta, ganas dan mampu mengimbangi Rheino yang sedang senang-senangnya bercinta.

"Hemm... kamu ni ya....pura-pura gak mau, padahal kl udah mulai, jadinya HOT banget, bikin ketagihan akut..." Rheino mulai menyentuh dan menciumi area sensitif Cheryl dengan lembut yang membuat Cheryl tak kuasa untuk membalasnya.

" Tunggu, aku taruh abang di kamarnya dulu, kamu jangan tidur, dan jangan coba-coba cari bajumu yang tadi kamu pakai" Rheino mengancam sambil mengangkat tubuh abang perlahan agar tak terbangun karena kaget. Jangan sampai abang bangun dan menggagalkan rencananya ena-ena sama Cheryl habis ini.

Beberapa menit kemudian Rheino kembali sambil senyum-senyum.

" Abang sempat kebangun dikit, untungnya trus tidur lagi," Rheino tersenyum sambil melingkarkan lengannya ke tubuh Cheryl di dalam selimut. Cheryl hanya bisa pasrah.

" Mas gak kerja malam ini?" Cheryl mencoba mengalihkan perhatian Rheino yang mulai menciumi area sensitif Cheryl sementara tangannya bergerilya ke daerah lain yang membuat Cheryl mulai melenguh keenakan.

Desahan dan erangan keenakan Cheryl makin membuat Rheino bergairah dan akhirnya menuntaskan hasratnya malam ini setelah membuat Cheryl klimaks dua kali. Sungguh malam yang panas, empat kali sudah malam ini Cheryl mencapai klimaksnya.

Cheryl selalu menikmati permainan ranjang Rheino yang panas dan tidak pernah egois. Selama pernikahannya dulu, Cheryl hanya merasakan kenikmatan tanpa bisa mencapai klimaks karena Ikmal yang egois dan keburu klimaks duluan. Berbeda dengan Rheino yang sejak kecelakaan panas malam itu selalu bisa membuat Cheryl klimaks dalam setiap percintaannya. Bahkan sejak Cheryl sembuh dari sakit, Rheino makin manis dan lembut padanya.

Cheryl masih merasakan kedua kakinya lemas dan keringatnya masih menetes saat tubuhnya dipeluk Rheino erat. Pipinya yang masih kemerahan setelah mencapai puncak kenikmatan tak kunjung memudar.

"Makasih sayang, kamu selalu bisa memuaskanku dan bikin aku gak berhenti ketagihan,  I'm addicted to you sayang, I love you..," Rheino membisikkan kata-kata penuh cintanya sambil menciumi tengkuk dan leher istrinya yang memerah pipinya tersipu dan bahagia.

"Mas, kalau mas ciumin aku terus, ada yang pengen lagi ntar mas, gak kelar-kelar sampai pagi", Cheryl mendesah saat ciuman bertubi-tubi Rheino membuatnya kembali merinding dan menjalar ke semua tubuhnya.

"Gak papa, mas masih sanggup..", Rheino nyengir sambil menggoda istrinya. Sungguh Rheino sudah ketagihan akut. Pernah Rheino membayangkan kalau tidak ada Cheryl di sampingnya, tampaknya dia bisa gila. Entah mengapa setiap melihat Cheryl, Rheino selalu tergila-gila.

"Iiih mas ah, sisain buat besok aja ya, udah cukup yah olahraganya malam ini.." Cheryl berbisik dan kembali mendesah karena saat dia berbisik, ciuman Rheino malah makin membabi buta kembali.

"Kamu sih, makin seksi aja, jadi mas mau terus sayang.. " Rheino kembali menggerayangi tubuh Cheryl.

"Mas tiap hari ajakin olahraga malam, udah berapa kalori itu yang terbakar tiap hari, ya jelas aku makin langsing mas. Auuuw... maaaaas..... " Cheryl menjerit kecil sambil memegang tubuh Rheino saat dirasanya Rheino kembali mengusik area kenikmatannya.

"Sekali lagi ya sayang?" Mulut Rheino kembali meminta tapi bagian tubuh yang lainnya sudah mendahuluinya. Ciuman bibir Rheino yang panas membuat Cheryl tak mampu bicara untuk mengiyakan. Tapi balasan ciumannya sudah cukup buat Rheino untuk meneruskan permainan panasnya malam ini.

Cherylpun sudah tidak berkata apa-apa, hanya desahan dan erangan kenikmatan yang bisa keluar dari mulutnya sebelum tangannya mencengkeram Rheino erat saat ia merasakan kenikmatan yang membuat tubuhnya menggelinjang dan kedutan hebat di area sensitifnya.  Akhirnya kakinya kembali lemas dan tubuhnya terkulai dalam dekapan suaminya saat tertidur dengan senyum penuh kebahagiaan.

*******
Semoga bisa mengobati rindu readers kesayangan semua ya..
Walau cuman sedikit, lumayan terengah-engah lah ya bacanya.
Smoga habis ini bisa lebih rutin lagi meneruskannya walau mungkin gak terlalu lama lagi ditamatin.





My Billionaire BabiesWhere stories live. Discover now